Jum'at sore, saat tengah menulis catatan, tiba-tiba ingatan saya melayang kepada kakek saya almarhum. Saya ingat nasihat permanennya. Ya, permanen. Karena setiap kesempatan berkumpul bersama para cucu, nasihat itu tak pernah absen dari bibir sepuhnya. Sampai-sampai kami semua, para cucu beliau, telah sangat hafal bunyinya hingga ke urutannya yang memang tak boleh diubah, yaitu : cageur, bageur, bener, pinter plus ada 4 point lagi yaitu : sabar, tawekal, taliti, ati-ati. Semuanya dalam bahasa sunda.
Hanya empat point yang ingin saya bagi dengan anda, yakni 4 yang pertama dan menjadi judul tulisan berbagi kita kali ini.
Saya selalu merasa bahwa kata-kata atau kalimat atau frase dalam bahasa sunda, adalah bahasa kalbu, yang terkadang sulit dicari padanan kata yang tepat bila ditranslate ke dalam bahasa Indonesia. Maka saya tetap menggunakan bahasa yang digunakan kakek saya dalam membekali kami : Cageur. Bageur. Bener. Pinter.
Susunan kata itu tak sekalipun boleh dibolak-balik, sebab mereka sudah menjadi tatanan baku yang saling bertautan layaknya kakak beradik (kakak adik tak mungkin saling bertukar urutan bukan?) sehingga memberi ruh pada setiap perilaku pelakunya. Kakek saya, yang saya panggil Aki, tidak menyuruh cucunya agar pintar terlebih dahulu, melainkan Cageur. Sehat kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Beliau selalu mengingatkan kami agar selalu menomorsatukan kesehatan. Karena hanya dengan kesehatan maka semua aktivitas lain akan dapat dilakukan secara maksimal.
Cageur
Cageur dalam bahasa sunda dapat diartikan sebagai sehat, tidak gila, tidak stress, sehat jasmani dan sehat ruhani. Agar tidak gampang sakit : menjaga keteraturan makan dan minum, mengatur porsi istirahat, proporsional dalam melakukan berolahraga, menyediakan waktu ibadah dengan tumaninah. Begitulah gambaran umumnya.
Lebih khusus lagi, makanan dan minuman yang kita konsumsi selain memerhatikan 4 sehat 5 sempurna juga tidak mengabaikan halalan thoyyiban. Dalam artian, bukan hanya halal secara syari'at (QS. Al-Maidah ayat 3 dan ayat 90) yang secara tegas ditulis dalam Al-Qur'an :
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkem binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu yang disebelih untuk berhala ...."
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi berhala, mengundi nasib adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan ..."
melainkan pula halal secara hakikat yang diatas disebut dengan istilah thoyyiban. Maksudnya : makanan atau minuman yang dihalalkan secara syari'at dapat berubah status kehalalannya menjadi haram apabila didapat dengan cara-cara yang melanggar syari'at, seperti dengan cara mencuri, merampas, dan lain sebagainya.
Maka cageur yang diajarkan Aki mencakup keseluruhan pola hidup sehat yang merujuk pada ajaran Islam yang universal.
Bageur
Bageur dapat bermakna kata sifat maupun kata kerja. Saya menerima nasihat ini dengan pemahaman sederhana saja yaitu : jadilah orang baik dan berbuat baik setiap waktu, be a good person. Be a good person adalah sebuah aporisma. Bukankah aporisma itu bermakna kebergerakan diri tiada henti ? Yang akan menginspirasi siapapun yang mengamalkannya menjadi lebih baik dari hari ke hari. Sebuah pesan singkat yang kaya tafsir, bukan? Sebab mungkin anda akan memberikan tafsiran yang berbeda dengan pemahaman saya.
Bener
Kata ini bermakna "kebenaran" bukan "kejahatan" atau "kesalahan". Saya diingatkan terus untuk selalu berbuat benar dalam segala hal. Bertindak benar, berkata benar alias jujur dan tidak bohong, berjalan di jalur yang benar, berfikir benar, pokoknya segalanya harus benar. Darimana kebenaran itu datang ? Dari ajaran yang benar. Dan ajaran yang benar hanya satu : yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. Itulah yang saya pahami. Semoga semakin hari, Allah terus memberi pemahaman yang benar pada saya, dan memberkahi sekecil apapun upaya saya dalam memahami kebenaranNya. Amiin.
Pinter
Proses pencarian ilmu agar seseorang menjadi pintar dimulai sejak kita dilahirkan, bahkan ada sebagian pendapat, sejak kita dalam rahim ibu, hingga liang lahat. Jadi, kepintaran itu setiap hari kita gali, kita cari agar kita temukan hikmahnya.
Lalu mengapa Aki menempatkan pinter ini di urutan 4 bukan pertama?
Teori urutan ini kemudian menginsyafkan saya akan satu hal, yakni : mengapa sekarang banyak orang pinter yang korupsi, orang pinter yang kemaruk, orang pinter yang memanfaatkan kekuasaan demi segelintir orang, orang pinter yang serakah, orang pinter yang gila hormat, orang pinter yang menindas, dlsb.
Mungkin kepintarannya tidak melalui ke 4 tahapan itu dengan benar ! Atau sudah melalui tahapan itu tetapi tiap tahapnya tidak lulus, tapi langsung loncat kelas hehe ... Jadinya ya begitulah ...Ngaduriksakeun !
Saya lega, sekarang banyak sekolah dasar atau ada homeschooling yang mengedepankan kematangan emosional, kejujuran, keluhuran moral dan ketinggian pemahaman spiritual dalam membekali anak-anak calon pemimpin bangsa ini, sehingga kelak tak akan ada lagi istilah pejabat korup atau orang pinter serakah.
Konsep Aki yang sederhana : Cageur Bageur Bener Pinter itu, sangat jitu buat membekali calon pemimpin, bukan ?
Bagaimana anda memahami konsep tersebut ? Mungkin anda lebih tepat dalam mengapresiasi dan mengamalkannya.
Yang tengah saya pikirkan saat ini adalah sudahkah saya secara tepat mengamalkan ajaran beliau? Semoga sekecil apapun usaha saya dalam menafsirkannya, Allah berkenan memberkahinya, dan semoga sekecil apapun nilainya, berkah itu sampai juga pada almarhum Aki.
Allahummagfirlahuu warhamhuu wa'afihii wa'fu'anhuu wa akrim nujuulahuu wawassi'madkholahuu ... Amiiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...