Rabu, 09 Oktober 2013

Mengalir Lagi ...

Memelototi monitor bersama pensil dan secarik kertas.
Sejatinya aku kembali sekolah. Tentang pelajaran yang tak pernah kumiliki teorinya. Dulu aku hanyalah praktisi tanpa bekal, lalu melakukan apapun hanya dengan kompas hati. Aku suka, berproses, dan jatuh cinta.
Bagiku itu cukup.
Pekerjaan yang dilakukan penuh rasa cinta dan dedikasi tanpa tendensi apapun selain 'mengalir' lalu menghasilkan produk yang disukai banyak orang, itu cukup. Bukankah dalam hidup yang dicari itu bukan keberlebihan, melainkan kecukupan?

Bersama idealisme khas anak muda aku mengalir.
Menuliskan naskah (versiku - yang penting semua rekan paham), memilih peran, membaca naskah, masuk bilik rekaman, rekaman suara. Selesai.
Masuk proses editing. Bersama Kang Hilman, seniorku, dengan panduan naskah yang kubuat tadi, aku memilih sound effect, memasukkan musik dan menjelmalah sebuah sandiwara radio berdurasi 30 menit. Sejumlah 15 episode kuselesaikan.
Semuanya otodidak.

Sekarang, disinilah aku. Menjelang tengah malam bersama dua lembar kertas dan sebatang pensil, memelototi layar komputer. Apa yang kucari?
Setelah kegiatan 'mengaliri waktu' itu kutinggalkan 13 tahun lalu, aku dipaksa oleh diriku untuk membuka file tentang teori pembuatan film dokumenter.

Untuk apa?
Mungkin untuk sekedar memenuhi bilik jantungku sebelah sisi yang mana, yang dirasa mulai kembali menagih untuk diisi. Selalu ada sesuatu yang aneh setiap kali melihat tayangan Eagle Award di Metro TV. Atau ketika membaca kiprah teman lama yang berkecimpung di dunia produksi. Sesuatu yang bergerak didalam untuk ditunaikan. Ada sisi lain dari dalam yang menarikku untuk mengikuti 'aliran'. Mengalirlah ...

Sekarang aku mencoba mengalir lagi. Meski sangat berbeda antara pengalaman masa laluku dengan tuntuntan dari dalam diriku sekarang. Media radio dan film, sangat jauh bedanya. Tapi, disitulah kegairahan itu muncul. Gairah untuk mencari lekukan, kemudian mengalir.
Dengan rasa yang masih tetap berkecukupan.
Dengan ruh yang sama, (mungkin juga agak berbeda) . Kali ini aku ingin lebih dewasa.
Sebab ada sebuah pesan penting yang ingin kusampaikan ...
Pada mereka

6 komentar:

  1. semoga akan terus mengalir dan membawa pesan serta mutiara ilmu kepada sesama kumaha damang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin ya Allah ...
      Terimakasih doanya, pak Munir. Alhamdulillah saya sehat

      Hapus
  2. mbak ani ini yang bikin film tentang ASI itu ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin itu ani yang lain, mas ichang. Namanya aja sama. Saya mah baru mau belajar. Trmkash sudah mampir

      Hapus
  3. Bade ngademel film dokumenter toh?
    Tos lami teu ngalongok urang Garut. Kumaha damang, ceu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aeh... aya kang eNeS
      Sedang bermimpi, Kang. Doakan bisa segera terealisasi ya. Alhamdulillah, abdi sehat. Hatur nuhun tos sindang, ya

      Hapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...