Minggu, 28 Desember 2014

...pulang...

Selalu biru, ketika tiba di bulan Desember. Mungkin karena itu bulan kelahiranku, mungkin juga tidak ada hubungannya sama sekali. Tapi, ketika Desember mulai menampakkan diri aku tahu sebentar lagi tahun akan segera berganti.

Seperti halnya berkenalan dengan seseorang, perubahan selalu membuatku berdebar. Ketidakpastian, pertanyaan, dan bermacam perbincangan ke dalam. 

Sebuah akhir.

http://ygtercecerdibenakku.blogspot.com/
 
Benarkah Desember mengingatkanku pada sebuah akhir? Padahal sejatinya setiap hari selalu mengenal akhir. Akhir hari, akhir malam, akhir waktu. Apa sebetulnya makna 'akhir'? Seperti waktu, ia relatif. Maka, sebagaimana halnya hidup, Desember hanyalah sesuatu yang semu. Bersamamu, mengisi hari-harimu, membantumu menemukan atau kehilangan sesuatu, lalu ... pergi.

Senin, 08 Desember 2014

Liputan JJS with Pustakawan Siswa (1) : Ada Apa di BAPUSIPDA?

Wisata ke Perpustakaan, kenapa tidak?


Sudah sejak bulan September, yakni ketika kegiatan Bulan Gemar Membaca dan Kunjung Perpustakaan digelar, anak binaan saya 'merengek' untuk diajak JJS (jalan-jalan seharian) ke perpustakaan Bandung, tepatnya BAPUSIPDA Prop. Jabar. Penyebabnya adalah : beberapa waktu sebelumnya perpustakaan kami kedatangan tim penilai dari Bapusipda Propinsi Jabar dalam rangka lomba perpustakaan. Dan beliau-beliau itu terkesan dengan adanya Pustakawan Siswa sehingga mengundang untuk berkunjung kesana.

Senin, 17 November 2014

Minum Obat dengan ALQUR'AN

Ketika hati menyimpan cerita luka, energy tersedot habis olehnya. Pikiran penat, wajah tidak nampak bagus (bayangkan wajah cantik yang tertekuk berlipat sepuluh), badan seakan habis memanggul berkarung-karung beras (emang pernah ya ngangkut  beras?). Ketika ada yang bertanya, jawabannya meninggi saja. Kasihan sang penanya, kena semprot teu pupuguh,  dan sesudahnya ada sesal dan perasaan bersalah. Tambah lagi deh masalah. Pokoknya parah!

Bacaan ‘Madre’ sedikit menghibur. Tapi selesai halaman terakhir, penat itu datang lagi.

Selasa, 11 November 2014

Menerbitkan Buletin Melalui Blog



Selain bertugas di Perpustakaan sekolah, saya membina anak-anak Pustakawan Siswa dan Tim Redaksi BASIK.   Pustakawan Siswa adalah organisasi siswa yang bergelut di bidang kepustakaan, sedangkan  BASIK yang merupakan kepanjangan dari Bacaan Siswa Kreatif dan Kritis adalah wadah bagi siswa yang menyukai bidang jurnalistik.

Pembinaan yang terjadwal sekali dalam seminggu. Ada kalanya anak-anak dari  2 kegiatan ekskul ini belajar dalam satu kelas. Mereka belajar, antara lain :

  • bagaimana memanfaatkan buku koleksi perpustakaan sekolah, 
  • cara menemukan buku sesuai klasifikasi, 
  • penelusuran katalog, hingga

Sabtu, 08 November 2014

PERSIB, Juara !

Akhirnya ...
Yang dinantikan selama 19 tahun, yang sangat dirindukan oleh para bobotoh dan warga Jawa Barat, terbayar sudah. Tadi malam, Tim Maung Bandung berhasil mengguncang emosi para pendukungnya dalam permainan cepat melawan Persipura. Melalui drama adu penalty, setelah perpanjangan waktu  2 x 15 menit dan skor  imbang 2-2, laga berakhir dengan hasil 7-5. Stadion Jakabaring Palembang, tempat laga final ISL itu digelar, riuh dengan sorak sorai dan tangis haru suporter fanatik Pangeran Biru. 
Persib menang! 
Persib juara!

Minggu, 26 Oktober 2014

Alhamdulillah .... Juara 1 JUMTEK se-Jawa Barat


Kita lanjut cerita keberangkatan Cici ikut Jumtek PMI di Pangandaran, yuk ...!

Minggu pagi sekitar pukul 8 waktu daerah Garut, Cici dan rombongan sudah berkumpul di markas PMI kabupaten. Beberapa anak yang masih duduk di bangku SD terlihat diantar ayah ibunya.

Barang bawaan berupa pakaian, alat makan, alat sholat, alat mandi yang dimasukkan dalam ransel, serta sleeping bag serta matras, sudah terlebih dulu dimasukkan ke dalm mobil lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana. Jadi, peserta hanya membawa tas berisi makanan dan alat sholat saat naik bis.

Sabtu, 18 Oktober 2014

JUMTEK ...bukan Jutek!

Jumtek, bukan Jutek ...
Itu istilah buat kegiatan PMI (Palang Merah Indonesia). Kependekan dari Jumpa-Bakti-Gembira (Jumbara) dan Temu Karya. Jumbara adalah kegiatan semacam jambore pramuka.
Sampai sini pasti sudah terbayang sebuah kegiatan yang melibatkan banyak orang di sebuah lapangan lapang, dengan tenda peleton yang berjajar serta aneka kegiatan riuh rendah, selama sekian hari.

Ya ...!

Senin, 11 Agustus 2014

Sapatu Teteh Kaduruk Teu?

Penanggalan Hijriyah sudah menunjukkan angka 15. Artinya setengah bulan sudah kita tinggalkan hari lebaran. Masih di bulan Syawal, namun keriuhan silaturahmi keluarga, kekhidmatan sholat Ied di lapangan, kemacetan jalanan yang memanjang antara rumah tinggal dan tempat mudik, kepadatan lalu lintas angpau lebaran dengan lembaran 'jeger'nya (uang kertas baru biasanya masih licin, alias jeger dalam bahasa sunda,   itu adalah ciri khas salam tempel lebaran), perlahan sirna. Kembali pada rutinitas harian daerah perantauan. Ritme kerja, sekolah dan aneka kegiatan lain mulai kembali menggeliat.

Tidak berarti tak menyisakan apapun.

Pasar kembali tumpah ke jalanan. Tapi memang hanya pasar, sepertinya, yang di hari H lebaran masih saja tidak libur. Kepadatan jalur antar kota antar propinsi kembali normal. Pak polisi mulai meninggalkan pos operasinya, para jurnalis menggulung kabel dan meninggalkan jalanan yang selama sekian hari dia akrabi sebagai corong pemirsa yang mau mudik.

Senin, 14 Juli 2014

Semoga Allah Mengampuni Kejahiliyahan Kita

Apa kabar, kawan?
Membuka kembali halaman, baru tersadar kiranya lama sekali saya tak singgah di teras ini. Tempat tercurah apa yang mau dibagi, wadah kecil diantara sekian banyak wadah yang saya punya, untuk sekedar berbagi. Meski mungkin tak seberapa guna bagi kawan, ada banyak hal yang saya dapat. 

Ternyata sentuhan terakhir saya kemarin ada di tanggal 18 Mei 2014. Duhai ... kemana sajakah saya?
Padahal wasiat kakek dulu, menulislah setiap hari. Apa saja. Asalkan jangan lewatkan hari tanpa menulis.
Astaghfirullah ...

Hari ini saya datang. Banyak sekali yang terlewat bahkan terlupakan. Sejarah tentang perjalanan saya, anak-anak, rumah, kantor, Indonesia bahkan dunia.

