Perjalanan ini mengajakku bersahabat dengan rerumputan hijau, wewangian bunga. Entah kenapa, kumerasa selalu ada yang kurang. Aliran ini tak menderas. Bumi demikian baik padaku. Ia tak mempertemukanku dengan curamnya tebing nestapa dan dalamnya jurang kepedihan. Terkadang ada terselip tanya dalam jiwa : siapa yang lebih Tuhan cinta : mereka yang dianugerahi perintang hidup atau dia yang dibekali setangkup kemudahan?
Aku mulai menajamkan telinga, mengasah kepekaan rasa dan memusatkan mata, pada perjalanan mulia para Rasul, sekedar menguatkan hati betapa Bumi baik padaku, betapa Tuhan demikian mengasihiku. Bukan seperti yang aku khawatirkan.
Kekhawatiran ada saat jiwaku terkesima pada kalimat yang mengatakan bahwa "... demikian cintanya Tuhan pada seseorang yang memohon ampunan dan pinta, hingga tak segera Ia kabulkan karena Tuhan demikian rindu mendengar lagi suaranya yang menghiba." Lalu bila demikian banyak kemudahan yang Ia berikan pada hidupku, demikian melimpah pintaku yang berjawab, benarkah karena Ia tak mau lagi mendengar suaraku yang meminta? Benarkah semua itu diberi agar segala kebaikan telah Ia berikan di dunia, hingga aku tak pantas lagi memintanya kelak di kehidupan kekal?
Naudzubillahi min dzalik ...
Lintasan liar dan bernada miring itu menghunjam jantungku, menebas habis kekuatanku, menggerogoti keyakinanku.
Duuuh... Allahku, jangan pernah Engkau memalingkan wajah karena tak sudi menerima keluhku. Bila lakuku sungguh keterlaluan, sudilah Engkau meluruskanku dengan cara yang kumengerti. Demikian bodohnya aku memaknai tanda-tandaMu, hingga hanya isyarat yang kumengerti yang aku pinta dariMu.
Jangan pernah diamkan aku.
Sebab, bila itu terjadi, kepada siapa lagi aku harus memohon?
Hanya CintaMu yang aku rindu
Bukan aku meminta jalanan sulit di bumi-Mu, yang kumau hanya Kau kuatkan kembali hati ini
bahwa kemudahan dan limpahan karunia yang Kau beri, bukan karena Engkau tengah merajuk
melainkan Engkau demikian mengasihiku.
Aaaah ... betapa ringkih aku dihadapanMu
sedang CintaMu demikian agung
mengapa aku masih juga mengais-ngais kekuatanku sendiri?
sekedar memastikan Engkau tak sedang memalingkan wajah
Lalu dengan percaya diri, kulanjutkan kembali kesyukuranku padaMu
Hanya kepada-Mu
(mungkin ini hanya celoteh pagi yang hadir saat hati tengah menukik ke titik nadir)
salam sobat
BalasHapusbenar mba ALLAH SWT tidak diam dan selalu mengabulkan semua pinta kita manusia.
kita semua manusia haruslah selalu bersyukur atas rahmat yang telah diberikan kepada kita manusia.
bersyukur alhamdulillah hirobbilallaamin.
Allah memang tidak pernah diam atau pun tidur. Kapanpun kita meminta padaNya, Allah pasti medengarkannya.
BalasHapusAllah pasti akan mendengar doa setiap umat-Nya. Postingan yang menyejukkan, mbak..
BalasHapusAllah maha segalanya ...asalkan kita tidak lalai dari segala amalan ibadah apapun yg telah diperintahkan-Nya,Allah akan selalu bersama kita ..yakini ceu...semangat ya ceu..
BalasHapusKabarnya baik kan ceu ?
bagaimana kabarnyabu
BalasHapusapapun yang diberikan olehnya, kita haruslah bersyukur alhamdulillah
BalasHapussungguh segar mbak postingannya
Celoteh pagi yang indah bu. Kabar saya baek, seperti biasa. Cuma kemaren lumayan sibuk. Selamat beraktivitas ya bu.
BalasHapusNice reflection mbak...apa kabar Bali? salam kenal yach, keep being a happy mom :)
BalasHapusMerasa diri makin kecil mbak ketika membaca ini. Terima kasih tausiyahnya ya mbak,semoga semangat untuk terus berbagi..
BalasHapusceloteh pagi yang sungguh memberi inspirasi mbak... betapa memang Ia sang Maha Penyinta dan Maha Pengampun lagi Maha Pendengar...
