Minggu, 28 Februari 2010

Minggu Pagi Ini

Pagi menyembul di balik awan. Kuputuskan untuk menengok jendela dunia di lembaran maya. Sesuatu yang tidak biasa bagiku. Mumpung hari Minggu, pikirku. Saat waktu tak sekilat hari-hari lain. Aroma nasi goreng mengelus hidung dari arah dapur. Ah, suamiku rupanya mulai menikmati Minggu dengan hobby memasaknya. Kutengok sejenak, kami saling melempar senyum, hmm.... nasi gorengnya pasti enak!


Lalu lanjut pada keasyikan masing-masing.

Sejenak saja, kemudian hidup harus terus berjalan. Piring telah bertumpuk, menanti tanganku.

Okelah kalau begitu, I'm comiiing ....

Jumat, 26 Februari 2010

Mengetuk Pintu Langit


Membaringkan segala rasa di peraduan malam ini. Nyatanya tak lantas menidurkan kelebatan peristiwa seharian tadi.
Biasa .... sejak berpuluh tahun, malam selalu menyisakan siluet perjalanan.
Barangkali jiwa ini tak puas diri, lena tanpa evaluasi.

Lalu kukembalikan semua pada malam, agar ditelan selaksa lelangit . Muntahkan semua yang kelabu, biar esok berubah putih.

Demikianlah, hidup memang perjalanan. Malam hanyalah tempat persinggahan dan istirah, sesaat. Yang di sepertiganya Tuhan siapkan telingaNya untuk mendengar, mataNya untuk menatap, dan kuasaNya untuk mengabulkan pinta, bagi sesiapa yang menyediakan waktu untuk mengetuk pintu langit.

Terjagakah engkau semalam, kawan?

Selasa, 23 Februari 2010

Berguru Tiada Henti (Tag Book dari Fanda)

Kembali tentang buku.
Membuka jendela resonansi petang itu, kutemukan sebaris kalimat undangan dari Fanda untuk mengambil tag dari tempatnya.

Tag buku lagi. Kali ini saya harus menuliskan daftar buku yang sampai saat ini masih tetap menjadi referensi dan sering dibaca ulang. Bagiku tugas ini menarik, sebab diri ini memang seringkali membaca ulang buku-buku yang menjadi "pegangan" saya saat belajar di "universitas kehidupan" , hingga ujung usia.

Saya ucapkan terima kasih pada Fanda, sebab tag ini telah membuat saya menyadari satu hal, betapa proses belajar saya selama ini memang tak pernah usai.

Inilah dia, buku-buku bacaan saya :
1. Berguru Kepada Allah, Abu Sangkan

Sesuai judulnya, pembaca diajak menerima dengan ikhlas bahwa setiap sisi hidup adalah proses berguru dan pembelajaran. Dan berguru yang hakiki adalah kepada Sang Pemilik hidup itu sendiri, yakni Allah.
Dari buku ini saya belajar hidup dengan benar. Mendekat kepadaNya melalui metodologi Ihsan. Bahwa jiwa akan menjadi tenang kala mekanisme Ihsan (keadaan dimana seakan-akan Allah berada di hadapan kita dan kita 'melihat'Nya) dijalankan, bukan semata kala mendirikan sholat, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan. Bapak Abu Sangkan menulis dengan bahasa yang mengalir dan mudah dipahami. Buku inipun berisi tentang meditasi tertinggi dalam Islam, yakni sholat, lengkap dengan tuntunan bagaimana mengikutsertakan seluruh pancaindera didalamnya. Dalam fluktuasi kesadaran yang timbul tenggelam, buku ini kerap menyuntikkan energi positif bagi ruhani.