Minggu, 18 Mei 2014

Mengenal TB-MDR

Meski sudah mengenal penyakit TB sejak lama, karena saya pernah terpapar oleh virus Mycobacterium Tuberculosis itu dulu, saya baru mengenal istilah TB-MDR baru-baru ini. Saya awalnya hanya tahu bahwa penyembuhan sakit TB memakan waktu lama dan harus konsisten. Itu saja.

Pernah juga menemukan beberapa pasien yang ternyata belum sembuh setelah minum obat selama 6 bulan. Konsekuensinya mereka harus menambah waktu minum obat. Waktu itu saya bersyukur, bahwa saya dinyatakan sembuh dan bebas dari penyakit menakutkan tersebut, setelah dokter (melalui foto rontgen dan tes darah) menyatakan paru-paru saya bersih. Karena itu sempat kaget, ada juga ya, yang memerlukan waktu penyembuhan lebih lama. 

Sabtu, 17 Mei 2014

ketika cicak pergi

"Ibuuuuu ...." itu jerit ketakutan Cici ketika terbirit-birit keluar dari kamar. Kenapa?
Bukan, bukan karena ada kecoa atau hantu pocong, melainkan .... seekor cicak!

sumber : lifestyle.kompasiana.com

Awalnya menggelikan ketika tahu Cici takut pada cicak. Masa sih sama cicak aja takut? Sama kecoa malah berani. Tapi, kita gak bisa memaksakan seseorang untuk berani atau takut pada sesuatu sesuai logika kita, kan? Saya malah sering tak habis pikir mengetahui Iko Uwais, aktor The Raid yang jagoan silat itu takut sama kerupuk! Atau Raffi Ahmad yang takut rambutan!

Senin, 12 Mei 2014

Sang Patriot : Saat Sejarah Melahirkan Spirit Pahlawan (Sebuah Review)

sumber: http://dialogikabook.wordpress.com/2014/03/28/

Judul : Sang Patriot : Sebuah Epos Kepahlawanan
Penulis : Irma Devita
Penyunting : Agus Hadiyono
Penerbit : Inti Dinamika Publisher, Jakarta
Cetakan : 1, Februari 2014
Tebal : xii,  266 hlm
ISBN : 978-602-14969-0-9


Ini kisah tentang perjuangan dan keteguhan, kesetiaan dan pengkhianatan, cinta dan pengorbanan,  Pada tanah air, pada keluarga, pada kebenaran, pada sebuah keyakinan. Diceritakan dengan sepenuh hati oleh penulisnya, Irma Devita, sebagai bentuk pemenuhan janji masa kecilnya kepada sang nenek, istri Sang Patriot.  Cinta, pengabdian, rasa kagum serta rasa hormat kepada kakek dan neneknya itulah kemudian yang melahirkan buku ini. Sebuah catatan sejarah yang tak hanya menyajikan data, sederet angka dan tahun, serta nama-nama yang tak bergerak. Membaca buku ini, kita diajak untuk menelusuri lorong waktu, menyaksikan sebuah perjalanan penting Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Minggu, 04 Mei 2014

TB Bisa Disembuhkan

TB atau Tuberkulosis sekarang ini masih menjadi masalah kesehatan, tidak hanya di Indonesia, melainkan di dunia.Terdapat data fantastis yang mengabarkan seberapa besar penyakit itu menyerbu dan membuat banyak warga dunia terperangah.

Menurut laporan WHO, pada tahun 2012 diperkirakan 8,6 juta orang terjangkit TB dan 1,3 juta meninggal. Berdasarkan data WHO pula, Wilayah Asia Tenggara dan Kawasan Pasifik Barat secara kolektif menyumbang 58% dari kasus TB di dunia. Setengah dari negara dengan beban tertinggi TB berada di Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Mediterania Timur yaitu 11 negara dari 22 negara dengan beban TB tertinggi. 

Minggu, 27 April 2014

Cici Testing : Sekolah Bernuansa Islam, Pilihan Aman Menyekolahkan Anak


Meski hari Minggu, pagi ini Cici telah siap dengan baju seragam putih merah plus jilbabnya. Semalam ia sudah bersiap dengan hafalan. 

Ada apa gerangan?
Seperti pernah dikisahkan di sini, hari ini Cici menjalani tes masuk ke Mts (kepanjangan dari Madrasah Tsanawiyah) yakni SLTP plus berciri khas Islam.  MTs di bawah naungan Pesantren Persis Tarogong ini menjadi pilihannya melanjutkan sekolah.

Ketika tiba di lokasi, puluhan kendaraan sudah memenuhi jalanan depan Kompleks Persis. Persis Tarogong terletak di Jl. Terusan Pembangunan no. 1. Jalan itu membelah lokasi sekolah menjadi dua.  Jadi kompleks TK/RA, Gedung Serbaguna, Masjid dan asrama putera terletak di sebelah Timur jalan sedangkan SDIT, MTs, Mualimin/MA, Masjid, Poliklinik dan asrama puteri ada di sebelah Barat jalan, sehingga lokasinya berhadapan, terbentang sepanjang kurang lebih 300 meter dengan luas areal tak kurang dari 6.000 meter persegi (sumber http://iappi.fr-bb.com/t125-pesantren-tarogong)

Sabtu, 19 April 2014

Obat TB Gratis, Kok. Sembuhkan, Yuk!

Meskipun termasuk jenis penyakit menular dan bisa mematikan, TB., dulu disebut TBC alias Tuberkulosis, bisa disembuhkan, lho. Hal ini dimungkinkan  dengan pengobatan yang tepat dan disiplin sesuai anjuran dokter. Jadi, tak perlu terlalu khawatir bila anggota keluarga kita terkena TB. Lagipula, siapa yang mau? Maksud saya, bilapun harus berobat, ikuti semua aturan minumnya supaya virus TB hilang dari tubuh penderita, begitu.

Dulu, orang yang kena TB. sering dikucilkan, sebab takut menjadi biang keladi penularan kuman. TB. menjadi  momok menakutkan, bukan hanya karena penyakitnya melainkan juga karena takut efek sampingnya, yaitu dijauhi orang. Kalau sudah begini, pantas saja pasien TB. sulit sembuh, sebab secara psikis ia merasa tak lagi diinginkan. Lagipula penyakit ini terlanjur identik dengan kekumuhan, tidak bisa menjaga kesehatan serta kurang gizi. Padahal siapapun, baik dari kalangan miskin atau berada, memiliki potensi terkena TB dengan berbagai sebab.

Selasa, 15 April 2014

ASUS Notebook Terbaik dan Favoritku




Dulu, kalau mau kutak-ketik (bukan otak-atik) atau internetan, saya suka pakai komputer portable. Atau bila sedang tidak dipakai, saya pinjem laptop suami. Namanya juga minjem, jadi bila menulis harus disimpan di flashdisk supaya tidak perlu repot ketika harus mempostingnya di komputer.

Tapi keadaan itu saya jalani dengan santai. Setiap kali suami menawarkan agar saya membeli laptop, tidak terlalu saya tanggapi, sebab toh saya masih bisa menggunakan komputer rumah. Sayang bila dibiarkan nganggur.

Senin, 14 April 2014

Winny Widyawati, Kartini Itu


Bagi saya, Kartini adalah perempuan yang teguh memperjuangkan mimpinya tanpa mengorbankan norma yang ia anut dan yakini. Apapun rintangannya tak menyurutkan langkah dan tekadnya. Maka setiap perempuan yang bertekad baja memperjuangkan keyakinannya, dialah yang menyimpan spirit Kartini dalam dadanya. Ranah apapun yang ia pilih.

Spirit itu saya temukan dalam sosok perempuan cantik dan lembut, Winny Widyawati.

