Sedang yang ini award dari Nuansa Pena, disertai tugas menuliskan kata mutiara atau kalam hikmah.
Senin, 31 Mei 2010
Jiwa Sukses dan Wise Word
Sedang yang ini award dari Nuansa Pena, disertai tugas menuliskan kata mutiara atau kalam hikmah.
Minggu, 23 Mei 2010
Rain Affair : Antara Cinta dan Dusta
Urusan Hujan? Permainan Hujan?Pasti segala sesuatu mengenai hujan.
Atau bahkan hujan tak ada sama sekali dalam kisah ini, semata kisah cinta romantis, hanya ... akan lebih syahdu bila hujan mengguyur? Bisa iya, bisa juga tidak. Novel ini akan mengabarkan semuanya. Tentang cinta, dusta dan ... (lagi-lagi) hujan.
Ya novel.
Rain Affair adalah sebuah novel romantis karya Clara Canceriana.
Yuk, kita menyusuri lekuk likunya satu persatu.
Novel ini dikemas dalam balutan warna cinta : biru dan pink. Juga putih.
Keadaan seperti ini layaknya menggantang pelangi. Mereka tak bahagia. Hingga mereka berani memutuskan untuk bersegera memutuskan rantai dusta dan kepalsuan diantara mereka.
Kebahagiaan itu ibarat pelangi. Indah. Nampak dari jauh, tak tergapai. Padahal sebenarnya ia ada di dalam diri mereka sendiri.
Bagaimana kisah ini berakhir?
Temukan jawabannya di Rain Affair karya Clara Canceriana, penerbit Gagas Media.
****
Pre-Review ini ditulis untuk memeriahkan : Rain Affair Pre-Review Contest
yang diadakan oleh Clara Canceriana .
Namanya juga pre-review, jadi ditulis sebelum bukunya dibaca. Sedikit sok tahu hehe ... plus informasi awal dari sang penulis buku. Semoga berkenan ...
ujung jalanan belum usai
tangan-tangan itu menggenggam karung berisi pasir,
koral, batu
bergantian
lelaki berkopiah
perempuan berkerudung
anak-anak seusia remaja tanggung
hendak kemana?
mataku menangkap senyum
diantara terik yang merayap langit
segerombolan santri berderap menggenggam karung
berdua-dua
berjalan di payung langit
lelaki berkopiah
perempuan berkerudung
anak-anak seusia remaja tanggung
hendak kemana?
ooo...
kiranya ujung jalanan belum usai
Jumat, 21 Mei 2010
Sebaiknya Aku Diam
Impas ...
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kontes Fiksi Mini yang diadakan oleh mbak Wi3nda di sini
Selasa, 18 Mei 2010
Yang Tertunda
Ya, maaf karena beberapa tag dan award terlalu lama saya simpan di bilik. Baru sempat saya kerjakan sekarang dengan beberapa alasan yang gak penting.
Sudah lama saya dikirimi tugas oleh Fanda agar memilih beberapa theme blog yang saya suka. Sebetulnya saya suka tugas ini, masalahnya saya rada gaptek, sulit memindahkan theme blog favorit secara keseluruhan mulai header hingga postingannya. Karena itu tugas ini rada lama (lama banget malah hehe ...) kukerjakan. Ada beberapa yang gatot (gagal total), so dengan beribu maaf (*memerah pipi karena malu) beberapa theme gak bisa saya tampilkan, cukup nama blognya saja. Maaf yaaa ...
Maka inilah hasilnya :
1. Ruang Jeda nya Mas Yan's dalam jeda (sayang sekarang theme-nya sudah diganti)
2. Cerita Rahma Hari Ini, milik Rahma Meisyara Adnin alias Cici (my little princes)
3. Curhat Fanda. Saya suka bunga pointtsetia-nya
4. Cerita Inspirasi Ada kincir yang berputar, jadi terasa pas dengan judulnya, menginspirasi.
5. bukan sesiapa, blog milik mbak eka ini minimalis dengan content yang pas, jadi terasa sederhana.
Sebetulnya saya juga suka theme blognya Teh Latifah Hizboel yang Cinta Hakiki, Jendelaku Menatap Dunia milik Sinta, Kedai Kopi milik Ivan Kavalera sang penyiar dan penyair asal Bulukumba, cuma itu tadi gak bisa diupload disini (haaa ... ketahuan gapteknya!!).
Sekali lagi, maafkan, ya, sobat.