2. Matahari Odie Bersinar Karena Maghfi, Neno Warisman

Neno Warisman adalah salah satu tokoh perempuan yang menginspirasiku. Kepeduliannya pada bidang parenting/pengasuhan anak, membuatnya menulis buku. Buku ini adalah buku keduanya setelah "Izinkan Aku Bertutur". Berkisah tentang pengalaman dan kesehariannya membesarkan tiga buah hati, satu putera dan dua puteri. Penyajiannya menarik, diibaratkan sebagai panggung opera keluarga, yang berisi aneka perilaku dan perasaan anak-anak, tentang pertengkaran, pelajaran memahami, perasaan tersisihkan, hingga penilaian anak terhadap orang lain. Bagiku yang bermimpi menjadi ibu yang manfaat, buku ini adalah buku wajib (selain karena aku suka Neno dari dulu kala) juga karena di buku ini pembaca diajak untuk mulai berjuang (menanam modal bagi negeri) dari rumah, melalui penanaman cinta terhadap anak-anak.

3. Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu

Buku ini menjadi menarik karena penulis menerangkan Ikhlas yang 'abstrak' dan tak terindera menjadi sesuatu yang bisa difahami secara ilmiah. Quantum Ikhlas dimulai dengan penjelasan teknologi quantum, kemudian tiba-tiba saja ikhlas jadi demikian mudah difahami. Ini seperti menerangkan aspek ruhani melalui pendekatan teknologi.
Sangat menarik.



4. Positive Parenting, Moh. Fauzil Adhim

Buku tentang pengasuhan anak yang juga sering saya baca adalah bukunya Mas Fauzil Adhim. Di buku ini, penulis menjelaskan tentang arti penting sebuah pendidikan rohani dan budi pekerti sejak dini dalam lingkungan dan praktek keseharian. Seperti biasa, saya suka penuturan yang mengalir dan tidak terkesan teoritis. Buku ini memenuhi selera saya tersebut. Disertai kalimat-kalimat sederhana namun bergizi dan indah. Membuat saya selalu ingin belajar menjadi ibu yang baik dan manfaat buat anak-anak.


5. Sang Pemimpi, Andrea Hirata

Dari empat buku Tetralogi Laskar Pelangi, saya paling sering mengulang buku kedua "Sang Pemimpi", karena buku ini paling riang dan lepas. Segala mimpi, motivasi, kerja keras, dan peperangan hati sekaligus kelucuan, berkumpul di buku kedua ini.
Membacanya membuat saya rileks, santai tapi juga tersengat energi positif.




6. Setengah Isi Setengah Kosong, Parlindungan Marpaung

Ini buku motivasi. Berisi kumpulan kisah-kisah inspiratif yang dilengkapi dengan hikmah. Sesuai niat penulisnya, buku ini berusaha membantu pembacanya untuk menemukan "harta karun" yang masih tersembunyi di dalam diri masing-masing. Selalu ada 'value' dari setiap kisah, sesederhana apapun kisahnya.

7. Life Excellent, Reza M. Syarief

Inipun buku motivasi. Bila Setengah Isi Setengah Kosong, berisi kumpulan kisah inspiratif, Life Excellent yang ditulis Reza M. Syarief, membidik langsung hakikat kemanusiaan. Bahwa setiap orang, adalah yang paling tinggi derajatnya, yang paling tinggi levelnya di dalam suatu masyarakat, bahkan di dalam satu lingkup dunia sekalipun. Namun dengan satu syarat, kalau iman itu masih bersemayam di dalam hati. Ketika iman sudah lepas dari kehidupan, maka tidak ada lagi yang namanya kredibilitas, kharisma, wibawa, prestise, kebanggaan dan gengsi. Jadi gengsi itu bukan dibangun lewat simbol-simbol fisik atau simbol-simsol materi, melainkan simbol keimanan.

8. Di Perjamuan Cintamu di Arafah, Ratna Januarita.

Ini buku memoar haji yang melejitkan pembacanya untuk membulatkan mimpi menjadi niat. Kisah-kisah yang disajikan mengajak setiap orang untuk membuat hari-hari sebagai spirit haji, bahwa setiap tempat adalah Madinah-Mekkah-Muzdalifah- Mina. Jatuh bangunnya seorang hamba menemukan CintaNya, menjumput hikmah dari serakan peristiwa-peristiwa kecil yang diatur oleh Tangan Agung milik Sang Pencipta. Membaca buku ini, seluruh panca indera saya sepakat untuk mewujudkan mimpi ke Baitullah. Bukan karena penulisnya adalah sahabat saya, tetapi karena spirit haji mengalir deras dari setiap kata-katanya.