Selasa, 08 April 2014

Besok, Saya Memilih ...

Sejatinya, bukan hanya besok, setiap hari setiap waktu manusia harus memilih. Pada hakikatnya hidup adalah proses memilih. Memilih untuk bersikap baik pada orang yang menyebalkan atau bersikap sama menyebalkannya dengan dia. Memilih untuk pergi menunaikan tugas atau menemani anak yang sakit. Memilih untuk makan sop ayam atau jajan bakso. Memilih untuk diam atau menjawab pertanyaan gak penting. Memilih untuk melawan atau menerima. Memilih melawan dengan keras atau dengan elegan. Memilih menerima dengan terpaksa atau menerima dengan ikhlas lalu melihat hasilnya.  See? Setiap hari manusia selalu dihadapkan pada keadaan 'kita harus memilih', bukan hanya dari dua pilihan, bisa pula lebih dari itu.

Maka, proses memilih adalah proses hidup itu sendiri. Bagian dari tanggung jawab yang harus dipikul oleh siapapun, sesuai kapasitas, kapabilitas serta keinsyafan seseorang akan konskuensi yang kelak dipikulnya. Seperti sebuah proses ijtihad dalam tataran fiqih. Ketika pilihan kita benar maka dapat pahala dua, bila pun salah setidaknya kita mendpat 1 pahala. Memilih, bisa dimasukkan dalam lingkup ibadah, sepanjang kita meniatkannya untuk itu. Bukankah sejatinya "tidak semata Allah ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah"?

Minggu, 06 April 2014

TB? Dengan Mengenalnya, Kita Paham Penanganannya

Salah diagnosa?
Oh, No!

Saya tak hendak menyalahkan siapapun mengenai hal ini, sebab semua peristiwa ada hikmahnya. Ada yang disiapkan Allah untuk ditemukan, gerangan apa maksud sesuatu bisa terjadi.  Seburuk dan sebaik apapun yang kita alami dulu, buahnya akan kita petik hari ini. Pun yang kita jalani hari ini, akan kita dapatkan hasilnya di waktu yang akan datang, entah esok, minggu depan, bulan depan atau bertahun-tahun lagi, kita tak tahu.

Ini berkaitan dengan riwayat kesehatan saya ...
Sekitar 13 tahun yang lalu, saya divonis dokter menderita TBC, sekarang lebih populer dengan sebutan TB saja.

Minggu, 30 Maret 2014

Patriotku adalah AKI

Tiba-tiba saja saya menahan sedan, saat baru saja mengetik kata "Aki".
Saya rindu padanya  ...

Beliau adalah kakek saya almarhum, namanya Endus Supena, kerap dipanggil E. Supena saja. Sudah hampir lima tahun beliau berpulang,  tapi saya masih suka merasa beliau ada di tengah-tengah kami. Saya tahu benar nilai-nilai hidup yang beliau wariskan kepada kami anak cucu mantunya tak akan pernah hilang. Terutama nilai silaturahmi yang menjadi amanahnya.

Masa kecil saya dihabiskan bersama aki dan enin (kakek dan nenek). Bersama mereka saya banyak memiliki kisah yang tidak dimiliki oleh cucu aki yang lain. Yang saya ingat, saya mulai mengenal kewajiban sholat darinya.  Setiap hari, ketika saya tengah asik bermain di siang hari, saya dipanggil untuk sholat dhuhur. Ditemaninya saya berwudlu, lalu sholat berjamaah di mushola yang terletak di halaman belakang rumah di bawah pohon jambu air.


Sabtu, 29 Maret 2014

Perjalanan Menuju-Nya

Menonton serial Upin Ipin di televisi. Anak kembar itu tengah berjalan menuju surau untuk mengaji bersama kawan-kawannya. Melempar ingatan saya pada masa lalu ketika bergegas menuju masjid saat masih kanak-anak. Seruuu ... 

Mengaji ba'da magrib hingga mnejelang Isya, saat itu tak lain adalah keseruan, tidak merasa bahwa itu sebuah kewajiban yang memberatkan. Bagaimana tidak. Waktu itu pelajaran mengaji sagat menyenangkan. Cara yang diberikan ustadznya, kebetulan beliau paman saya, sangat menarik. Saya memanggilnya Mang Tata. 

Mang Tata, (dalam bahasa Sunda, Mang atau Mamang adalah panggilan untuk paman atau pakle) bukan hanya mengajar mengaji, beliau juga mendidik kami untuk mengerti apa yang kita baca. Tapi caranya gak bikin stress. Beliau ingin kami semua paham bacaan sholat serta arti surat-surat pendek yang kita baca saat mendirikan sholat. Tujuannya agar ketika sholat bukan hanya sekedar melakukan ritualnya semata tetapi juga memahami apa yang kita baca. 


Rabu, 26 Maret 2014

GIVEAWAY : Dongeng Karuhun


Sukakah engkau mendongeng?
Atau, suka mendengar dongeng?
Dulu, dongeng biasanya kita dengarkan saat menjelang tidur, yang dikisahkan oleh ayah, ibu atau kakek dan nenek. Lalu, sekarang ketika sudah jadi ibu, suka mendongengkah? Pastinyaa ...
Apakah dongeng karuhun (cerita rakyat/dongeng nenek moyang) termasuk pilihan favorit?
Bagaimana tanggapan anak-anak saat dongeng karuhun disampaikan dalam bahasa ibu (bahasa daerah)nya?

Ini adalah kisah saya dulu, ketika si bungsu masih kelas 1 SD dan masih suka didongengi (betul, gak ya, begitu bahasanya? didongengi? hehe ...) 

Begini …
Sejak si sulung masih balita, saya kerap membacakan dongeng sebelum tidur. Ini saya lakukan karena masa kecil sayapun kaya akan cerita dongeng sebelum tidur. Terlebih lagi, saya tahu, betapa kisah dongeng memberi dampak tak terduga (yang positif, tentu saja) bagi perkembangan jiwa dan emosi anak.
Saat itu dongeng yang saya baca adalah dongeng dalam bahasa Sunda. Lucunya, dongeng ini sudah lama hilang dalam perbendaharaan kamus ingatan saya. Maka saat saya membaca dan mendongengkannya (Saya pisahkan antara membaca dan mendongeng karena mendongeng membutuhkan keterlibatan ekspresi, emosi dan pewatakan tokoh melalui suara yang berbeda. Misalnya suara kita saat memerankan tokoh raja, pasti berbeda dengan saat mewakili tokoh ular dan anak kecil), saya seperti terseret ke lorong waktu. Improvisasi saya menyeruak dituntun oleh memori yang mengendap sekian lama.


Selasa, 25 Maret 2014

Tentang sebuah status

Curhat di jejaring sosial?
Banyak orang melakukannya. Entahlah barangkali ia tidak punya teman diskusi di dunia nyata, sehingga merasa perlu menumpahkannya di negeri dumay.
Bagi sebagian orang barangkali lumrah saja, tetapi bagi sebagian yang lain ibarat menepuk air di dulang terpercik muka sendiri alias menelanjangi diri. Curhat atau menumpahkan kemarahan atau mencaci maki atau apalah namanya itu biarkan jadi milik sendiri, yang tak pantas diumbar di media. Sejatinya jejaring pertemanan, apapun namanya, mau facebook, twitter, Instagram dll dengan nama baru itu (yang saya gak tahu hehe ...) adalah media publik, yang memungkinkan banyak orang membaca dan kemudian tahu keadaan kita.

