Kemarin saya sakit. Itu biasa. Semua orang pasti pernah merasakan sakit, yang ringan, sedang-sedang saja atau bahkan sakit parah.
Lalu, apa yang sebenarnya saya rasakan saat sakit?
Ya ... sakit laaaah, emang ada sakit yang enak?? Sakit adalah keadaan manusia saat berada dalam situasi yang salah. Sakit bisa terjadi pada organ tubuh (jasmani) atau pada tataran rasa (ruhani). Kalau memang begitu, bisa dipastikan tak ada seorangpun di dunia ini yang ingin sakit. Tapi bila kemudian sakit itu sudah menyerang, yang bisa kita lakukan adalah mengobatinya dan sambil menunggu sembuh : menikmatinya.
Ya, nikmatilah rasa sakit itu.
Benar sahabat, sakit bisa jadi nikmat bila kita memandangnya dari sisi lain. Saat sakit, kita bisa merasakan betapa melimpah perhatian dan cinta kasih keluarga. Banyak pula teman dan kerabat yang menengok dan mengirim doa kesembuhan. Dan yang utama ada janji yang diberikan Allah kepada orang yang sakit, yakni ampunan dari dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Jadi, sakit adalah kifarat dosa. Subahanallah ...
Lalu bila demikian halnya, mengapa harus mengeluh saat sakit? Ah, betapa manusia memang selalu berada dalam keadaan keluh kesah.
Saya pernah membaca kisah seorang perempuan tuna netra yang demikian menakjubkan. Ia (perempuan tuna netra itu) tak dapat melihat sejak kecil. Ia besar dalam keadaan gelap dan hanya mengandalkan panca inderanya yang lain selain mata. Kemudian, saat ia sudah besar dan kemajuan teknologi sudah demikian canggihnya, ia diberi kesempatan untuk melakukan pencangkokkan cornea yang memungkinkannya dapat melihat dunia. Namun, ketika tawaran operasi itu diajukan kepadanya, dengan tegas ia menolak.
Jawabnya : "Biarlah saya tetap buta, karena dengan kebutaan ini saya bisa lebih dekat dengan Allah swt, saya tetap dapat bersyukur dengan apa yang saya dapat dan saya rasa dari apa yang telah Ia berikan kepada saya. Bila kemudian saya tak lagi buta, saya takut malah menjadi orang yang durhaka dan kufur akan nikmatNya. Bukannya tidak mungkin saya malah akan berbuat maksiat dengan mata baru saya. Jadi, biarkanlah saya tetap buta ..."
Subhanallah ... Subhanallah ... Subhanallah ...
Betapa besar kecintaan perempuan itu kepada Tuhannya, demikian yakin ia bahwa kebutaaannya adalah bukti Cinta Tuhannya kepadanya, bukan sebaliknya. Betapa ia memelihara prasangka baik terhadap Allah swt, bukan sebaliknya.
Kemarin saya sakit. Sudahkah saya tetap memelihara prasangka baik kepadaNya?
Insya Allah ...
tetapi nampaknya saya belum mampu masuk pada kualitas perempuan tadi.
Hanya baru bisa selalu berdoa : "Ya Allah, jadikan sakitku sebagai kifarat dosa-dosaku. Jadikan sakitku menjadikanku lebih mencintaiMu."
Lalu, apa yang sebenarnya saya rasakan saat sakit?
Ya ... sakit laaaah, emang ada sakit yang enak?? Sakit adalah keadaan manusia saat berada dalam situasi yang salah. Sakit bisa terjadi pada organ tubuh (jasmani) atau pada tataran rasa (ruhani). Kalau memang begitu, bisa dipastikan tak ada seorangpun di dunia ini yang ingin sakit. Tapi bila kemudian sakit itu sudah menyerang, yang bisa kita lakukan adalah mengobatinya dan sambil menunggu sembuh : menikmatinya.
Ya, nikmatilah rasa sakit itu.
Benar sahabat, sakit bisa jadi nikmat bila kita memandangnya dari sisi lain. Saat sakit, kita bisa merasakan betapa melimpah perhatian dan cinta kasih keluarga. Banyak pula teman dan kerabat yang menengok dan mengirim doa kesembuhan. Dan yang utama ada janji yang diberikan Allah kepada orang yang sakit, yakni ampunan dari dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Jadi, sakit adalah kifarat dosa. Subahanallah ...
