Minggu, 25 Januari 2015

Ini Ceritaku Menerbitkan Buku Indie

Bagi orang yang suka menulis, menerbitkan karya adalah hal yang paling diidamikan. Iya atau iya??
Maka segala macam upaya dikerahkan (cieee ...) agar karyanya itu bisa terbit, dibaca orang, dan,,,,tentu saja bermanfaat. 

Masalahnya tidak semua penulis memperoleh jodoh dengan media cetak atau penerbit buku lalu mejeng di toko-toko buku, apalagi best seller. Wah ... Tapi, bersyukur, dunia kian hari kian berkembang. Seiring dengan besarnya minat menulis di kalangan masyarakat, remaja, dewasa, lelaki bahkan ibu-ibu, ada banyak jasa penerbit indie yang menawarkan kesempatan menerbitkan buku untuk setiap orang yang suka menulis.

Kamis, 15 Januari 2015

KEB Sauyunan

Sebetulnya sudah lama saya ingin ikut acara-acara offline KEB. Sejak pertama diajak gabung oleh makjurbay alias nengnong (hehe) Irma Senja dulu, belum pernah sekalipun saya ketemuan dengan para emak-emak kece dan super kreatif bin keren itu.

Nah, ketika KEB mengadakan ultahnya yang ke 3 di Bandung, saya pikir saya bisa ikut, sebab letaknya tak terlampau jauh dari rumahku di Garut. Apa mau dikata, jadwalnya bentrok dengan acara keluarga besar. Tapi saya nekat daftar, siapa tahu keluar di kocokan arisan ilmu hehe ... Nekat, masbro!



Ohya, acara di KEB memang selalu bermanfaat dan menyenangkan. Meski saya belum pernah ikut, lewat medsos saya selalu tak ketinggaln info untuk mengetahui kegiatan yang tengah berlangsung. Bagaimana serunya para emak berbagi, baik berbagi ilmu, pengalaman, makanan, apapun. Bahkan berbagi 'bantal' dalam artian tidur bareng ketika perhelatan Srikandi Blogger 2014 yang lalu. Kok saya bisa tahu? Ya, celoteh dan ulasan para emak yang mengalir lewat tulisan baik di blog maupun di fb meniadakan jarak di antara para membernya. Bahkan saya yang tak pernah bertemu dengan mereka, bisa tahu bagaimana mak kandi Pungky, siapa mak Ida, keluwesan makpon Mira Sahid dan Irma Senja main yoga, mak Injul yang selalu nampak ceria, mak Haya yang sibuk jadi panitia, dede Maira yang jadi primadona cilik, dan lain-lain. Luar biasa!

Sependek pengetahuan saya, grup blogger dengan kebersamaan seperti ini, khas ibu-ibu yang tanpa sekat, saya baru temukan di KEB. Aaaah .... jadi rindu ketemu mereka. Sahabat maya yang belum sekalipun saya temui ...

Tahun ini, di Bandung, KEB menyirikan kedaerahn melalui tagline "Sauyunan". Sebuah kata yang menyiratkan banyak rasa. Benar, bahasa Sunda adalah bahasa Rasa. Sauyunan berarti kebersamaan, seiring sejalan, saling melengkapi, saling berbagi, saling mengisi, saling menghargai dalam kasih sayang. Betapa dalam makna Sauyunan dalam ultah KEB yang ke 3 ini. Saya terharu ...


Wilujeng milad, KEB ...
Semoga KEB bisa terus solid dalam perjalanan ke depan. Dapat menggapai membernya yang jauh dan tetap mampu merangkul mereka semua.
Saya bangga jadi bagian darimu

Rabu, 14 Januari 2015

Bongkar Gudang (bukan cuci gudang)

Kesibukan bebenah buku-buku kurtilas dan KTSP masih berlanjut.
Buku baru yang sudah dimasukkan ke dalam Buku Induk, dinomori, kasih stempel plus diberi label, dan tinggal dipinjamkan itu, kembali dimasukkan ke dalam plastik dan masuk dus!


Sambil mengepak, caraka (penjaga sekolah) membantu menarik kembali buku-buku KTSP dari dalam gudang. Ini namanya bukan cuci gudang, masbro, tapi bongkar gudang. Namanya juga  buku dari gudang, tak heran bila berdebu dan penuh dengan kotoran tikus. Aksi bongkar gudang ini lumayan membuat tangan 'tebal' dan bersin-bersin ...hhhaa hhaaatcsiiiii ...

Buku KTSP siap dipinjamkan lagi, tapi .... kok sedikit ya?
Usut punya usut, saya lupa ...benar-benar lupa, bahwa ketika buku digudangkan, ada banyak kepala madrasah swasta yang meminta 'buku bekas' itu untuk dimanfaatkan di sekolahnya. Saat itu, setelah mendapat persetujuan Bapak Kepala, beberapa madrasah membawa buku-buku tersebut (sesuai kebutuhan). Bahkan catatan ekspedisinya pun ada. Masya Allah ...

Terpaksa, hanya sekitar 25 % saja buku KTSP yang kembali bisa dipinjamkan. Mau tidak mau.
Tapi menyadari bahwa buku-buku lainnya bisa dimanfaatkan oleh madrasah sawsta, kecewa saya terobati, sebab buku tersebut tetap bisa dimanfaatkan, meski bukan oleh kami.

Begitulah, sekelumit 'gonjang-ganjing' akibat dari keputusan pejabat/penguasa yang ... bagaimana menyebutnya, ya? ... memainkan kurikulum.

Sekian

Selasa, 06 Januari 2015

Kurtilas, Quo vadis?

Buku kurtilas dengan jumlah ribuan eksemplar yang siap digunakan untuk poses pembelajaran ini mau dikemanakan? Berapa banyak anggaran dikeluarkan untuk ini? 



Sabtu, 03 Januari 2015

Liburan, tak sekedar keluar dari rutinitas.

Masa liburan seperti ini menjadi saat sangat berharga bagi kami. Sebab si sulung libur kuliah dan adiknya pun libur sekolah. Sudah tiga hari ini sejak malam pergantian tahun kami berempat saja menghabiskan waktu. Tidak berlibur ke tempat jauh, sebab ternyata keinginan Kakang dan Cici berbeda. Yang satu ingin ke alam terbuka yang satunya lagi ingin nonton film. Akhirnya kami di rumah saja, beli makanan, masak, makan, lalu  tiduraan. Sempat nonton Stand By Me Doraemon dari flashdisk (baru tahu kemudian, bahwa perusahaan film Jepang marah besar dengan adanya pembajakan film tersebut. Waduh kita nonton bajakan, dong!) Sempet gak enak juga ...tapi Yasud, nasi sudah jadi bubur.

Kamis, 01 Januari 2015

tahun baru

momentum, nampaknya setiap orang memang butuh momentum. sekedar menandai atau mengawali atau mungkin mengakhiri setiap apa yang baru dalam sesi hidupnya.

dan tahun baru lalu menjadi sesuatu yang dijadikan momentum bagi sebuah perubahan, hijrah dan segala resolusi hidup.