Setidaknya itu menurut saya pribadi. Bagi yang tidak sependapat, ya mangga, silakan, toh semua punya alasan. Sepanjang hal itu tidak lantas menyebabkan perseteruan berjamaah (yang kerap terjadi di kalangan selebritis) sih no problem, meski bila ditelisik lebih mendalam lagi, nampaknya akan lebih elegan bila masalah hanyalah dibagi pada mereka yang dipercaya semata, bukan di dumay, yang memungkinkan orang lain yang tak kita kenal pun bisa membacanya.

Saya lalu menelusuri jejak status saya yang lalu, adakah tulisan yang lebay dan galau?? Aiiih ... jangan-jangan ada.

Ibaratnya, menelusuri status hari demi hari melatih kita untuk menilai diri, apakah yang telah kita tulis (baca : katakan) manfaat atau mudharat? khususnya buat pengingat diri sendiri? Bila ternyata banyak yang mubadzir, kita dapat memperbaiki status kita di hari ke depan, agar lebih positif dan mencerahkan. Status positif itu tak harus serius lho ... Status ngocol pun bisa berefek menggerakkan, dan memberi manfaat buat banyak orang.


Selasa, 04 Maret 2014

Cici, Keinginan dan Rencananya


Sore itu, Cici, menyodorkan formulir berwarna putih hijau plus brosur. Apa, ya?
"Cici mau ke sini aja, Bu," katanya pendek.

Kulihat sekilas. Itu adalah formulir pendaftaran masuk sekolah. Cici sekarang kelas 6 SD, sebentar lagi melanjutkan sekolah ke tingkat SLTP.

Kilas balik dulu, yu, sebentar.

Sedari masih TK, Cici adalah salah satu anak yang tahu mau kemana dia akan sekolah. Melanjutkan SD nya di SDIT Persis Tarogong adalah keinginannya, dan tentu saja kudukung karena selain kakaknya juga bersekolah di sana, kualitas SD tersebut terbilang bagus untuk kawasan kota Garut. Cici masih kelas 1 SD ketika dia menyatakan keinginannya untuk melanjutkan sekolah di MTsN Garut kelak bila ia sudah harus sekolah di tingkat SLTP. Kuiyakan saja dengan santai. Pikirku, biasa anak-anak, toh nanti juga akan berubah seiring perjalanan waktu.

Tahun demi tahun berlalu (berasa cerita dongeng, ya hehe ...) keinginan Cici untuk sekolah di MTsN Garut tidak juga berubah, malah semakin kuat. Terlebih ketika setiap tahun MTsN Garut menjuarai lomba-lomba LBB (Lomba Baris- Berbaris), Pramuka, dan lain-lain. Pramuka adalah bidang yang sangat Cici suka. Maka sangat bisa dipahami bila Cici ingin jadi bagian team andalan sekolahnya kelak.

Jumat, 28 Februari 2014

What a Wonderfull Wife ...

Menikah adalah setengah agama. Begitu yang kutahu sedari remaja, dari orangtua, dari guru, dari kakek, dari buku. Maka, menikah tentu saja menjadi ibadah bagi sesiapa yang melakukannya. Menikah adalah sebuah ikatan suci yang dibingkai dengan 'mitsaqan ghalidza'.

Ketika suatu hari Allah pertemukan ku dengan jodoh, lalu menikah, aku sadar telah masuk pada ranah 'setengah agama' itu. Ada banyak hal yang harus kujalani, bukan hanya yang penuh kesyukuran, melainkan lengkap pula dengan segala macam onak duri yang menghiasi perjalanan setengah agama itu.

Maka dengan penuh keinsyafan aku paham, betapa indah menjadi seorang istri. Seindah perjalanan itu bila telah tiba di tujuannya. Menuju sakinah dalam mawaddah dan rahmah, duhai betapa memabukkan. Apalagi bila semuanya dilakukan karena cinta. Cinta kepada Sang Mahacinta.

Sabtu, 22 Februari 2014

FLP17

 


Perayaan, sejatinya adalah sebuah kontemplasi, telah seberapa jauh kita melangkah, sudah berapa banyak kita berbuat?

Entahlah, seakan aku adalah bagian darinya, padahal aku hanyalah satu dari sekian banyak orang yang menyukainya semata. Suka? Barangkali terlalu ringan. Aku mengagumi gerakannya, visinya, karya-karyanya, orang-orang yang bergerak di dalamnya, dan semuanya. Aku suka semuanya.


Tasma, Antara Fashion dan Kebutuhan

Bagi sebagian orang tasma adalah fashion, bagi sebagian lainnya tasma adalah kebutuhan.
Tasma? Apaan tuuuh ..?? (*gaya Jaja Mihardja hehe ...)

Ini dia yang namanya Tasma


                                   

Yaa... Tasma adalah sebutan kacamata dalam bahasa Sunda.

Ceritanya begini, setelah sekian tahun kacamata minus saya jarang dipakai karena saya merasa sudah tidak terlalu tergantung lagi, beberapa hari ini saya harus kembali pakai (kacamata). Bukan lagi minus, tetapi double. Maksudnya?? 

Karena ternyata usiaku sudah masuk kategori lansia, (batas minimal kategori lansia adalah 45 tahun), maka mataku sudah ikutan lansia,  jadi mata tua alias presbiopi. Aiiih ... tua nih. Jadi harus pake kacamata jenis bifokal agar mata bisa melihat benda dengan jelas. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan istilah kecamata plus minus, yaitu menggunakan lensa cekung dan cembung sekaligus. 


Rabu, 19 Februari 2014

Ceritanya begini ...

Ceritanya begini ...
Blog ini sudah lama tidak terurus dengan baik. Kalaupun menulis, ya, nulis saja.
Pada suatu masa dulu, saya pernah begitu rajin sowan ke rumah teman maya, blogwalking, jalan-jalan, saling sapa dan ngopi aksara, beragi rasa berbagi kisah berbagi ilmu. Lalu saling memasang link, belajar html, menambah widget, dan sebagainya.

Kemudian semua itu tak lagi saya lakukan. Kenapa? Bukan karena bosan, melainkan oleh sebab hal lain.
Ada suatu masa, dalam sebulan saya hanya menulis satu tulisan. Atau bahkan lima bulan baru menulis lagi. Itupun tak lantas membuat langkah saya bergerak menyambangi teman-teman.

Maka, lupalah saya akan hal-hal teknis dalam memasang link dan sebagainya.
Bersyukur kemudian ketika saya mulai menulis lagi, saya diinvite neng Irma Senja  untuk gabung di komunitas KEB. Dari sana semuanya kembali bermula. Saya diingatkan bahwa sejarah harus dituliskan, sesederhana apapun ia telah mengukir jejaknya. Saya harus kembali rajin menulis dan bersilaturahmi.

Saya kembali diingatkan, bahwa pertemanan, di manapun ia terjalin, selalu memberika hal-hal positif dan membangun, menggairahkan dan sangat tak pantas untuk dibiarkan. Semua harus dijaga dan dipelihara. Bahkan dalam keadaan sempit, silaturahmilah, menulislah.


Minggu, 09 Februari 2014

Melipat Kantong Kresek

Saya belum pandai dan tidak termasuk rajin memanfaatkan limbah bentuk apapun menjadi sebuah benda yang lebih manfaat, seperti yang dilakukan neng Dey. Tapi ... melihat kantong kresek yang menumpuk di lemari dan laci, saya baru berfikir untuk membuat 'penampakan'nya tidak terlalu mengganggu pemandangan. Jadi tumpukan kantong kresek sisa belanjaan itu tidak saya gundukkan begitu saja.




 Melainkan dilipat seperti ini.

Selasa, 04 Februari 2014

Rumah Putih Itu ...

Siang tadi, Pak Jajang Jauhari, seorang rekan guru menyodorkan sebuah bingkisan berwarna coklat.
Otak saya tak berfikir lama. Itu pasti sebuah buku. Tapi buku apa? atau tepatnya buku yang mana? Kulihat pengirimnya. Bunda Abonk. Nama yang asing. Siapa, ya? Lalu tiba-tiba saja terlintas "Rumah Putih" begitu saja. Saya terlonjak, apakah ini buku itu?

