Rinda memeluk erat sahabat masa kecilnya.
"Aiih, Mirna, apa kabar?"
"Alhamdulillah, kamu masih saja mungil, Nda. Hai hai dikau belanja banyak amat. Mau selametan, ya?"
Dua bersahabat itupun asyik bernostalgia.
"Kamu masih ingat Fajar?" tanya Rinda mengulum senyum.
"Wah, bukannya dia menikahimu?"
"Tidak lah, aku mengundangnya di selametan pertunangan putri sulungku. Kamu dateng juga, ya. Awas kalau gak datang. Ajak juga suami dan anak-anakmu! Kita bisa sekalian reunian.
Mirna terdiam.
"Awas, jangan cari alasan gak datang!" Rinda mengancam.
"Oke, aku usahakan."
Tiga hari kemudian, di pesta itu, Mirna terhenyak, tubuhnya bergetar, saat melihat tuan rumah, papanya Santi, suami Rinda, adalah suaminya!
waduh.cilaka dong..
BalasHapushehehe berbagi suami dong judulnya....
BalasHapusgak kebayang gimana rasanya Mirna ya Mbak
serasa disamber geledek... dijatuhi batu besar... dihujam 1000 anak panah.....
kalo aku, lansung pingsan kali....
CUMAN SATU KATA BUAT SUMINYA : BERNGSEK
BalasHapusCUMAN SATU KATA BUAT MIRNA : SUBHANALLAH BEGITU BESAR JIWAMU
SUBHANALLAH ada jg manusia karbitan kya gtu y
BalasHapus