Selasa, 14 April 2015

tetangga

Benarkah kesibukan menjauhkan kita dari hubungan sosial? semisal dengan tetangga atau kerabat. Pekerjaan kantor yang menyita waktu, kerap hanya menyisakan waktu istirah yang terbatas, di rumah. Jelas sekali efek langsungnya adalah waktu yang berkurang dengan anak dan suami. Sepanjang pertemuan singkat dengan mereka masih bisa dikategorikan sarat mutu (meski minim waktu), oke lah. Tetapi kemudian, mau tidak mau, suka atau tidak suka, interaksi sosial kita dengan tetangga kian menipis.

Bila sebelumnya bukan hanya sekedar say hello saat berpapasan di depan rumah, kini bahkan tetangga sebelah sakit pun baru tahu setelah beberapa hari, saat ia dikabarkan dirawat di rumah sakit. Bila sebelumnya setiap Jumat sore hadir di masjid untuk pengajian, kini oleh sebab tiba di rumah menjelang magrib hal itu tak lagi dilakukan. Otomatis pertemuan dengan banyak ibu-ibu dan ustadz, berbagi ilmu, bertukar kabar dan bersilaturahmi jadi makin jarang.