Batang pohon anggur itu merambat di antara bilah bambu, daunnya merayap rapi membentuk semacam atap yang akan dilewati sesiapa yang berkunjung ke rumah masa kecilku di kota Bandung sana. Rerimbun dedaunan anggur itu menjadi semacam gapura yang berucap selamat datang bagi semua kerabat dan teman keluarga besar kami.
Itulah slide yang hadir, sengaja kuundang dalam memoriku, saat seorang sobat lama menanyakan keberadaan pohon anggur itu, setelah hampir tiga puluh tahun berpisah ! dan rumah masa kecil itu telah lama kami tinggalkan.
Semuanya bermula di sebuah siang, saat tengah meluncur di jalanan bersama suami, sebuah getar dan suara ringan menyapa akrab. Telepon genggamku mengabarkan ada pesan yang masuk. Kubuka. Subhanallah .... dari sahabat lamaku! Rita namanya, lengkapnya Ratna Januarita.
Isinya permohonan maaf karena sms pemberitahuan reuni dariku baru bisa ia jawab, karena sahabatku itu baru tiba dari rapat kerja di Malaysia, Singapore dan Bangkok. Bukan itu yang membuatku bahagia, berbunga dan berwarna, melainkan obrolan panjang setelahnya yang berlanjut hingga aku tiba dan singgah di beberapa tempat. Hari Minggu itu jadi terasa berbeda. Ah, teknologi membuat segala yang jauh jadi dekat. Teknologi menjadikan aktivitas tak terhenti hanya karena dua orang manusia tengah berkangen-kangenan. I luv you techno .... mmhuah!
Berbilang kata melesat di jalur lalu lintas gelombang elektromagnet yang berpilin, berputar di antara berjuta data yang melayang menuju sasarannya (yang hebatnya tak tertukar) di seluruh pelosok bumi, antara saya dan dia. Hingga tiba di kalimat yang entah masuk urutan ke berapa, begini katanya :
"Saya sering cerita ke anak-anak tentang cita-cita kecil saya yang sampe sekarang belum terwujud. Saya cerita jauh sebelum kita ketemu lagi, Ni. Tahu gak ? cita-cita saya itu adalah punya pohon anggur seperti di rumah Ani dulu di Pamoyanan. Kalau kelak kita ketemu lagi, anak-anak pasti tahunya Ani yang punya pohon anggur."
Entah kenapa, kalimat sederhana itu membuat hatiku gerimis dan melemparkan ingatan ke masa kecil yang indah di rumah kakek di Bandung. Masa-masa SD yang manis bersama teman-teman yang kompak dan rame. Sungguh kenangan yang tak bisa terlupakan. Dan tahukah anda ? Beberapa hari sebelumnya, Titon, teman saya yang lain, menanyakan anggur yang sama! Jadi, ini kali kedua teman lama terkenang pada sebatang pohon anggur.
Dulu, selain belajar di sekolah, kami terbiasa belajar kelompok, bergantian tempat. Hari ini di rumah Rita, esok di rumah Titon, lain waktu di rumah Yennita, atau di rumah Dian, rumah Jejen, di rumah Ana, bertandang ke rumah Aang, kemudian di rumahku. Seingatku, rumahku agak sering menjadi tempat berkumpul. Untuk belajar kelompok, untuk bermain atau bahkan untuk latihan drama perpisahan kelas. Pokoknya kami sangat kompak. Di sela-sela belajar, kami dapat memandang rerimbun dedaunan anggur itu. Bila sedang berbuah, gelayut anggur-anggur itu sungguh menggoda liur kanak-kanak kami. Ah ... kenangan itu!
Sekarang baru terpikir, sebenarnya pohon anggur yang tumbuh di rumahku itu termasuk jenis anggur yang asem. Mungkin karena kala itu anggur jarang ditanam dan sangat jarang ditemui di pasar, maka ia menjadi sesuatu yang istimewa. Atau mungkin ada sensasi lain selain rasa asem yang kami rasakan saat berebut memetiknya dan kemudian mengulumnya dalam mulut kami sambil tertawa-tawa kegirangan. Duh ...