9. La Tahzan, Dr. 'Aidh Al-Qarni

Dulu, saat remaja, saya menemukan kata-kata motivasi dari bukunya Dale Carnegie. Sekarang saya menemukan sesuatu yang lebih bermakna (karena menawarkan perspektif lain) melalui buku La Tahzan ini. Selain kalimat bersayap, buku ini sarat dengan petikan kata-kata bijak, syair-syair Arab kuno maupun modern hingga hadits dan al-Qur'an.


Itu semua adalah buku yang mengawal pembelajaranku selama ini. Bisa jadi akan berubah satu saat, sebab hidup senantiasa berubah, pun denganku. Tapi perubahan apapun yang terjadi, semoga itu adalah menuju arah yang benar, lebih manfaat dan semakin mendekat pada tujuan hidup yang hakiki. Bukankah hidup adalah perjalanan menuju Allah ....Aaamiiin

Jumat, 19 Februari 2010

Sebuah Bingkisan Untuk Buah Hati

Ketahuilah wahai anakku, yang tercinta dan mulia, semoga Allah memberimu usia panjang dengan taat kepadaNya. Semoga Allah juga melapangkan jalanmu sebagaimana jalan para kekasih-Nya.

Saat engkau terbaring sakit, janganlah itu melunturkan kesyukuranmu atas nikmat yang telah Dia berikan. Ketahuilah, Allah tengah mengelusmu agar engkau lebih sabar dan tabah.

Bersama ini, anakku, tante pajang kado istimewa yang sempat engkau kirim sebelum sakitmu. Semoga engkau lekas sembuh. Salam manis dari anakku yang lain, Cici.

Mhuaaah ...






Award-award cantik ini dari Shasa (putri mbak Reni yang sedang sakit)
Semoga lekas sembuh, sayang

Rabu, 17 Februari 2010

Misi Hidup

Menjejaki detik bersama jarum jam yang berdetak, merasai sensasi kilasan peristiwa yang berdenyar bersamanya. Tak ada yang surut ke belakang, sebab waktu adalah perputaran alam yang senantiasa maju ke depan.

Bersamanya kemudian tumbuh nilai dan pemahaman, betapa hidup manusia adalah sebuah misi yang dikirimkan Tuhan untuk menjadikan alam seimbang. Bahwa setiap diri menerima misi hidupnya masing-masing.

Maka menemukan misi hidup yang Tuhan berikan, menjadi sebuah keniscayaan. Temukan misi kita masing-masing, yakni menjadi seseorang dan melakukan sesuatu yang positif dengan kualitas tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya.

Insya Allah, hidup akan terasa lebih bermakna.


Kebermaknaan hidup juga akan terasa saat kita menerima bingkisan sebagai sebuah pesan berantai untuk mempererat silaturahim, menebar kasih sayang dan persaudaraan antar sesama, salah satu dari sekian banyak misi hidup. Maka inilah pesan silaturahim itu :


Award dari Kang eNeS


Sedangkan yang dua ini dari Syifa Ahira, saya ambil dua saja, yang saya belum punya, Syif ...





Maka buat para sahabat blogger yang berkenan mengambil award ini saya persilakan dengan hormat. Semoga kita semua dapat menemukan misi hidup kita masing-masing dan menjalankannya dengan sempurna.


Jumat, 12 Februari 2010

Sepotong Petang Bersama Cici


Di sebuah coretan kecil, suatu petang kutemukan sebaris kalimat harap yang menggelitik, “Selamat tahun baru, semoga di tahun ini tidak ada korupsi.”

Kalimat yang biasa saja, kalau saja ditulis oleh orang dewasa, tapi menjadi menggelitik dan mengundang tanya sebab kalimat itu ditulis oleh seorang anak kelas 2 SD. Ditulis dalam sebuah blog imut dan pinky.

