Hari masih pagi. Biasanya langsung sarapan. Tapi tidak hari itu, sebab aku berniat untuk shaum. Semalam kulafadzkan niat shaum, meski tak sempat makan sahur.
Hari yang biasa saja, meski aku sempat merasakan iman yang goyah.
Aku sempat berkeinginan membatalkan shaum hanya karena perut terasa perih dan hidung yang tergoda aroma bala-bala hangat dari kantin yang terletak di sebelah ruang kerjaku. Astaghfirullahal'adzim ...
Tiba-tiba saja harum bala-bala demikian kuat menyergapku. Aaah, akan kubatalkan sajakah shaumku? Toh ini bukan Ramadhan, pikirku ngaco. Aku memang memiliki masalah di lambung dan sempat terkapar karena liver, gara-gara sering terlambat makan. Tapi sisi baik hatiku masih bertahan. Shaum tidak akan membuat maag-ku kambuh. Kutenggelamkan pikiran dan segenap inderaku untuk menyelesaikan tugas hari itu. Selesai tugas, aku melangkah ke ruang kerja teman, eeeh ... di mejanya tersaji penganan lezat penggugah selera.
Ya Allah, mengapa terasa berat shaumku hari ini? Tak seringan hari-hari lain ...
Usai berbincang dan menolak halus tawarannya, aku kembali ke ruang kerjaku. Dan tiba-tiba saja aku sadar betapa malunya aku, tergoda oleh sekedar nafsu terdasar kemanusiaanku, yakni urusan perut! Padahal banyak diantara saudara sebangsa yang tak bisa makan setiap hari. Makan pagi, sore tidak, makan sore, pagi puasa. Sedang aku? Sungguh aku merasa ditampar oleh keinsyafanku sendiri. Benar, seringkali, tanpa disadari, manusia dewasa kalah oleh nafsu paling ringan, padahal anak kecil saja mampu melakukannya! Meninggikan benteng pertahanan bagi sebuah nafsu makanan.
Lalu kuheningkan hati, kupintakan doa, agar Allah memberi kekuatan iman padaku. Sambil berdoa, tiba-tiba saja muncul kenakalanku. Bukankah Allah selalu mengabulkan pinta orang yang sedang shaum? Kusisipkan 'negosiasi' kecil padaNya
"Ya Allah, hanya kepada Engkau aku serahkan segala daya dan kekuatan. Saat ini aku mengetuk pintuMu. Berilah aku kekuatan iman. Engkau Maha menepati janji, dan bila aku sanggup menamatkan shaumku hari ini hingga tiba waktunya berbuka, aku mohon ya Allah, kiranya Engkau meloloskan tulisanku untuk terpilih sebagai pemenang dalam kontes anti korupsi. Bukankah Engkau akan mengabulkan pinta orang yang shaum? Ampuni aku ya Allah, bila ini terlampau lancang ....Amin ya Allah ya mujibassailiiin ..."
Usai berdoa, aku merasa lebih kuat.
Sekaligus malu.
Hehe ... negosiasi lucu dan cenderung 'nakal' ini sebenarnya negosiasi colongan dari seorang teman yang tulisannya lolos di harian Republika. Dan tiba-tiba saja aku ingat saat sedang shaum. Lalu kutiru, alhamdulillah terkabul.
Meskipun demikian, aku tetap menyadari satu hal, Allah tidak akan mengabulkan doa yang tidak seimbang dengan ikhtiyar sang pendoa. Sesuai firmanNya juga dalam QS Ar-Ra'd ayat 11 :
"...Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga kaum itu merubah keadaannya sendiri ..."
Maka hari ini aku berucap syukur, terima kasih atas segala karuaniaMu, ya Allah ...
Alhamdulillah...ngiring bingah ah....Selamat ya bu...hehehe
BalasHapusmeski colongan tapi negonya berhasil yach hehehe
aduh...asiiik nich jadi pengunjung pertama hihihi....