BalasHapusbwbwbw
BalasHapusYa kadang kala kita punya perasaan seperti itu, tapi yakinlah Allah selalu bersama kita!
BalasHapus"Berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyk-banyaknya agar kamu beruntung. (QS. Al Anfal: 45)
Keindahan bahasa atas kerinduan dan kecintaan pada sang Maha Esa.
BalasHapusSejuk sekali membaca kata2nya mbak
nice post.... kembali mengingatkanku pada Sang Pencipta....
BalasHapussejuk. aku teguk. segelas makna penghambaan kepada-Nya.
BalasHapusSebuah renungan yang sungguh amat menyejukkan..
BalasHapusAllah lebih tahu apa yang terbaik bagi hambanya.
Tetap bersyukur dalam kondisi apapun.
@ nuansa pena : terima kasih sudah memberi saya kata-kata penguatan.
BalasHapus@ all : ya, semoga saya selalu dapat bersyukur dalam segala keadaan.
tulisan yg menyejukkan qalbu. Manusia yg kerdil ini memang kerap terlalu kikir meskipun sekedar untuk meminta kepada Sang Hidup. salam kenal mbak
BalasHapusassalaamu alaikum Mbak Ani... kunjungan perdana ini salam kenal aja dulu...
BalasHapushmmmmmmm...... memang di hadapan Allah, kita ini ndak ada apa-apanya..kita sangat kecil kalo di bandingkan dengan kekuatan yg Allah miliki, subhanallah... postingan ini membuat saya tersadar betapa Agungnya Sang Maha Pencipta segala alam semesta ini.
saya follow ya mbak....
Saya jadi teringat sabda Rasulullah SAW.
BalasHapusBahwa Allah itu santun dan Pemurah, Dia merasa malu pd hambaNya, jika hambaNya mengangkat kedua tangannya, memohon kpdNya, kemudian membiarkan kedua tangan hamba itu kosong (tdk dikabulkan).
Masalahnya hanya Allah Azza Wa jalla yg tahu kapan tepatnya doa kita akan di hijabahkan, sesungguhnya hanya Allah yg tahu kapan waktu yg tepat utk kita.
teh Ani mungkin adalah salah satu org2 pilihan Allah yg selalu terkabulkan doa2nya. Insya Allah...
@ Tisti : Amiiin ya Allah, ya mujibassailin
BalasHapusterima kasih mbak atas penguatannya.
in barangkali salah satu pemaknaan segitiga cinta antara manusia, Muhammad, dan Rabb
BalasHapussalam kenal
memang... ketika menghadapnya.. kita selalu merasa ringkih.. demikian juga yang aku rasa teh.. oh ya maaf kayaknya kok belum pernah kesini ya aku? tapi ngga apa2 deh^^ aku pasang linknya.. pasang balik ya teh..
BalasHapusMohon maaf mbak baru sempat mampir.
BalasHapusSebuah celoteh pagi yang indah tentang sebuah penghambaan
BalasHapussubhanallah...ketika seorang hamba sedemikian cinta kepada penciptanya...yang indah hanyalah ketika bersamaNYA
BalasHapusmakasih mbak annie ^^ maaf baru mampir
Tak mudah untuk memahamiNya memang. Tapi kita perlu selalu percaya bahwa hanya Ia yang tahu apa yg terbaik bagi kita, meski apa yg kita pinta berbeda.
BalasHapusMbak Annie, mampir ke blogku ya, ada pesta perayaan setahun blogku. Ambil dan bw pulang souvenirnya jg ya...
Celoteh pagi teteh Ani bagai sebuah renungan bagi saya, maaf saya baru mampir lagi ! saya juga mengundah teh Ani tuk mampir di http://nhasan-capri.blogspot.com..dan minta izin untuk follow
BalasHapusmohon maaf mbak baru seempet mampir lagi baca artikel bagus
BalasHapusMeskipun terlambat sampai disini, tapi tak kusesali. Karena kutemukan renungan yang indah sekali, dalam dan bermakna.
BalasHapusKepasrahan kita kepadaNYA akan meringankan langkah kita.
benar ukh, bnyk yg indah dlm hidup ini trgantung seberapa bsr kita pandai mensyukuri, trgantung seberapa bijak kita menyikapi.
BalasHapushidup ini indah trgantung warna apa yg hendak kita goreskan padax
kita memang harus yakin sama yang di Atas, sekalian tuker link ya mba, linknya sudah ada di blog roll, trims (tolong linknya langsung ke sub halaman)
BalasHapus