Jumat, 31 Januari 2014

#1Hari1Ayat hari ke-31 : Syukur mata adalah menutupi aib setiap Muslim yang dilihatnya

Imam Ghazali pernah menulis bahwa "Syukur mata adalah menutupi aib setiap Muslim yang dilihatnya, syukur telinga adalah menutupi aib setiap Muslim yang didengarnya." 
Sedangkan Imam Ibnu Mas'ud berkata bahwa "Syukur adalah setengah dari iman."

 
Karena itu ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku.
(QS. Al-Baqoroh 152)



Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan
(QS Al-Baqoroh 164)


Betapa banyak nikmat Allah dan betapa sedikit syukur kita ...

Maka kulafadzkan doa Nabi Sulaiman rasa syukur ini selalu terpelihara :

Ya Tuhanku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh"
Aamiin ...

Mahabenar Allah dengan segala firmanNya

Kamis, 30 Januari 2014

#30 : Orang Shalih adalah ...

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillaahir rahmaanir rahiim

 

"Katakalah, Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, 
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran : 31)

Rasulullah saw bersabda : "Semua ummatku masuk surga kecuali orang yang tidak menginginkannya."
"Siapa yang tidak menginginkannya?" tanya para sahabat.
"Orang yang menaatiku masuk surga, sedangkan orang yang durhaka padaku tidak menginginkan masuk surga. Setiap amalan yang tidak berdasarkan Sunnahku adalah kemaksiatan."

Maka, satu-satunya jalan agar kita selamat dan masuk dalam golongan ummat Rasulullah adalah menjadi orang shalih.
Lalu siapa orang shalih itu?

Al-Fudhayl ibn Iyadh ditanya : "Wahai abu Ali, kapan seseorang bisa dikatakan orang shalih?"
"Apabila ada kesetian dalam niatnya, ada ketakutan adalam kalbunya, ada kebenaran dalam lidahnya dan ada amal shalih pada anggota tubuhnya," jawabnya.

Saya hanya menukil ini dari buku Ziarah Ruhani bersama Imam Al-Ghazali. Semoga bermanfaat.


Rabu, 29 Januari 2014

#29 : Silaturahmi

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

 
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa  kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka
(QS Muhammad : 22-23)


Jadi benar, memelihara hubungan silaturahmi itu adalah perintah Allah.  Bukan saja dengan keluarga dekat, melainkan pula dengan keluarga jauh (baik secara lokasi ataupun secara garis keturunan), bahkan memelihara hubungan silaturahmi dengan tetangga dan sahabat. Perilaku tersebut adalah salah satu upaya manusia untuk memelihara keutuhan dan kedamaian dunia.

Semua perintah Allah sejatinya membahagiakan.
Coba, siapa sih yang tidak senang dan bahagia ketika berkumpul dengan keluarga? Apalagi dengan mereka yang jarang bertemu. Wuihh .... kangen-kangenan dan obrolan mengalir gak henti-henti.

Ayat di atas, disandingkan antara membuat kerusakan dengan memutuskan hubungan kekeluargaan. Maka, hati-hati, jika anda memutuskan hubungan baik dengan siapa saja, maka sejatinya anda tengah membuat kerusakan di muka bumi. Rusaknya hubungan adalah cikal bakal tumbuhnya rasa curiga, rasa benci dan hilangnya rasa cinta. Yang demikian itu sangat dekat dengan munculnya perilaku buruk yang secara tidak disadari adalah merusak. Apa bedanya dengan merusak tatanan dunia yang damai dan melapangkan? Hanya saja kita seringkali tertipu dengan kata-kata pembelaan : 'ah sedikit, ini ...' atau 'aah ... buat pelajaran, sekali-kali dicuekin'

Silaturahmi akan menjaga perasaan satu sama lain saling terjaga dan terpelihara. Bilapun terjadi friksi, silaturahmi akan membuat masalah menjadi cair, sebab akan ada komunikasi yang biasanya membuat semua menjadi jelas. Pada akhirnya hubungan semakin erat dan terjalin saling memahami dan mengerti.

Sekali lagi, apapun ayatnya, semua perintah Allah adalah membahagiakan.
Mengapa kita sering lalai ...?

Bahkan Rasulullah saw telah bersabda :

Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga :
pecandu khamar, pemutus silaturahmi dan yang mempercayai sihir
HR. Ibn Hibban

Naudzubillahi min dzalik ...

Maka, meski hanya via blog seperti ini, semoga kita termasuk orang yang memelihara silaturahmi, ya, sahabatku.


Selasa, 28 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-28 : Pelajaran dari Televisi

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim


 
 "Hai orang-orang yang beriman,
janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi"
 (QS Al-Munafiqun : 9)



Masya Allah ...
Subhanallah ...
Astaghfirullah ...

Entah mana yang harus kuucapkan. Nyatanya, ketiga ucapan spontan itu keluar juga dari lisan saya tadi malam, ketika menyaksikan penyitaan belasan mobil mewah dari seorang tersangkan suap, Tubagus Chairi Wardhana alias Wawan.

Takjub melihat banyaknya mobil mewah seharga milyaran rupiah terparkir di garasi rumahnya. Buat apa beli mobil banyak-banyak, mahal lagi, kan gak bakal dipake semua? pikirku begitu. 

Tapi kemudian suami saya berkata lugas. 
"Itulah godaan duniawi. Dia merasa bahwa itulah kebutuhan gaya hidupnya. Coba, buat apa ibu beli tas berbagai jenis?"

Deg!
Lho, kok jadi lari ke saya? Tapi saya gak protes. Saya jawab dalam hati  : karena saya kan butuh tas itu? Lalu saya jadi mikir, iya juga ya. Tas satu atau dua, kan, cukup. Satu buat ngantor, satu buat pergi santai. Tapi gak begitu juga. Sebagai seorang perempuan, saya tergoda   untuk tampil lebih modis dengan tas yang sesuai dengan acara dan baju yang dikenakan. Gak lucu dong kalau saya pergi main nganter anak berenang, misalnya, malah pake tas yang cocoknya buat ngantor. Meski gak bakal ada yang protes, gak matching aja ... hehe ... ngeles.

Oke sampe sini saya ngerti.
Kebutuhan dan gaya hidup setiap orang pasti berbeda, sesuai selera, sesuai pendapatan. Makin tinggi tingkat sosial seseorang makin tinggi juga tuntutan dan gaya hidupnya. Sampai sini gak ada yang salah secara logika. Tetapi terasa kurang srek bila kita melihatnya dari sisi ruhani. 

Pentingkah gaya hidup dipertahankan?

Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan lewat sabdanya :
Cinta harta dan kedudukan menumbuhkan kemunafikan dalam kalbu 
sebagaimana air menumbuhkan sayuran 

Akan datang sesudah kalian satu kaum yang memakan makanan yang enak dan mengenakan pakaian yang bagus. Perut mereka tidak kenyang dengan yang sedikit dan diri mereka tidak puas dengan yang banyak. Mereka bersandar dan merasa senang dengan keduniaan. Mereka menyediakan tuhan di samping Tuhan mereka. Kepada dunia mereka berharap dan kepada hawa nafsu mereka patuh. 
(dari buku Imam Ghazali - Ziarah Ruhani) 

Astaghfirullah ...