Lain dengan sekarang, banyak pilihan jenis anggur dapat dibeli di super market. Hingga anggur tak lagi menjadi buah istimewa. Benarkah ? Ah, kini bagiku anggur tetaplah istimewa kapan dan dimanapun. Terlebih bila dalam setiap anggur yang kukulum terselip beribu kenangan indah bersama sekumpulan sahabat ...
Rita, Titon dan sahabat-sahabat masa kecilku ... ini kutulis untuk kalian semua!
Entah kenapa, kalimat sederhana itu membuat hatiku gerimis dan melemparkan ingatan ke masa kecil yang indah di rumah kakek di Bandung. Masa-masa SD yang manis bersama teman-teman yang kompak dan rame. Sungguh kenangan yang tak bisa terlupakan. Dan tahukah anda ? Beberapa hari sebelumnya, Titon, teman saya yang lain, menanyakan anggur yang sama! Jadi, ini kali kedua teman lama terkenang pada sebatang pohon anggur.
Dulu, selain belajar di sekolah, kami terbiasa belajar kelompok, bergantian tempat. Hari ini di rumah Rita, esok di rumah Titon, lain waktu di rumah Yennita, atau di rumah Dian, rumah Jejen, di rumah Ana, bertandang ke rumah Aang, kemudian di rumahku. Seingatku, rumahku agak sering menjadi tempat berkumpul. Untuk belajar kelompok, untuk bermain atau bahkan untuk latihan drama perpisahan kelas. Pokoknya kami sangat kompak. Di sela-sela belajar, kami dapat memandang rerimbun dedaunan anggur itu. Bila sedang berbuah, gelayut anggur-anggur itu sungguh menggoda liur kanak-kanak kami. Ah ... kenangan itu!
Sekarang baru terpikir, sebenarnya pohon anggur yang tumbuh di rumahku itu termasuk jenis anggur yang asem. Mungkin karena kala itu anggur jarang ditanam dan sangat jarang ditemui di pasar, maka ia menjadi sesuatu yang istimewa. Atau mungkin ada sensasi lain selain rasa asem yang kami rasakan saat berebut memetiknya dan kemudian mengulumnya dalam mulut kami sambil tertawa-tawa kegirangan. Duh ...
Lain dengan sekarang, banyak pilihan jenis anggur dapat dibeli di super market. Hingga anggur tak lagi menjadi buah istimewa. Benarkah ? Ah, kini bagiku anggur tetaplah istimewa kapan dan dimanapun. Terlebih bila dalam setiap anggur yang kukulum terselip beribu kenangan indah bersama sekumpulan sahabat ...
Rita, Titon dan sahabat-sahabat masa kecilku ... ini kutulis untuk kalian semua!
salam sobat,,mau donganggurnya dikirimke ALJUBAIL.S.A,,habisnya,,,ngiler tuh lihat anggurnya
BalasHapuswah terkrnang masa lalu memang selalu mengharukan....
BalasHapusSemua yg datang dari kenangan masa kecil selalu indah, mbak! Meski saat kita mengalami mungkin terkesan biasa, namun semuanya jd berbeda kala kita sendiri telah berubah.
BalasHapusNostalgia memang selalu indah ya...
Siapa aja nih yang terkenang anggur Sukasingkir selain Bi Aam ? boleh kok nulis disini hehe ...
BalasHapus@ mbak Nura : pohon anggurnya sih udah gak ada, mbak. Sayang, ya ... Tapi kenangannya tetap ada dalam hati kami semua.
BalasHapus@ Tukang komen + Fanda : terima kasih ya sudah berbagi. Iya nih, kenangan memang selalu indah pada waktunya ....
BalasHapus@ Anonim : abi terang ini pasti Bi Aam ... hehe banyak yang terkenang anggur kita Bi Am, sebab disana banyak sekali kisah indah tentang hidup, pertemanan, keluarga dan ... dan apa ya ... banyak sih!!
BalasHapusSenang sekali makin banyak blog tentang anggur, semoga makin banyak juga teman2 yang berminat menanamnya, menyehatkan keluarga dan menghijaukan bumi tercinta. Info tentang anggur silahkan kunjungi www.thomasgrape.blogspot.com
BalasHapus