Kemudian ini award dari Gek
terima kasih Gek, maaf telat ...
award dari mbak ninneta disertai pesan menyebar kasih sayang kepada sesama
terima kasih award cinta kasihnya, semoga kita selalu bisa menebar kasih sayang hingga damai bumi kita. amiiin.
award dari mbak Reni
Beliau adalah sobat blogger yang sangat rapi menyimpan award dan memajangnya, sampai2 hafal berapa kali seseorang mengirimkan award padanya. Keren! Saya kebagian posisi ke-6 sebagai pemberi award terbanyak padanya, karenanya dihadiahi ini :
Terima kasih ya, mbak ...
Ini tag dari Anazkia
1. Apakah nama profile blog-mu? Apa artinya?
Ani Rostiani. Itu nama yang diberikan oleh orangtua saya. Ani adalah nama yang lazim bagi orang Sunda, sedangkan Ros diambil dari nama kembang ros (mawar) yang tumbuh subur di halaman rumah kakek, wangi dan cantik. Harapannya (pasti) agar saya tumbuh menjadi anak perempuan yang cantik (akhlaqnya) dan menyebarkan wangi kebaikan dalam setiap perilaku. Katanya sih begitu ...
2. Apakah nama blog-mu, apa artinya dan mengapa dinamakan seperti itu?
Blog ini kunamai 'resonansi ani rostiani'. Resonansi adalah getaran suara. Saya membuat blog ini karena ingin menuangkan segala getar dan rasa yang ada didalam diri, yang saya pikirkan, saya lihat dan saya rasakan ke dalam blog ini, begitu...
3. Sejak kapan mulai tertarik untuk membuat karya tulisan?
Sebetulnya saya menulis sejak SD, cuma yaaa gitu deh. Disimpan saja di sela-sela tumpukan buku dan catatan gak penting. Lagipula dulu, sejak kelas 3 SD saya diwajibkan menulis catatan harian oleh kakek (sekarang almarhum). Bila dikumpulkan, entah ada berapa puluh buku yang sudah kutulisi kejadian-kejadian kecil masa laluku, yang penting maupun yang gak penting (jiiiaaah, gayanya!!)
4. Apa motifasimu membuat blog ini?
Ya buat menyalurkan keinginan menulis.
5. Siapa yang menginspirasimu untuk membuat blog?
Teman kantorku, namanya Pak Haji Endang, meski secara praktek saya lebih banyak belajar dari Kang eNeS (hatur nuhun, Kang)
6. Siapa(-siapa) teman bloger yang mengajari dan membantumu membuat blog? (say something for appreciation)
Awalnya memang saya belajar dari buku, otak-atik sendiri. Lalu saya banyak belajar dari Kang eNeS. Beliau ini yang dengan sabar menjawab segala tetek bengek keingintahuan dan kegaptekkan aku. Karena itu disini aku ucapkan hatur nuhun pisan, Kang ...
7. Sekarang sudah punya berapa blog? Apa aja?
He .... jadi malu. Ada 3 blog sih, 4 dengan blog keroyokan. Tapi yang tiga jarang update. Apalagi blog yang berbahasa Sunda, sudah hampir 4 bulan ini terbengkalai. Ini dia mereka : resonansi ani rostian, Perpustakaan MTsN Garut, Cikaracak Ninggang Batu
8. Pertanyaan-pertanyaan di atas dihibahkan kepada
Sebagai rasa terima kasihku, aku hibahkan saja tag ini kepada Kang eNeS hehe ... Terus buat Persahabatan Latansa. Semoga tidak memberatkan ...
Untuk award-awardnya saya persilakan kepada sobat blogger yang belum punya dan bersedia mengambilnya, untuk memboyong ke rumah.
Alhamdulillah, lega rasanya telah menyelesaikan amanat ini.
Minggu, 16 Mei 2010
Malam dalam Hujan
malam ini, seperti malam-malam yang kemarin, aku dipeluk hujan. memunguti satu persatu potret yang Engkau gambar di dinding batu. sendirian ...
malam ini, seperti malam-malam yang kemarin, aku bersama hujan. merasai aroma wangi yang Engkau kirimkan lewat catatan kitab. sendirian ...
malam ini, seperti malam-malam yang kemarin, aku kuyup dalam hujan. mendamba guyuran cintaMu bagai air yang menguyupi bumi.
nampak sendirian, tetapi aku tahu Engkau ada
bersamaku dan hujan
...
Kamis, 13 Mei 2010
Hujan di balik jendela
Empat puluh tahun lalu, aku masih kanak-kanak. (keliatan tua amat aku ya …!!) Hujan sore hari sering kupandangi dari balik jendela. Melambai-lambai, lalu segerombolan anak-anak berlarian dalam hujan. Menarik-narik.
Kubuka pintu, jendela rumahku tak bisa kubuka, sebab ia tak berdaun. (daun jendela
Lalu air hujan membasahi mauku, menarik tanganku dalam basah, tiba-tiba saja aku bermandikan hujan bersama anak-anak yang berlari. Teriakan berkawan dengan kaki-kaki kecil yang kegirangan. Aku lupa, bajuku kuyup bersama tawa yang basah. Hujan telah berjabat erat denganku.