Nyata benar, Cici, pemilik blog ini, yang juga puteri bungsuku, memahami bahwa korupsi adalah sebuah kata atau perilaku yang berkonotasi negatif, tidak baik, cenderung merugikan. Meski saat ditanyakan secara sepintas ‘apa itu korupsi?’ ia hanya menjawab ringan :’nggak tahu’ sambil nyengir. Lantas ketika kukejar dengan pertanyaan : ‘lalu kenapa berharap tahun ini gak ada korupsi?’ Jawabannya adalah : “Biar aman aja, kan korupsi itu jahat.”

“oooo….,” responku mengundangnya meneruskan ‘penjelasan’.

“Pokoknya yang suka nyuri-nyuri, gitu.”

Mengapa obrolan petang itu menjadi penting bagiku? Karena saat itulah kuanggap sebagai moment emas untuk menanam. Ya, menanam. Anak-anak bagiku, selain sebagai inspirasi, adalah lahan subur untuk menanam. Menanam benih kebaikan, pemahaman, etika, norma, moral agama dan segala macam nilai-nilai kehidupan yang kelak, Insya Allah, akan mengantarkan perjalanannya menuju tujuan akhirat. Terlalu jauh? Tentu saja tidak. Disadari atau tidak, perjalanan setiap manusia adalah untuk mempersiapkan kematian. Dan aku bertanggung jawab menebarkan benih yang baik di dada anak-anakku, agar ia tidak terjebak dalam ‘permainan’ yang melenakan. Menebar setiap waktu, setiap Tuhan beri kesempatan padaku untuk menanam. Menanam kebaikan, kebenaran, perbedaan, toleransi, nilai-nilai agama dan budi pekerti dalam praktek keseharian.

Sungguh itu tidaklah gampang!

Anak ini (dan seluruh anak seusianya di negeri ini), kelak, lima belas hingga duapuluh tahun mendatang, adalah para pemimpin negeri ini, yang seyogyanya memiliki budi pekerti dan jiwa yang kuat dalam menghadapi terjangan dan gempuran virus menyesatkan. Dengan demikian, mereka mampu tetap lurus dalam membawa bangsanya menjadi maju secara jujur, bukan maju bagai buih, yaitu maju dan berkembang secara fisik tetapi keropos dan ringkih bila dilihat lebih dalam. Mudah terprovokasi, gampang dikibuli, kikuk saat menjadi diri sendiri. Sungguh sebuah kenyataan yang memiriskan. Kelak, saat anak-anak kita menjadi panglimanya, aku berharap negeri ini tak lagi jalan sempoyongan akibat keropos digerogoti anaknya sendiri.

Maka mulailah aku berperang melawan korupsi dari kamar tidur anakku, dari rumah sederhanaku, dari dapur, dari halaman bermain, dari setiap sudut dimana anakku tengah berada di zona emas. Yakni keadaan jiwa yang memungkinkannya menerima asupan nilai secara maksimal. Bukan disaat ibunya tengah ada waktu. Melainkan di saat anak ini berada di puncak interestnya pada keadaan di luar dunianya.

“Bu, Antasari (Antasari Azhar) dihukum 18 tahun,” katanya sambil menyisir rambut usai mandi. Rupanya benaknya masih menyimpan berita yang sempat dilihatnya di televisi. Aku mengiyakan saja dengan anggukan sambil berdebar menanti kelanjutannya, cemas dengan apa yang harus kukatakan agar aku tak salah menanam.

“Dia korupsi, ya, Bu.”

Tentu saja aku bingung, jawaban seperti apa yang harus kurangkai, agar kasus yang njelimet ini menjadi sederhana sehingga ‘masuk’ dalam logika anak usia kelas 2 SD, namun tak sampai menjerumuskannya pada penilaian yang keliru.

“Dia tidak korupsi, sayang. Dia adalah mantan ketua KPK, Komisi Pemberantasan Korupsi, yaitu orang yang bertugas menghilangkan korupsi di Indonesia. Tapi dia melakukan kesalahan sehingga harus diadili, untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dia lakukan."

