Minggu, 05 Mei 2013

Hari ini Kakang Pulang

Pagi sekali, sebuah sms kukirimkan :
"Kang, pulang jam berapa?"

Dua minggu sudah sulungku menjalani pengabdian di masyarakat, sebagai syarat kelulusan Mu'alimin setingkat SLTA di perguruan Persis dimana ia menuntut ilmu. Dan hari ini adalah rencana kepulangannya.

"Sekitar jam 8 dari sini, perjalanan sekitar 7 jam. Nanti dikabari kalau sudah dekat, ya, bu." Jawaban Kakang membuatku makin gesit 'menari' di dapur, mempersiapkan makanan kesukaannya. Terbayang, selama dua minggu tinggal di sebuah tempat jauh di daerah Selatan Garut, berjarak sekitar 106 km dari ibukota kabupaten, ia pasti rindu masakan ibunya (*ge-er in the kitchen hehe ...

Di sela kesibukanku, memasak dan membuat brownies kukus, kusiapkan bekal untuk si bungsu. Anakku nomor dua hari minggu ini harus berlatih untuk LBB (lomba Baris Berbaris) antar sekolah. Besok Senin adalah hari H-nya. Dalam antusiasme yang selalu terjaga di segala kegiatan yang diikuti, Cici berseru :"doain Cici ya, bu, biar bisa jadi komando terbaik." Aaamiiin, doaku selalu untukmu, Nak, tanpa kau minta.  
"Eh, kakang pulang hari ini, ya, bu?" cetusnya sambil memasukkan kotak bekal ke dalam tas. "Nanti Cici ikut jemput, ya!" Oke

Punggung Cici hilang di balik gerbang, dengan janji, ketemuan siang nanti sambil jemput Kakang di sekolah. Ohya, sekolah Kakang dan Cici satu gedung, Cici di SDIT, Kakang di Mu'alimin, satu kompleks dengan asrama. Akupun kemudian tenggelam diantara tepung, telur, coklat, gula dan lain-lain.
Hari ini Kang pulang, dan aku ingin melihat senyumnya, melihatnya makan dengan lahap, mendengar kisahnya tentang desa yang jauh itu. Sungguh, menanti cerita pengalamannya membuatku berdebar. Aah, anakku sudah besar.


Pukul dua siang, antrian elp satu per satu memasuki area sekolah. Masing-masing penuh denganmuatan di atas atap mobil, maupun di bagasi. Macam-macam, aneka tas, ransel, kresek, panci, sampe karung. Dari perut elp kemudian bermunculan remaja berseragam dan berjas almamater dengan wajah lelah namun masih tetap mengembangkan tawa. Antara kembali dan menyediakan hati untuk ke rumah dengan meninggalkan cinta di desa jauh. kadung betaaah ...

Saat sedang bertemu kangen dengan Kakang, tiba-tiba dari dalam elp yang melaju kemudian ada yang dadah dadah :"Ibuuuu ....." senyumnya renyah dan hangat. Aiiiih, teman-teman Kakang rupanya. Mereka datang dari mobil yang berbeda dan tentu saja desa yang berbeda dengan Kakang. Senangnyaaa disapa remaja-remaja itu. Serasa jadi ibu dari banyak anak hehe ...

Begitulah
siang itu kami bercerita sepanjang perjalanan ke rumah, tepatnya mendengar cerita Kakang tentang kegiatan hariannya mengajar dan berbaur dengan masyarakat di Desa Katulampa, sebuah desa yang hanya memiliki pasar seminggu sekali. Mengajar di SMPIT dengan berjalan kaki menapaki jalanan yang menanjak 45 derajat. Hiburannya adalah ketika mengajari anak2 mengaji di surau, atau saat kengerian dikejar anjing kampung beramai-ramai dalam keadaan memakai sarung malam-malam!

Lihatlah, sekarang ia tertidur pulas
Biarkan saja, nanti malam kisahnya pasti akan kembali mengisi rumah ini.
Selamat kembali ke rumah, Nak.


3 komentar:

  1. Sudah pasti kakang rindu pada masakan dan semua hal yang berkaitan dgn Ibu dan rumahnya teh :)

    aku pikir tadinya kakang itu sebutan teteh untuk ayahnya Cici :D
    salam kangen dari bekasi teh...

    BalasHapus
  2. Acara apa Kakang ke desa itu Teh?
    Magang atau apa?
    Wah, putranya udah besar yaaa...

    BalasHapus
  3. Buku antologi Kamboja itu di mana bisa dipesan ya, mbak?

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...