adalah perubahan itu sendiri
(Sir Mohammad Iqbal)
Disadari atau tidak, diinginkan ataupun tidak.
Perubahan adalah sebuah keniscayaan juga sebuah kebutuhan. Kecil menjadi besar, tak mengerti lalu mengerti, tak tahu menjadi tahu, tak paham kemudian paham. Siklus hidup menjadikan perubahan itu demikian akrab dengan keseharian. Ia ada bersama lingkar waktu yang mengepung, berkejaran dengan keinginan yang timbul dari dalam setiap diri, setiap bentuk. Ia yang berbentuk manusia ataupun segala macam bentuk makhluk hidup.
Seperti perubahan sebuah tomat hijau, meranum, merah, memar, kemudian busuk. Waktu dan udara telah bersinergi mengawal perubahannya. Di dalamnya ada proses. Ia, sang tomat, tak serta merta membusuk tanpa melalui proses awal. Harimau ganas lahir seperti kucing yang manja. Udara liar yang mengasuhnya kemudian mengubahnya menjadi sang raja hutan yang ditakuti. Itupun bila ruang dan waktu tak merampasnya dari habitat dan fitrah kebinatangannya.
Tuhan telah menjadikan semua hal berproses. Proses menuju atau proses menjadi. Semua keadaan hari ini adalah hasil proses hari kemarin.
Lalu telah menjadi apa aku hari ini? Adalah wujud kesungguhan proses aku hari kemarin.
Kualitas jiwa aku hari ini, tergantung sekuat apa jiwa aku menerima dan merespons hidup hari kemarin.
Tak ada yang perlu disesali dari sebuah keadaan, pabila proses yang telah diberikan Tuhan dapat kita jalani dengan sebaik yang kita bisa, sebaik yang dimampukann Tuhan untuk kita. Sebab Tuhan tak mensyaratkan keberhasilan bagi sebuah kebaikan. Ia hanya mensyaratkan kesungguhan dalam menjalani sebuah proses menuju atau proses menjadi. Dengan bahasa lain, akhir sebuah perjalanan adalah milik Tuhan, setelah sekeras apa kita berproses.
Aku sedang mencharge sebuah keinsyafan diri.
Bahwa hidup adalah perjalanan perubahan, metamorfosa kesadaran, menuju kemuliaan, sesuai awal mula penciptaan. Yang telah Tuhan firmankan dalam QS At-Tiin 4 -8 :
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;
Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Maka Apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan
sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?
Maka ketika aku tengah di persimpangan, aku tahu Tuhan tengah menguji. Seberapa kuat pundakku memikul , seberapa tinggi kualitas respons bawah sadarku.
Sekali lagi, aku butuh charger.
Disinilah aku sekarang ...
Aku ingin jadi pemenang, dalam pergumulan dengan diri sendiri. Agar proses aku menemukan misi hidup yang dikirimkan Tuhan untukku, dapat kuselesaikan dengan sempurna.
Hingga tiba di 'Arsy-Nya .... kelak.
Nice post...bagus banget ungkapannya !
BalasHapusyang seringnya orang nyrah pad proses yang lama dan menyakitkan, padahal kan buat ke baikannya...
BalasHapusDemi tiin...
BalasHapusSungguh malu rasanya membaca tulisan di atas. Lebih malu lagi ketika membaca surat At Tiin tadi.
Leres ceu, kedah di charge deui yeuh...
Perubahan adalah sebuah keniscayaan..
BalasHapusAssalamu'alaikum mbak, selamat siang ^_^
Assalamu'alaikum mbak Ani..
BalasHapusPerubahan adalah sebuah keniscayaan
Setiap orang memang menginginkan tujuan akhir proses adalah kebaikan dan menjadi lebih baik namun kita hanya bisa berusaha dan Tuhan jualah yang menentukan..
BalasHapus@ sadaya : terimakasih bersedia berbincang disini.
BalasHapusMaaf, saya belum bisa BW ...
Sebuah pemahaman yang diperoleh selama menjalani proses... Ternyata proses itu indah, jika kita menyadari esensinya.
BalasHapusTerimakasih mbak.., sudah sharing.
Maaf mbak.., baru bisa mampir sekarang.
BalasHapusSenang mbak Anie masih menyempatkan menengokku.
Terima kasih mbak...
Yup... setuju bngt mbak anie, masak kalah sama petter parker, ia aja bisa koq bErubah jadi spiderman, masak kita ndak bisa?
BalasHapus@ mbak reni : terima kasih kembali
BalasHapus@ Kang Sugeng : hehe ... power ranger juga berubah
Assalamu'alaikum.. teteh, apa khabar? semoga peroses itu berjalan dengan lancar, Insya Allah...
BalasHapusAku ingin di charge kembali!
BalasHapusSemoga perubahan selalu menuju kepadaNYA! Amin!
BalasHapusMembaca post ini, langkahku selama ini harus diluruskan kembali kejalan yang Allah ridhai!
BalasHapusSubhanallah. Nice post, bu. Maaf baru mampir lagi.
BalasHapus@ Anazkia : alhamdulillah sehat, Na. Amiiin
BalasHapus@ Mas Edi Nuansa pena : bena, Mas. ibarat hp jiwa kita perlu charge setiap waktu, agar ia tetap segar dan tidak error
@ Ivan : makasih, Van, sedang sibuk ya?
salam sobat
BalasHapusbenar mba Annie,,perubahan akan berubah menjadi,,,kalau ada semangat dan usaha untuk merubahnya.
....manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
BalasHapussayang manusianya kurang bisa bersyukur yaa
termasuk aku.
hiks
saya ingat sebuah kata, "bukan hasilnya yang penting, tapi prosesnya"
BalasHapustiba2 banyak yang kita dapat dari setiap proses itu.
Assalamu'alaikum mbak..
BalasHapusSemoga dalam keadaan sehat dan baik selalu ^_^
salam hangat malam2 dari jogja.. :)
BalasHapusTeteh, ada tag di blognya Ana :)
BalasHapusHmm, *manggut-manggut*
BalasHapus