"Seperti maling, ya, Bu," simpulnya lugas.

"Ya seperti itulah orang yang korupsi, tapi Antasari diadili karena alasan lain," jawabku hati-hati. Lalu aku mendekat. Sambil mengambil alih menyisiri rambutnya yang masih basah kulanjutkan misi rahasiaku : menanam benih.

"Nak, korupsi itu bukan hanya soal uang. Korupsi dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya iman. Bila ibu pulang kantor lebih dahulu tanpa izin, bisa disebut korupsi juga, yaitu korupsi waktu. Ibu kan sudah digaji sebulan penuh oleh negara, jadi ibu harus kerja sebulan penuh juga. Bila ada anak-anak yang jajan permen lima biji tapi bayarnya cuma satu, itu korupsi juga. Korupsi sama dengan melakukan hal buruk dan merugikan orang lain, baik secara terbuka maupun sembunyi-sembunyi."

Cermin di hadapan kami memantulkan mata bening milik Cici, menatapku, mencerna setiap kalimat yang kukatakan. Kami saling bertatapan manis. Kubayangkan, sebening itulah dahulu, mata para koruptor, kala mereka masih kanak-kanak. Namun, terjangan berbagai kepentingan dan lemahnya iman di dada mereka membuat segala nilai menjadi kabur. Atau bahkan mungkin saja mereka memang tak pernah mendapat ajaran tentang nilai-nilai yang luhur, karena ibunya sibuk mengurusi urusan luar. Alangkah sayangnya ... Alangkah ruginya ...

Ya Allah, mampukanlah aku, mampukanlah kami, para ibu dan ayah, dalam menanam benih kebenaran dan kebaikan di dada anak-anak kami, agar akarnya kuat menancap di jiwa-jiwa kecil mereka hingga kelak tiba saatnya mereka jadi panglima negeri ini, hingga kelak Engkau panggil mereka untuk menghadapMu. Jangan biarkan ia pudar dan ternoda.

Sepintas terpampang sebuah data survey yang sempat kubaca disini. Transparency Internasional menyebutkan bahwa Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia di tahun 2009 adalah 2,8. Masih sangat jauh dari angka ideal 10. Indeks pengukuran memiliki skala antara 0 (sangat korup) sampai dengan 10 (sangat bersih). Tentunya ini sangat memprihatinkan, terlebih lagi bila kita bandingkan dengan IPK negara-negara tetangga seperti Singapura, Brunei Darussalam (5,5), Malaysia (4,5) dan Thailand (3,3).

Aku menghela nafas.

Bangsa ini ada di genggamanmu, Nak, di genggaman semua anak yang lahir di negeri ini, anak yang lahir di Jakarta, Bukittinggi, Pulau Nias, Ambon, Bone, di pegunungan, di pesisir pantai, bahkan di pedalaman Papua. Semuanya memiliki kesempatan yang sama, asal engkau mendapat bekal yang seimbang dari alam materi dan alam spiritual.

Bila saja semua orangtua di negeri ini mempersiapkan dan memperlakukan mereka (anak-anak) sebagai pemimpin dan panglima negeri yang akan membawa Indonesia menjadi lebih baik, kuyakin negeri impian itu akan benar-benar ada.

"Selesai," senyumku mengembang menatapnya di cermin dengan bando merah muda. "Siap untuk jadi shalih dan manfaat?"

"Siap!" jawabnya tertawa derai.

"Oke, silakan main, Tuan Puteri..."

Sekejap dia 'terbang' sambil berteriak : "hapus korupsi!"

Sendiri aku menatap cermin, menata kembali semangat untuk mengobati bangsa yang tengah sakit ini, dari bilik yang paling sederhana, yakni rumah. Sebagai seorang ibu aku masih menyimpan mimpi, dari setiap rumah kita akan lahir calon pemimpin negeri ini, yang di dadanya berlimpah nyala kasih, di jiwanya menyala semangat berkorban, berbagi dan berjuang, di kalbunya tertancap akar iman yang kuat.

Insya Allah, kelak Indonesia jaya.