Di zaman ini telah banyak sabda Rasulullah terbukti. Padahal dalam kitab suci pun Allah telah mengingatkan bahwa harta dan anak-anak seringkali melalaikan kita.
Yang pasti, semakin banyak kita melihat dan mendengar berita di layar televisi, semakin banyak pula kita mengaca diri, telah ikut terseretkah kita dalam pusaran kemelut dunia hari ini? Sebab sedikit atau banyak ada peran serta kita di dalamnya. Entah langsung ataupun tidak, sebab nyatanya keterdiaman kita dalam banyak hal barangkali termasuk pada ranah pembiaran, yang memungkinkan kerusakan semakin menjadi.

Wallahu alam ...



Senin, 27 Januari 2014

#1Hari1Ayat : hari ke-27 : Lelaki atau Perempuan, ia Anugerah Allah



 
Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi. 
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki
(QS. Asy-Syura : 49)


Oleh sebab hanya Alah yang Mahakuasa memilihkan dan memberikan anak lelaki atau perempuan bagi kita, maka hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan. Artinya, bila pun kita mengharapkan bayi yang lahir kelak berjenis kelamin lelaki atau perempuan, yang bisa kita lakukan selain berusaha (dengan bantuan ilmu pengetahuan yang sekarang makin banyak tips memperoleh anak berjenis kelamin tertentu, dengan bantuan pola makan dll) adalah banyak berdoa. Tapi tentu saja keputusan mutlak ada di tangan Allah swt.

Tapi bagi setiap ibu, biasanya Allah titipkan 'signal' untuk mengetahui gerangan bayi berjenis kelamin apa yang kelak lahir dari rahimnya. Setiap ibu pasti tahu, dan pernah merasakannya, yakni sebuah rasa yang dibrikan Allah pada hati seorang calon ibu. Firasat. Ya itu namanya.  

Seberapa besarpun keinginan seorang ibu memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu, tak akan mengurangi rasa cinta dan perhatian pada buah hati.  Sebab Sang Maha Cinta, Allah swt, telah pula menitipkan rasa cinta dan kasih sayang dalam hati ibu. Tinggal bagaimana kita mengelola rasa cinta itu agar tak lantas menjerumuskan pada cinta berlebih dan melenakan. Tugas oangtua kemudian untuk menanamkan pada anak, lelaki ataupun perempuan, bahwa mereka lahir karena Allah telah memberikan tugas mulia padanya, yakni berbuat manfaat bagi kemanusiaan dan dunia, hingga kelak Tuhan kembali memanggilnya.

Tugas itu ada di tangan kita sekarang ...
Maka dengan menyebut namamu ya Allah, bimbing kami senantiasa

Minggu, 26 Januari 2014

#1Hari1Ayat ke-26 : Untuk Saya

Hanya ingin mengingatkan kepada diri saya, betapa kematian itu sungguh sagat dekat. Hari ini saya sehat, bahagia, tak kurang suatu apa, tapi tak bisa menjamin maut tak bakal datang hari ini. Sungguh, hidup selalu memberikan banyak kejutan.

Melihat berita di televisi. Hakim Agung yang kemarin sesumbar untuk tetap memelihara hukum dengan seadil-adilnya serta melaknat pelaku korupsi, kini harus ditekan egonya sendiri, bertanggung jawab pada perdagangan kursi jabatan yang menghempaskan seluruh harga diri dan kehormatannya. Apakah ia yakin bahwa maut tak akan segera menghampiri? Duhai, alangkah berat ketika sebiji buah yang dipetik harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, kelak.

Lalu saya? Telah berbuat apakah hari ini? Agar esok atau lusa atau bahkan mungkin satu jam kemudian bisa berkata dengan benar di hadapanNya? Bahwa hanya kebenaran yang saya lakukan dan tak terselip dusta diantaranya?
Ya Allaaah ...



"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran 185)



"Dan, datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.  
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya" (Qaaf : 19)

Benar, saya seringkali merasa bahwa waktu saya masih banyak. Sehingga suka lalai akan hal-hal yang sebaiknya saya kerjakan, untuk suami, untuk anak-anak, untuk diri sendiri, untuk orangtua, untuk lingkungan atau untuk orang lain. Padahal tahu apa saya akan waktu satu jam lagi? Saya hanya tahu tentang rencana-rencana yang saya susun, selainnya tidak. Saya tak tahu apa-apa.

Ya Allah, sebelum Engkau panggil saya, mampukan saya memberi manfaat untuk orang-orang sekitar wabil khusus keluarga yang mencintai dan saya cintai. Matikan saya dalam keadaan husnul khotimah, sehingga Engkau ridlo ... 

Aaamiiin


Sabtu, 25 Januari 2014

# 25 : Hujan adalah Rahmat, Manusia yang mengubahnya


Perasaan campur aduk selalu datang setiap melihat layar tv akhir-akhir ini. Banjir masih menenggelamkan banyak rumah di banyak kota di Indonesia. Sungguh, bukan musibah yang ringan.  

Padahal telah beberapa lama kita menanti hujan turun, ketika kemarau mulai membuat tanah sawah mengering dan pecah-pecah. Hujan kerap dinanti kehadirannya sebab ia menjanjikan kesuburan dan kesegaran.  Tapi kenapa justru ketika hujan tiba, ia seolah menjadi petaka?

Bukankah Allah telah berfirman bahwa melalui hujan Dia menyebarkan rahmatNya?


 
Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa
dan menyebarkan rahmat-Nya.
Dan Dialah yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji
(QS. Asy-Suro : 28)

Melalui hujan Allah memberikan perlindungan. Dari bencana kekeringan, dari kurangnya persediaan air, dari tingginya angka kebakaran lahan, dari bahaya kematian. 

Melalui hujan Allah menurunkan rejeki. Tetumbuhan memunculkan putik, bunga bermekaran, katak berlompatan, ikan berenang, Sungguh Ia Maha Terpuji. 

Tapi hujan yang sejatinya adalah rahmat Allah bagi seluruh makhluk, telah berubah. Tentu saja bukan Allah yang mengubahnya. Sebab tak mungkin dan mustahil Allah membuat kerusakan sebab Ia Maha Memelihara.

Perilaku bodoh dan lalai manusia yang membuat hujan berubah menjadi petaka. Air yang menderas seketika menjadi monster yang menerkam dari segala penjuru. Ia menyerang dari selokan yang dibekap sampah, dari sungai yang meluap akibat pendangkalan, dari hutan yang gundul karena penebangan liar, dari kepungan plastik yang menyumbat, bahkan dari arah yang tidak kita sangka-sangka.

Maka bila ini musibah, sungguh, musibah itu datang dari kita sendiri. Meski sedari kecil saya terbiasa menyimpan sampah pada tempatnya, saya mohon maaf bila di antara banjir yang mengepung itu ada terselip khilaf saya. 

Selain upaya bebenah dari diri sendiri, mulai saat ini, dan mulai dari hal kecil, yuk kita istighfar, mohon ampun atas khilaf yang terlampau sering kita lakukan. Semoga Allah segera mengeluarkan kita dari bencana ini, seraya terus berusaha tiada henti.

 

Jumat, 24 Januari 2014

#1Hari1Ayat #24 : Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(QS Alam Nasyroh : 5-6)

Betapa aneka, masalah yang hadir di setiap tahapan hidup kita. Bahkan dalam satu hari, kita pernah mengalami bukan hanya satu masalah namun bermacam problema. Yaa, namanya juga hidup, gitu kan seloroh kita bila ada keluhan tentang sesuatu.

Benar, sejujurnya, jangan hidup deh kalau gak mau terkena masalah. Sebab hidup adalah sepaket dengan puluhan kesulitan, pun sepaket dengan tak terhitung kemudahan. Jadi, hadapi saja masalahnya, sebab di dalam masalah ada banyak pembelajaran dan di ujung masalah ada banyak solusi. Tinggal bagaimana kita mau bangkit dari masalah itu. Bukankah Allah telah menjanjikan dalam firmanNya di atas, bahwa setiap kesulitan itu selalu disertai dengan kemudahan. Kapan? Ya, bila kita mau berusaha.