BalasHapusSiapa yang sdg berjuang, pasti ada godaannya, terlebih berjuang dijalan Allah, kl takda godaan pst terasa datar n tak berbobot..
BalasHapusMbak.., selamat utk kemenangannya. Lepas dari doa yang dipanjatkan kepadanya, tulisan Mbak Anie memang layak menang dalam kontes itu. Benar kok mbak.., apalagi juri-2nya emang kompeten juga. Jadi kemenangan mbak Anie emang sudah sepadan dg usaha mbak Anie (plus doa yang dipanjatkan tadi)
BalasHapusMbak.., aku jadi tahu kekuranganku nih. Karena setelah menulis artikel kemarin itu aku tak berdoa sama sekali (jadi malu nih)..., apalagi tulisanku standar banget hehehe. Pantas aja gak menang hahaha.
BalasHapusjiahahaha... doa yg sedikit memaksa ya Mbak... beruntung sekali kita yakin bahwa Allah memang Maha Mendengar dan Mengabulkan doa hamba-Nya yg tulus.
BalasHapusAlhamdulillah akhirnya kita masuk dalam 20 artikel terbaik ya Mbak... Alhamdulillah ya Allah atas segala karunia-Mu
selamat ya mbak atas kemenangannya..
BalasHapusAlhamdulillah... Selamat Teh! Selamat!
BalasHapus*ikut senang...*
Wah menang ya mbak? Tapi bagus juga tuh usahanya! Asal saja yang kita minta yg memang baik buat kita. Selamat ya mbak!
BalasHapusAssalamu'alaikum...
BalasHapuskeu maha damang teteh? Afwan teh, selalu lambat kemari. Sekareng, di rumah gak ada inet. Ini selalu nebeng teh :( Alhamdulilah, tetangga sebelah wifinya gak pake passwod.
Selamat, atas kemenangan teh Anie. Doa colonganya, boleh ditiru Teh?
wah... benar-benar terkabul ya mbak? selamat ya... moga ke depan makin sukses... salam terkasih...
BalasHapusGuys,
BalasHapusSupport The Earth Hour, by turning off all the electricity for an hour on Saturday, March 27'th 2010, 8.30 pm.
Dukung The Earth Hour, dengan mematikan semua lampu dan listrik selama 1 jam, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 mulai dari jam 20.30 malam.
This is the least we can do....
Love the Earth...
Ninneta
@ Ritma : selamat menikmati peran pertama hehe ... Nuhun ya
BalasHapus@ Lillah : Benar, mbak, dan kita jadi semakin menyadari betapa dalam setiap keinginan/tujuan perlu ada usaha dan pengorbanan
@ mbak Reni : alhamdulillah ... benar mbak, dalam setiap usaha harus senantiasa diiringi doa
@ Kang Sugeng : hehe ... (malu plus senang)
Alhamdulillah
@ Nietha + eka + Fanda + Mas Goen : terima kasih ya
@ Anazkia : silakan hehe ...
@ ninneta : trims infonya
BalasHapusSelamat ya Ceu, benar kata mba Reni sayapun doanya mungkin kurang ditambah tulisannya belum pantas ikut kontes hehe.
BalasHapussebaliknya mbak.. saya ga puasa senin kamis kemarin.. krn gabisa
BalasHapus@ Latifah : nuhun, Teh. Hikmah yang bisa diambil memang adalah bahwa dalam setiap ikhtiyar/usaha harus selalu ada doa.
BalasHapus@ anyin : gak apa-apa kan, semoga kita masih diberi kesempatan untuk shaum
Selamat ceu atas kemenangannya...
BalasHapusSuatu niat baik memang selalu banyak rintangan dan godaan, tapi bila mampu melewatinya akan terasa lebih nikmat...
BalasHapusMbak, Bala-bala itu apa?
BalasHapus@ Elsa : bala2 adalah makanan khas orang Sunda, kalo di tempat lain kerap dibilang 'bakwan'
BalasHapus