NB : Artikel ini saya ikutsertakan dalam ANTI KORUPSI BLOGPOST COMPETITION yang diadakan oleh www.ceritainspirasi.net


Selasa, 09 Februari 2010

Cinta Kita


Menemukan wajahmu di antara seribu wajah
aku sadar
engkaulah lelaki yang Tuhan kirimkan untukkku
untuk menemani langkah kecilku
untuk menggenapkan mimpi-mimpiku
untuk menyempurnakan ketidaksempurnaanku

Di tengah lapang itu
lima belas masa berlalu
engkau ayunkan lengan dengan bebas
tahukah?
saat itu ada bisik pelan mengelus ruang rasaku
engkaulah lelaki itu!

Serasa engkau telah kukenal sejak lama
nyatanya baru sejenak kita saling bersalaman
begitukah isyarat setiap cinta?
ruang dan waktu seakan lindap tak ber batas
dan kitapun larut berdua
tanpa peduli kapan ia telah tiba

dan
cinta itu memang milik kita

(mengenang 15 masa kebersamaan)


Gambar : http://sweetiealessa.wordpress.com/2008/11/21/

Sabtu, 06 Februari 2010

siluet

gambar : kfk.kompas.com



sesore ini kita masih berdua

menapaki jejak yang membekas di jejaring rasa

adakah satu yang terlupa


gerimis ini masih juga membasahi

kerinduan yang tak terabaikan oleh waktu

adakah satu yang tak teraba


langit ini masih menjadi atap

di kebersamaan yang biru

adakah yang tak sempat kita rajut


Aku disini

menatapmu dalam diam

engkau bisu

merengkuh lengkung rumah kita

yang kupercayakan utuh penuh

adakah lagi yang terlupa


barangkali iya mungkin juga tidak

sebab setiap titik perubahan ada dalam

lingkar jiwa kita

meski tak selamanya ia nampak

27 Januari 2010

Rabu, 03 Februari 2010

About Me (Tag dari Rizky)


Sekarang nampaknya tengah musim tag, dan sayapun kebagian. Tag ini dari Rizky. Inilah dia, semoga melalui tag ini sahabat semua dapat semakin mengenal saya. (malu juga, ya...)

1. Where is your cell phone?

Seringnya di dalam tas atau di saku. Kadang di atas meja kerjaku (bila sedang di kantor).

2. Relationship?
Terbuka kepada siapapun yang dengan tulus hati berbagi denganku.

3. Your hair?
Berjilbab, jadi hanya suami, anak-anak dan keluarga dekat yang tahu. Maaf ya, sahabat semua.

4. Work?
Pustakawan

5. Your sisters?
Seorang kakak yang PNS di Bandung, dua orang adik : satu tinggal di Yogya dan baru saja dikaruniai putri ketiga, seorang lagi (bungsu) di Bandung.

6. Your favorit thing?
Membaca sambil mendengarkan musik lembut

7. Your dream last night?
Mimpi ketemu mbak Ajeng sedang menatap seorang bayi (aneh ya, padahal saya belum pernah bertemu mbak Ajeng).

8. Your favorit drink?
Saya suka minum air bening.

9. Your dream car?
Nissan Terrano, gagah!

10. Your shoes?
merk apa saja yang penting teplek (tanpa hak)

11. Your fears?
Saya paling takut hidup jauh dari kasih sayang Allah swt. Naudzubillahi min dzalik ...

12. What do you want to be in 10 years?
Menjadi lebih baik setiap hari, berbagi dengan sesama, mewujudkan mimpi berziarah ke Baitullah dan jadi penulis betulan. Amiiin ya Allah ya mujibassailin ...

13. Who did you hang out with last week?
Dengan anak-anak di sekolah (tempat kerja) mengisi acara Pelatihan Dasar Jurnalistik untuk Siswa

14. What are you not good at?
Otak-atik HTML (ampuuuun deh)


15. One of your wish list item?
Ibadah haji. Amiiin ya Allah


16. Where you grew up?
Lahir, tumbuh, dibesarkan dan menghabiskan masa sekolah di Bandung

17. Last thing you did?
Ngeprint sambil blogwalking

18. What are you wearing?
Seragam dan kerudung biru donker

19. Your computer?
Acer (gak tahu tipenya), laptop Acer

20. Your pet?
Tidak punya

21. Your life?
Menikmati jadi ibu dari dua orang anak yang hebat dan istimewa, istri dari suami yang pengertian dan shalih. Alhamdulillah ...