Itu dulu …. Berpuluh tahun lalu.
Sore ini, hujan kembali mengetuk jendela. Kali ini jendelaku dapat kusibak, sebab ia memiliki daun. Tapi aku tak bisa melompat dan memeluk hujan, sebab disana aku tak menemukan lagi kaki-kaki kecil milikku dan gerombolan anak-anak. Meski ia tetap melambai dan menarik-narik mauku.
Bisakah aku kembali bertelanjang kaki bersama tarian hujan? Sedang langit tak lagi menurunkan air yang sama. Air yang memiliki wangi awan, air yang tidak menurunkan rasa sakit, …
Aku hanya ingin sekejap saja menari bersama hujan. Seperti dulu
Tapi aku hanya bisa memandangi, sedang anak-anakkupun kularang bermain hujan. Sebab bagiku ia telah berubah.
Hujan itu telah berubah …ataukah tidak? Hujan tak pernah berubah, aku saja yang berubah?
Barangkali karena langit telah menua, demikian pula aku ...
GAMBAR : http://nakjadimande.com/2009/08/13/hujan-dalam-peran-antagonis/
Senin, 10 Mei 2010
Embuni Diri dengan Mutiara
Jumat, 07 Mei 2010
enigma
Apakah ada namanya
saat jutaan siluet menggempur kenang antara kembara
dan keterjagaan
ketika batuan mengangkangi mau
sedang angin menyeret dalam turbulensi keheningan
enigma hening
Apakah ada penjelasannya
saat langit terang menurunkan gumpal commulo nimbus
di batas antara keciap ayam dan kepak sayap elang
dan serbuan air menghujani keseimbangan
enigma hujan
seharusnya ada
karena hidup adalah rangkaian sebab akibat
meski tak semua akibat timbul dari sebab yang sama
seharusnya ada
karena hidup perkara menggali
kalau perlu mengebor
kedalaman sekian milyar enigma
apakah ada namanya
bagi setiap keterpasungan dan kelunya jiwa
yang bukan oleh aku
aku berteriak seteriak yang kubisa!
apakah namanya teriakanku?
hanya katarsis
atau sebuah keputusan
yang kutahu
kuharus menerima
meski itu
tak kumau!
Dedicated to Hanifah Nurhasanah
7 Mei 2010
Rabu, 05 Mei 2010
Segelas Susu
Selasa, 04 Mei 2010
Minggu, 02 Mei 2010
Bersamamu kembali
Dua kamis aku hilang. Barangkali aku ingin diam, mungkin juga tidak, sebab angin tak pernah memberi izin untuk berhenti.
Ternyata engkau masih disini. Aku sungguh merasa berharga.
Kabarku baik-baik saja, semoga demikian juga denganmu. Sama seperti ketika aku pergi. Dedaunan itu masih memberi aroma sore yang sama. Cobalah kau hirup, ia sesegar senyumanmu, sehijau hatimu. Teduh dan hangat.
Apakabar kamu?
Sore ini televisi masih mengabarkan tanah kita bersama luka dan harapan. Kita memang ditakdirkan hidup di negeri yang besar. Barangkali agar kita pun bisa bekerja besar, berkarya besar, berjiwa besar, berjuang besar, berbagi besar, dan segala macam besar lainnya. Bukannya berbohong besar, mencuri besar, bermulut besar, dan segala macam besar lainnya.
Kabarku baik-baik saja, mesti baik-baik saja. Sebab untuk menjadi besar kita harus dalam keadaan baik-baik saja, bukan? Bagaimana mungkin kelak akan tumbuh anak-anak yang berjiwa besar dan mampu berjuang besar sementara ibunya (juga ayahnya) tak dalam keadaan baik-baik saja untuk mengantarkan anak-anak menjadi "besar".
Akupun berharap kamu baik-baik saja, agar tanah kita juga baik dan tetap besar. Besar secara demografi, juga besar wibawanya. Aaaah ... akankah ia bisa???
Lihatlah aku masih melihat dirimu sesegar dedaunan sore usai hujan gerimis. Masih ada bersamaku, dan aku merasa sangat berharga. Meski aku masih meragu akan sebuah negeri yang berwibawa, bersamamu aku kuat.
Kita bergerak terus? Setuju?
Mengantarkan anak-anak, membuat mereka cerdas dan kuat, jiwanya, raganya.
Di sore basah ini, 2 Mei ini, aku ingin bersamamu. Bersumpah : mengantarkan anak-anak kita menjayakan negeri ini.