Lalu bila demikian halnya, mengapa harus mengeluh saat sakit? Ah, betapa manusia memang selalu berada dalam keadaan keluh kesah.
Saya pernah membaca kisah seorang perempuan tuna netra yang demikian menakjubkan. Ia (perempuan tuna netra itu) tak dapat melihat sejak kecil. Ia besar dalam keadaan gelap dan hanya mengandalkan panca inderanya yang lain selain mata. Kemudian, saat ia sudah besar dan kemajuan teknologi sudah demikian canggihnya, ia diberi kesempatan untuk melakukan pencangkokkan cornea yang memungkinkannya dapat melihat dunia. Namun, ketika tawaran operasi itu diajukan kepadanya, dengan tegas ia menolak.
Jawabnya : "Biarlah saya tetap buta, karena dengan kebutaan ini saya bisa lebih dekat dengan Allah swt, saya tetap dapat bersyukur dengan apa yang saya dapat dan saya rasa dari apa yang telah Ia berikan kepada saya. Bila kemudian saya tak lagi buta, saya takut malah menjadi orang yang durhaka dan kufur akan nikmatNya. Bukannya tidak mungkin saya malah akan berbuat maksiat dengan mata baru saya. Jadi, biarkanlah saya tetap buta ..."
Subhanallah ... Subhanallah ... Subhanallah ...
Betapa besar kecintaan perempuan itu kepada Tuhannya, demikian yakin ia bahwa kebutaaannya adalah bukti Cinta Tuhannya kepadanya, bukan sebaliknya. Betapa ia memelihara prasangka baik terhadap Allah swt, bukan sebaliknya.
Kemarin saya sakit. Sudahkah saya tetap memelihara prasangka baik kepadaNya?
Insya Allah ...
tetapi nampaknya saya belum mampu masuk pada kualitas perempuan tadi.
Hanya baru bisa selalu berdoa : "Ya Allah, jadikan sakitku sebagai kifarat dosa-dosaku. Jadikan sakitku menjadikanku lebih mencintaiMu."
semoga saat saya membaca tulisan ini teteh sudah kembali sehat , amien...:)
BalasHapusbenar teteh,...saya sangat yakin dan itu yg slalu saya tekankan pada hati saya saat saya harus terus menerus berurusan dgn RS,adalah bahwa itu bukti rasa cinta Allah.
itu akan membuat saya tidak berkecil hati meski sakit,tetap ikhlas dan yakin sakit saya bila disikapi dgn ikhlas akan menjadi penggugur dosa2 saya....
*teteh,...saya beruntung bisa kembali merasakan nikmat sehat,saya pernah berada diantara hidup dan mati.benar2 gak berdaya...semoga teteh lekas sembuh*
Aku sekarang juga sedang kurang sehat mbak. Sedang batuk... Semoga saja kita dapat segera sehat kembali. Amin
BalasHapusAku ikut mengamini doanya mbak Ani...
BalasHapusAmin ya Rabbul alamin.
BalasHapusSakit itu juga pahala jika kita bersabar.
Untuk setitik airmata kesedihan adalah segenggam airmata kebahagiaan, hmm
BalasHapussemoga dengan rasa sakit dosa kita perlahan bisa termaafkan,,,,
hmm,,nice, tetap bersyukur :)
Amiiin.. Semoga sakit itu adalah penghapus dosa. Semoga sekarang Mbak Ani sudah baikan..
BalasHapuskisah perempuan tunanetra itu sungguh menyentuh mbak..
BalasHapusya, apapun keadaan kita, kita seyogyanya mensyukuri :)
dengan bersabar
BalasHapussakit itu akan menggugurkan dosa2 kita insyaAllah
sangat menyentuh... sakit bisa jadi bentuk rasa sayang Allah sama hambaNya ya mbak... get better soon, sist
BalasHapusya sakit bisa jadi sebagai pembersih dosa dosa kita
BalasHapussakit bisa jadi... Tuhan sedang memberi kita waktu untuk istirahat
mbak ani apa kabar? cepat sehat ya mbak
BalasHapusdgn sakit kita jadi tahu harus bresyukur saat sedang sehat
BalasHapus