22. Missing ?
apa ya?


23. What are you thinking right now?
Sedang berusaha dengan serius mendampingi ABG dan adik mungilnya agar hidup terus dalam bimbinganNya.

24. Your car?
Belum punya

25. Your kitchen?
Menyatu dengan ruang keluarga, tempat biasa kami berkumpul dan menghabiskan waktu luang.

26. Your favorit color?
Biru, hijau dan soft colour

27. Last time you laugh?
Tadi malam saat ngumpul bareng anak-anak nonton OVJ

28. Last time you cried?
Kapan ya?

29. Love?
Cinta bagiku adalah sebab segala kebergerakan di dunia ini, Allah swt. Yang membuatku kemudian mencintai hidup, suami, anak-anakku, dan orang2 yang mebuatku berubah menjadi lebih baik.

30. So who wants to share their ONEs? how about?
Persahabatan, berbagi apapun yang ingin dan patut dibagi

31. Person elected to the tag (tag ini saya wariskan kepada) Sepertinya yang lain sudah dapat, jadi buat sobatku yang berdua ini saja :
Newsoul dan Ritma

Kepada mereka berdua, selamat ya, saya ingin mengenalmu lebih dekat.

Selasa, 02 Februari 2010

Cici Mau Bikin Award !

Dengan penuh semangat tangan kecilnya mengumpulkan alat tulis. Pensil yang sudah lancip diserut, penghapus, spidol warna-warni, kertas HVS dan mistar huruf (mistar dengan pola-pola abjad untuk mencetak huruf)

"Bu, Cici mau bikin award," ujarnya mantap. Aku terbelalak menatap tumpukan "asesoris" di pelukannya.

"Maksudnya?" tanyaku takjub.
"Kemarin kan Cici dikirim award Spongebob oleh Teh Ritma. Nah, sekarang Cici punya teman baru di blog Cici, jadi Cici mau ngirim award juga buat dia. Tapi bikinan Cici sendiri, gitu."

Ya Allah ...
Anakku ingin berbagi.
Dengan polos, benaknya mengeja alur persahabatan melalui pemberian award ini, tanpa mempedulikan "aturan main" yang dibuat oleh orang dewasa. Namun demikian, dengan cerdas ia mampu menangkap spiritnya.

Maka kubiarkan saja ia serius dengan "proyek"nya.

Aku sungguh terharu dengan apa yang ia lakukan. Keinginan berbagi, memberi arti persahabatan, melalui karya sederhana yang karena spiritnya menjelma menjadi sebuah karya yang istimewa dan memiliki NILAI. (Bisa sahabat bayangkan, gambar sederhana yang ia lahirkan dan ia sebut "award", jauh panggang dari api, tapi bagiku award itu paling istimewa). Bahkan ibunyapun kalah, sebab tak ada satupun award berhasil dibuat.

Maka itulah pula yang menghangatkan hati, kala sejumlah sahabat blogger mengirimkan award kreasi mereka buatku. Mengingat betapa ketulusan melebihi apapun untuk sebuah hubungan persahabatan.

Award ini dari mbak Reni.

Saya suka melihat rengkuhan hangat ini. Bersama, mereka memandang rerumputan hijau, seakan sepakat bahwa apapun yang terjadi akan tetap saling mengisi.


Yang ini award dari mas Harto.


Dan ini dari Cosmorary.

Terima kasih mbak reni, mas Harto dan Cosmorary, telah memilihku sebagai sahabat.

Untuk semua sahabat yang kebetulan belum memiliki award ini, silakan diboyong saja. Siapapun engkau, saya senang berkesempatan mengenalmu, meski hanya di dunia maya.