Jadi, katakan saja pada masalah, berat ataupun ringan : aku siap menghadapimu, sebab aku punya Allah yang Mahahebat. Dia yang akan menjamin selesainya masalah sesudah kita berusaha.

Ringan atau beratnya masalah, sesungguhnya bukan terletak pada masalah itu, melainkan pada cara pandang kita. Bila kita menilainya berat, akan terasa berat sungguh masalah itu. Sebaliknya, bila kita anggap ringan, insya Allah masalah itu akan terasa mudah dilalui.

Yuk, keep spirit and smile ...

Kamis, 23 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-23 : Doa Istiqomah

Dalam Alquran ada banyak ayat Allah yang berisi doa-doa. Ayat ini adalah di antara sekian ayat yang aku jadikan doa setiap usai shalat, yaitu :

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, 
ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku.
(QS. Ibrahim : 40)

Sebagai manusia, kita selalu memiliki kecenderungan untuk lalai karena banyak hal. Misalnya karena kesibukan, kemalangan, bahkan kebahagiaan. Banyak hal di dunia ini yang menyebabkan kita lalai. Untuk itulah kita perlu penguat. Di saat usai sholat adalah masa yang ijabah untuk dikabulkannya doa, tentu saja dengan tingkat kekhusu'an yang terjaga.

Maka, hanya kepadaNya kita kembalikan segala soal. Yang bahagia atau yang duka. Agar kiranya kita tetap ditempatkan pada jalan dan perilaku yang istiqomah.

Aaamiiin ...


#22 : Kita Menolak, Kadang Allah Justru Memberi

Dunia menjadi menarik karena ketidakpastiannya. Bayangkan bila kita tahu apa yang akan terjadi esok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Mungkin tak akan ada usaha, harapan dan keinginan, toh sekeras apapun kita berusaha dan berharap, hasilnya sudah diketahui dan tak akan berubah.

Allah sungguh Mahamengerti, manusia itu itu makhluk yang serba ingin tahu karena dibekali akal untuk berfikir. Tapi, manusia juga harus paham, selain akal kita dibekali pula hati untuk menuntun. 

Di sepanjang perjalanan hidup di dunia, Allah mempersilakan manusia untuk melakukan apapun demi kebahagiaan, kesejahteraan, kemajuan dan pemenuhan kebutuhan, dalam koridor yang telah Dia gariskan melalui firmanNya. Bukankah "tidak semata-mata Allah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah" kepadaNya?

Maka, untuk segala macam alasan hidup, tidak bisa tidak, kita harus menyandarkannya pada ruh ibadah. Kita makan, karena Allah memerintahkan kita makan, dengan cara dan perolehan yang halal dan thoyib. Kita bekerja, karena Allah. Kita tersenyum, karena Allah. Kita mengasuh anak, karena Allah. Kita memasak, karena Allah. Kita menuruti kata-kata suami, karena Allah. Kita berdebat dan mencari solusi, karena Allah. Kita menulis, karena Allah. Kita mencari penghiburan, juga karena Allah. Semuanya disandarkan kepada Allah.  Karena yang disandarkan karena Allah pasti akan terjaga dari hal-hal yang buruk. 

Maka tak ada yang sia-sia. Asik kan, kalau menyanyi (bersenandung) pun dapat pahala bila dilakukan oleh sebab yang baik, karena Allah? Akan dicatat malaikat Rokib  sang pencatat kebaikan sebagai amal shalih. Subhanallah ...

Bahkan ketika doa kita ditolak, kita berserah kepada Allah sebab Dialah penentu segala. Seringkali Allah memberi apa yang tidak kita harapkan, sebab Dia tahu yang terbaik untuk kita. 
Dalam QS Yunus 107 Allah telah berfirman : 



"Jika Allah melimpahkan suatu kemudharatan padamu,
maka tidak ada yang dapat menghilangkan kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa saja yang dikehendakiNya di antara hamba- hambaNya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Bila kita selalu berprasangka baik kepada Allah, maka penolakan Allah selalu dipandang sebagai sesuatu yang mengandung hikmah. Doa yang belum terkabulkan, bukan semata Allah benci, tapi diyakini sebagai sesuatu yang tertunda. Atau kalau memang doa itu sama sekali tidak terkabul, maka orang arif akan berkata pada dirinya : "Allah akan memberi hikmah kebaikan di balik semua ini."


Selasa, 21 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke 21 : Fabi ayyi aalaa i robbikumaa tukadzdzibaan

Banjir dimana-mana. 
Di sana- sini yang tampak adalah derasnya air yang menyeret sampah, kendaraan, orang bahkan rumah. Bencana sedang menimpa saudara-saudara kita di Indonesia.

Namun hebatnya, di sela musibah yang melanda itu, kita selalu bisa melihat mereka yang masih bisa tersenyum bahkan tertawa. Tentu saja mereka sedih dan bingung menyaksikan harta benda yang hilang terbawa arus, dokumen penting yang rusak dan keluarga yang harus mengungsi, tetapi mereka tak pernah putus asa dari rahmat Allah. Selalu ada yang bisa disyukuri meski diantara kecamuk rasa sedih dan takut. 

 Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS Ar-Rahman 13

Allah telah menitipkan hati untuk merasakan nikmat, sekecil apapun nikmat itu.  Maka berbahagialah mereka, saudara-saudara kita, yang masih bisa merasakan nikmat itu. Sebab sejatinya rasa nikmat tak hanya datang di saat lapang, melainkan pula ia hadir di setiap saat bahkan saat paling sulit sekalipun.

Buat saudara-saudaraku semua, saya sungguh salut dan bangga melihat kalian masih bisa menebar manfaat di tengah musibah yang melanda. Insya Allah, Allah selalu memberi yang terbaik saja untuk kita.

Senin, 20 Januari 2014

#1Hari1Ayat hari ke-20 : Mumpung Masih Sempat

"Berbuat baiklah kepada orangtuamu, mumpung masih sempat."
Itu kata-kata yang diucapkan Helmy Yahya ketika menjawab pertanyaan peserta dalam sebuah seminar.

Betapa sangat terbatasnya kita dalam hal waktu, sebab ia (waktu) benar-benar dalam penguasaan Allah. Maka selagi ia masih berada dalam genggaman kita, yaitu saat ini, detik ini, bukan besok atau sebentar lagi, berbuat baiklah kepada mereka.

 
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS. Luqman : 14)

Selagi mereka masih ada ...
Sebab ketika mereka tiada, seberapa banyakpun harta yang akan diberikan, mereka tak bisa lagi bersama kita.

Minggu, 19 Januari 2014

Hari ke 19 : An-Naas

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4
 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6

1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.

Ayat ini mengandung tiga sifat Allah swt, yaitu : Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah. Dia adalah Pengurus, Raja dan Ilah segala sesuatu. Semua perkara adalah makhlukNya dan mengabdi kepadaNya. Maka, Allah swt memerintahkan siapapun untuk hanya memohon perlindungan kepada Dzat yang mempunyai tiga sifat agung ini, dari segala bisikan al-khannas, yaitu syetan yang senantiasa berbisik dalam dada manusia.

Sebab menurut Imam Ibnu Katsir, tidak ada satupun anak Adam yang tidak disertai kawan yang selalu mengindahkan segala macam tindakan keji bagi pandangannya. Itulah syetan.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Setan itu mengalir dalam tubuh anak Adam pada saluran darah"

dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya Abu Tamimah yang meriwayatkan dari seseorang yang pernah membonceng Nabi saw, katanya :

"Keledai Rasulullah saw terjatuh, lalu aku mengatakan 'Celakalah syetan!'
Lalu Nabi bersabda, 'Janganlah kamu katakan 'celakalah syetan' sebab jika kamu mengatakannya maka syetan akan menjadi semakin besar tubuhnya dan mengatakan : 'Dengan kekuatanku, aku akan mengalahkannya.' Namun, apabila kamu mengatakan 'Bimillah' maka dia akan mengecil sehingga menjadi sekecil lalat." 

