dan malampun berlari
meninggalkan bulan sepasi di ujung puisi
ada denting yang menua
antara sekian aksara dalam keranjang jiwa
adakah lagi pagi akan tiba?
waktu tak lagi bisa dipercaya
setiap ia kusebut
setiap itu ia tak lagi serupa
lalu aku terdiam di sini
sedang malam telah berlari sedari tadi
aku tertawan
aksara itu menyekap
"Demi waktu!"
aku sungguh tertipu
oleh waktu yang terus memburu
Ya Allah ...
akan sampai pagi lagikah ...??
Mbak, aku selalu terbata-bata memahami puisinya mbak Anie. Tapi aku tetap saja suka takjub membaca rangkaian kata yg sedemikian bagusnya, meskipun aku harus meraba-raba maknanya :)
BalasHapusDia Maha Penuh Rahasia..
BalasHapusPuisi yg bagus di tambah gambarnya... nice post
BalasHapuspuisinya hidup dan dalam....
BalasHapusSimpel dan bagus puisinya bahasanya "mak cess"
BalasHapussulit memhminya tpi mudah utk sekedar dipikirkan mari beljar bersama hdup cmn refleksi dari tndakan ALLAH bgtu maha sempurna
BalasHapussulit AKU maknai tp jujur menarik tulisnmu
BalasHapus