Senin, 11 Agustus 2014

Sapatu Teteh Kaduruk Teu?

Penanggalan Hijriyah sudah menunjukkan angka 15. Artinya setengah bulan sudah kita tinggalkan hari lebaran. Masih di bulan Syawal, namun keriuhan silaturahmi keluarga, kekhidmatan sholat Ied di lapangan, kemacetan jalanan yang memanjang antara rumah tinggal dan tempat mudik, kepadatan lalu lintas angpau lebaran dengan lembaran 'jeger'nya (uang kertas baru biasanya masih licin, alias jeger dalam bahasa sunda,   itu adalah ciri khas salam tempel lebaran), perlahan sirna. Kembali pada rutinitas harian daerah perantauan. Ritme kerja, sekolah dan aneka kegiatan lain mulai kembali menggeliat.

Tidak berarti tak menyisakan apapun.

Pasar kembali tumpah ke jalanan. Tapi memang hanya pasar, sepertinya, yang di hari H lebaran masih saja tidak libur. Kepadatan jalur antar kota antar propinsi kembali normal. Pak polisi mulai meninggalkan pos operasinya, para jurnalis menggulung kabel dan meninggalkan jalanan yang selama sekian hari dia akrabi sebagai corong pemirsa yang mau mudik.