Kematian adalah sebuah keniscayaan, meski ia selalu menjadi misteri bagi manusia. Seperti membidik awan, tak pernah seorangpun mampu membidik dengan tepat, sebab awan keburu hilang atau bergeser. Kematian tak bisa diminta atau ditolak. Seperti mengejar matahari, tak seorangpun bisa memilih kapan ia harus 'berhenti'. Jangankan memilih waktu dan tempat, menduga kapan kematian tiba pun tak seorangpun diberi kemampuan oleh Sang Pemilik Ajal.
Bilapun ada yang bisa melihat tanda-tanda kematian, Allah Azza Wajalla hanya mengilhamkannya serba sedikit. Tak ada yang bisa menduganya dengan tepat. Maka, disinilah barangkali letak alasan mengapa kematian menjadi sebuah hal yang menakutkan. Menakutkan karena ketidaktahuan, menakutkan karena tak terraba dan tak terindera. Menakutkan karena manusia tak dimampukan untuk tahu.
Tapi benarkah ia memang pantas ditakuti?
Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis, begitu wikipedia menerangkan.
"Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami, kamu dikembalikan" demikian Allah berfirman dalam Al-quran surat Al-Ankabut : 57)
Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit ataupun oleh sebab tidak alami seperti kecelakaan. Kelak, setelah jasadnya dikuburkan ia akan mengalami proses pembusukan. Tubuh yang semula demikian indah, akan berakhir dengan menjijikkan.
Andai saja Allah mau, dengan mudah tak akan Ia hancurkan tubuh indah manusia lalu membusuk dan kembali ke tanah. Tapi, selalu saja ada Kehendak di balik segala kejadian.
"Katakanlah : Sesungguhny kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kami, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS Al-Jumu'ah : 8)
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu kita, semestinya makin memahamkan diri bahwa kita bukanlah hanya tubuh semata, melainkan "jiwa" yang dibungkus dalam tubuh. Dengan kata lain, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Bahwa kematian tubuh akan segera terjadi. Tubuh yang demikian indah ini satu saat akan menjadi makanan cacing. Sedang eksistensi manusia di luar tubuh, ia akan kembali kepadaNya. Ruh kitalah yang akan tetap hidup. Ruh inilah yang akan menghadap Allah. Ruh inilah yang akan pulang ...
Maka bila memang kematian pantas untuk ditakuti, apa yang sudah kita lakukan untuk menghadapinya?
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. Al-Ahzab:16)
Maka sudahkah kita memiliki bekal untuk pulang?
Maka bila memang kematian pantas untuk ditakuti, apa yang sudah kita lakukan untuk menghadapinya?
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. Al-Ahzab:16)
Maka sudahkah kita memiliki bekal untuk pulang?
Wallahu a'lam bishawab
yup.... betul sekali mbak Ani... semua manusia yg hidup pasti kan merasa takut akan datang nya mati. untuk itulah kita harus mempersiapkan segala sesuatunya
BalasHapusKang Sugeng, trmakasih sudah mampir ... Dan kita berharap selalu dibimbing Allah untuk menghadapinya, ya. Aamiiin
BalasHapusmanusia punya rasa takut itu lumrah. takut akan kematian juga lumrah, asal alasannya benar. kalau alasannya karena masih butuh duniawi..tandanya bukan manusia yang beriman kepada Tuhan
BalasHapusYang hidup pasti akan kembali kepada sang penciptanya, meski kadang hal itu sering kali ditakuti..
BalasHapussemoga saja saat kita kembali kita sudah dipenuhi dengan perbekalan yang cukup.. amiin
ada award di blog ayoe... diambil ea bu...heheh
artikelnya menarik, dan langka karna jarang sekarang yg ingat pintu akhirat
BalasHapusartikelnya menarik dan langka karna jarang sekarang yg ingat pintu akhirat
BalasHapusartikelnya menarik, karna jarang yg mengingat pintu akhirat
BalasHapusartikelnya mantap
BalasHapuskehidupan ini tidak lah sejati ternyata....
BalasHapusrumah yang berdiri di atas kita, bukan tempat berpulang ternyata...
Dan selalu ada tempat berpulang yang lebih indah dari rumah kita kini... insya Allah ^_^
Kematian adalah suatu misteri Ilahi maka dari itu kita harus beserah diri dan mempersiapkan segala sesuatunya
BalasHapus