malam ini, seperti malam-malam yang kemarin, aku dipeluk hujan. memunguti satu persatu potret yang Engkau gambar di dinding batu. sendirian ...
malam ini, seperti malam-malam yang kemarin, aku bersama hujan. merasai aroma wangi yang Engkau kirimkan lewat catatan kitab. sendirian ...
malam ini, seperti malam-malam yang kemarin, aku kuyup dalam hujan. mendamba guyuran cintaMu bagai air yang menguyupi bumi.
nampak sendirian, tetapi aku tahu Engkau ada
bersamaku dan hujan
...
Susunan katanya cantik :) *ajarin dunk, Teh...*
BalasHapusRomantis!
BalasHapusmusim hujan bisa bikin kita jadi romantis ya :)
BalasHapus@ Anazkia : saya sedang belajar, Ana. Kita tetap terus belajar, bukan?
BalasHapus@ Nuansa pena : saya sedang memupuk kecintaan padaNya Yang Maha Kuasa
@ Rian : cuaca mempengaruhi iklim hatikah ?
salam sobat
BalasHapuswaoo tiap malam kuyup kena hujan mba,
menanti guyuran cinta..
rindu,,di kalbu.
Sang Khalik menyediakan alam semesta termasuk hujan sebagai sumber inspirasi untuk bersyukur kepada-Nya. Diksinya aku suka sekali, mbak.
BalasHapusindahnya...
BalasHapusMemang sangat indah tulisan mbak Ani... Aku tak bosan membacanya... Apalagi bait terakhirnya.. Nendang banget.
BalasHapusMbak, masih berkutat dg hujan ya...
BalasHapusRupanya hujan telah memberikan banyak inspirasi ya buat mbak Anie.
menyejukan teteh...terasa mengaliri jiwaku,terasa kecintaanmu padaNya disini...
BalasHapussubhanallah....
Wah, benar banget tuh, Mbak..
BalasHapusSama-sama ada hujan ya? hehe..
Thanks atas apresiasinya.
Udah aku follow blogmu, Mbak..
Salam akrab ya.
Owh,satu lagi catatan indah tentang hujan.Pengin nangis aku,di tempatku gak ada ada hujan heheh.
BalasHapusassalamualaikum..
BalasHapusmbak anie, kemana aja? pertengahan april saya ke garut dua hari. Muter-muter daerah cikajang dan cisurupan.
btw.. asyik nih bacanya.
salam
indah sekali, mbak. menikmati guyuran kasihNya
BalasHapus