Sabtu, 08 Agustus 2009
Dzikrullah Bersama Langit
Tulisan ini pernah saya publish di blog ini beberapa bulan lalu. Tapi, menjelang Ramadhan saya ingin kembali menyajikannya disini. Barangkali tak ada kaitan erat dengan bulan penuh berkah itu, namun begitu saya tetap merasa bersama langit kita dapat merasa lebih dalam masuk ke inti sanubari. Bersama langit ada banyak penemuan. Di atas langit berjuta kembara membawa serta rasa dan rahasia. Menatap langit kita akan menemukan Sang Inti. Entah anda ...
Waktu itu masih di tahun 70-an awal. Setiap senja kami berkumpul di “tepas” rumah, duduk di atas bale-bale bambu sambil memandangi langit. Selalu ada yang baru di atas sana. Hari lalu awan besar menyerupai beruang mengangkangi angkasa, sekarang selaput tipis beriring seperti buih di laut. Dulu ia sempat melebur warna jingga dan membuatku melompat-lompat kegirangan, kini ia mewujud gumpalan lembut berarak ditiup angin sore. Lalu aku hanyut dalam enigma waktu tanpa ruang. Meninggalkan diriku yang bergeming dalam angan masa kecil.
Selalu begitu.
Ada keterkesimaan yang merambat diantara fantasi dan sufistik, saat langit, awan, bintang, bulan, matahari, angkasa, malam, siang, berpadu dengan lanskap alam menyergap titik terdasar benakku.
Seiring usia yang terus mengejar, fantasi itu melebur dalam keterjagaan.
Bersama langit tumbuh keinsyafan, Tuhan tengah melukis hati para pencari. Disana berjuta ayat-ayat Kauniyah terbentang senyata-nyatanya.
“Robbanaa maa khalaqta haadzaa bathilaa”
“Ya Tuhan kami, tidaklah semua ini Engkau ciptakan dengan sia-sia.”
diunggah dari apod.nasa.gov
Bagaimana manusia bisa begitu sombong berjalan di muka bumi ?
“Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit ibarat atap.
Allah menurunkan hujan dari langit. Dengan air hujan itu tumbuh
dan keluarlah buah-buahan rezeki untukmu.
Janganlah kamu adakan bandingan (sekutu) Allah swt dengan yang lain.
Padahal kamu mengetahui.”
QS. Al-Baqarah 22
“Dialah yang telah menjadikan semua yang di muka bumi ini untuk kamu.
Kemudian Dia sengaja menjadikan kejadian angkasa,
lantas diciptakanNya tujuh lapis.
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
QS. Al-Baqarah 29
Maka tak perlu lagi kata-kata.
Langit telah membungkam sejuta aksara.
Selain kekhusyuan Asmaul Husna.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Menarik untuk bahan renungan...
BalasHapusRenungan yang indah...
BalasHapusgood share
bertandang malam. salam kenal balik ya, eks penyiar juga ya ternyata he he..
BalasHapussalam sobat
BalasHapusbagus banget nich ,,saya jadi merinding juga membacanya,, mendalam di hati.
marhaban ya ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa...
BalasHapus@ all : terima kasih kunjungan serta komentarnya. saya sungguh sangat menghargai ...
BalasHapusSubhanallah... Benar. Tidak ada satupun yang sia-sia yg diciptakan Allah.
BalasHapusWilujeng shaum ibu Ani. Hapunten samudaya kalepatan akang.
Mengenai cara ngadamel link, tiasa dibaca di Membuka Link Di Tab Baru
Salam ka sadayana ti urang Sukabumi