Hadits ini menjadi dalil bahwa hati itu bilamana berdzikir kepada Allah swt, maka syetan akan mengecil dan kalah. Namun bila tidak berdzikir kepada Allah swt maka syetan akan menjadi besar dan menang.

Sahabat Rasul, Ibnu Abbas ra mengatakan sehubungan dengan firman Allah 'al-waswasil khannas'  : syetan itu berada dalam hati anak Adam. Bila lengah dan lalai, maka syetan pun akan membisik-bisikkan, namun bila ingat Allah syetan pun akan mundur ke belakang.

Bismillah, semoga kita selalu bisa menjaga dzikir kepada Allah, agar syetan yang senantiasa membisikkan godaan tak semakin membesar, melainkan makin kecil dan mengecil.

Wallahu 'alam
Mahabenar Allah dengan segala firmanNya




Sabtu, 18 Januari 2014

KEB di Mataku


Pertama kali mengenal  KEB, ketika diundang  mak Irma Susanti  di suatu masa, entah akhir tahun 2012 atau awal tahun 2013 (saya lupa ... hehe). Saat itu, jujur, karena saya bukan orang yang rajin kopdar, saya sempat ragu bakal bisa berbaur dengan semua membernya, maklum saya rada kuper (*mlipir di pinggiran ...  

Rada ngeper juga lihat para makmin dan emak-emak lain yang cantik, cerdas, berwawasan luas dan aktif bersliweran di berbagai event kopdar. Pokoknya, saya gabung saja. Menghargai teman yang mengundang dan yakin pasti bisa belajar banyak dari komunitas ini. Layaknya komunitas sejenis, kan pasti akan banyak share ilmu dan pengalaman, ya nggak? Dan sedikit banyak pasti banyak ilmu yang dapat dipetik. Ikut senang waktu  KEB tampil di tv. Keren aja lihat neng Irma dan mak Mira Sahid  serta para makmin di layar kaca.

Lalu muncul event akbar pertama yakni pemilihan Srikandi Blogger 2013. Saya dikomporin Anazkia untuk ikut. Aiiih ... Ana sayang, gak tahu ya, daku minder? hehe ... Maka saya jadi penggembira dan pendukung setia dirimu saja, agar dikau terpilih menjadi finalis dan kelak jadi pemenangnya, kategori apa saja yang penting menang!
Maka ketika acara penganugerahan Srikandi Blogger 2013 live streaming, saya girang saat Anazkia terpilih jadi Srikandi Blogger Favorit 2013. Yeeeay !! 

Dari ajang penganugerahan Srikandi Blogger pula saya kenal (maya) dengan Bunda Yati yang tetap hebat di usia sepuhnya, mak Dina Begum dengan foto-foto uniknya, mak N'nchie Hani yang tetap cantik dan segar kayak ABG, teh Dey sobatnya yang fotografer, mak Alaika Abdullah sang Srikandi Blogger 2013 dan tentu saja Founder mak Mira Sahid yang charming dan selalu tampak hangat di setiap kesempatan.

Saya mulai merasa, ada yang berbeda dari komunitas ini. Saya mulai merasa kerasan dan tak hanya mengirimkan jempol di setiap tulisan fb, melainkan turut melemparkan komentar dan mengirim link blog. Ada banyak alasan untuk tidak malas menulis. Ya,  KEB membuat saya kembali semangat ngeblog. Saya memang tidak meninggalkan blog sama sekali, tapi kalaupun nulis ya cuma sekali dalam sebulan atau bahkan dua bulan hehe ... Jelasnya,  KEB membuat semangat menulis saya bangkit kembali, (*aiiih ...

Dari beberapa blog member KEB saya tahu bahwa melalui blog ada banyak yang bisa dilakukan selain menulis secara pribadi. Blog bisa menjadi media yang sangat  jitu untuk menggalang solidaritas, menjadi sarana yang cantik untuk beriklan, menjadi cara yang cerdas untuk menuliskan ide (dari mulai yang konyol, serius, menyentuh tetapi berefek menggerakkan), hingga bagaimana menambah pundi-pundi. Semuanya didapat dengan menulis. Dan itu dilakukan oleh ibu-ibu. Sungguh, KEB adalah komunitas keren ...

Tak terasa, perjalanan itu telah menginjak tahun ke 2. Ibaratnya KEB tengah memasuki usia lucu-lucunya, golden age, dan ... ngangenin.  Saya sungguh terharu. Saya mulai membuat catatan untuk saya simpan di bilik ini, dan saya kirimkan sebagai kado sederhana buat keluarga yang istimewa.



KEB  .... adalah kumpulan spirit dan inspirasi yang menjelma dalam tubuh perempuan-perempuan tangguh dan luar biasa bergelar emak. 

KEB ... adalah kehangatan yang memancar dari dapur, ruang tamu, kamar tidur anak, ruang belajar dan teras rumah-rumah di seluruh Indonesia dan belahan bumi, menyebar keluar menyentuh semua membernya tanpa kecuali. 

KEB  ... adalah angin yang mengirimkan kabar bahwa perempuan adalah agen perubahan.

KEB ... adalah para emak hebat yang mengajakku bergandeng tangan 

Selamat Ulang Tahun, KEB
Semoga Tuhan menghimpunkan kebaikanNya dalam setiap langkah perjalanan menujuNya
apapun bentuknya

(big hug)



Hari ke-18 : Nuun, Demi Kalam dan Apa Yang Mereka Tulis

Allah swt telah bersumpah : Demi Kalam
dalam QS Al-Qalam ayat 1 :

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim



 
Nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis

Kalam adalah sejenis pena yang dipakai untuk menulis. Hal ini seperti firmanNya pada wahyu pertama :
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan
Bacalah dan Tuhanmu yang paling mulia
Yang telah mengajarkan dengan kalam
Yang telah mengajarkan manusia sesuatu yang belum diketahuinya"

Kalau begitu, menurut Imam Ibnu Katsir, kalam merupakan sumpah Allah dan peringatan bagi hamba-hambaNya tentang nikmat yang telah diberikan kepada mereka berupa pengajaran menulis, yang menjadi wasilah untuk mendapatkan berbagai macam ilmu. Itulah sebabnya Allah berfirman : 
"dan apa yang mereka tulis"
Mereka itu siapa? ya ... kita, manusia, bila mengaku sebagai hamba Allah yang mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya.

Bila mengacu pada sabda Rasulullah saw di bawah ini, pena ternyata adalah makhluk Allah yang pertama 

إِنَّ أَوَّلَ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالٰى الْقَلَمُ وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْتُبَ كُلُّ شَيْءٍ يَكُوْنُ

“Sesungguhnya sesuatu yang pertama kali Allah swt ciptakan adalah al-Qalam. 
Dan Dia memerintahkannya untuk menulis tiap-tiap sesuatu yang ada.”
(HR. Abu Ya'la dan al-Baihaqi)

Allah swt telah bersumpah demi kalam, mengisyaratkan betapa penting makna kalam/pena dalam hidup manusia, sebagai sarana mengais ilmu dan mencatat segala yang telah diserap dari ilmu itu sendiri. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata : Bacalah dan sesudah itu ikatlah bacaan itu dengan cara menuliskannya.

Wallahu 'alam bishawab
Mahabenar Allah dengan segala firmanNya