Rabu, 29 Maret 2017

Absen Ngeblog ... Menerbitkan Buku.

Judulnya agak provokatif nih ....hehe

Lama tidak ngeblog, membuat tangan dan pikiran gagap: mau nulis apa? dari mana? banyak yang ingin diceritakan, tapi bingung. Nah lho.

Kumulai dari sini aja, deh. Kenapa hiatus?
Gak ada sebab yang pasti, selain karena ruang dumay lain sedang sibuk-sibuknya memberi bekal ilmu, yang otomatis membuatku betah di sana.  Ceritanya begini, di fb aku masuk beberapa grup puisi, yakni sonian, newhaiku, dan haikuKu Indonesia.

Sonian, pernah kuceritakan  di sini, adalah puisi berpola 6-5-4-3 yang terdiri dari 4 baris. Baris pertama terdiri dari 6 sukukata, baris kedua terdiri dari 5 sukukata, baris ketiga terdiri dari 4 sukukata dan baris keempat terdiri dari 3 sukukata. Jadi semakin ke bawah semakin mengerucut dan tajam, seperti mata panah. Sonian ini adalah puisi jenis batu yang digagas oleh penyair asal Tasikmalaya, kang Soni Farid Maulana.

Sedangkan haiku adalah puisi klasik asal Jepang yang juga berpola 5-7-5, terdiri dari 3 baris. Baris pertama terdiri dari 5 sukukata, baris kedua terdiri dari 7 sukukata, dan baris ketiga terdiri dari 5 sukukata. Tidak seperti sonian, haiku memiliki aturan yang lebih ketat. Ia harus memenuhi unsur KIGO (penanda musim) dan KIREJI (unsur kejutan). HaikuKu Indonesia adalah grup haiku di laman fb yang menganut haiku klasik.

Newhaiku adalah grup haiku juga tetapi menganut aliran modern meski tetap harus berKIGO dan kireji.

Nah, tiga grup itu membuatku asik hingga 'agak lupa' merapikan blog. Terlebih lagi dalam grup haikuKu Indonesia ada 'kuliah terbuka' tentang teori dan praktek membuat haiku yang memperkenalkan kita pada 8 type haiku dan sebagainya. Bila disatukan, teori-teori haiku itu bisa jadi sebuah buku tebal berisi 1001 teori haiku klasik. Mungkin ada 3 diktat (hehe ...diktaaat, ketahuan deh zaman kuliahku tahun berapa). Istimewa lagi, ilmu itu kita dapat secara free, dengan pola pembelajaran yang menyenangkan. Setiap kali sebuah teori disampaikan, edukator haikuKu menilai karya kita satu per satu, plus nilai yang diberikan, dari mulai nilai D sampai dengan A.
Asik sekaligus menantang. 

Bangga bila dapat nilai B apalagi A, kebanyakan sih C (ssst ....pak gurunya pelit nilai!). Trus, kita-kita nih, para murid  (terdiri dari orang2 berlatar belakang yang aneka, tapi disatukan oleh minat yang sama) saling berlomba nulis haiku yang "sesuai teori" ...kadang saling ledek, saling support sambil ketawa-tawa. Kelas belajar online yang menyenangkan. Sungguh ...

Dampak dari proses pembelajaran itu, pak guru memberi target untuk membukukan karya haiku yang telah dianggap lolos edit. Tidak tanggung-tanggung 1600 haiku dalam waktu 6 bulan! Setiap hari kami wajib setor 25 haiku (atau lebih) agar target bisa tercapai.

Maka, dalam setiap hal dan kegiatan, hampir semuanya dijadikan haiku.  Haiku, yang pada dasarnya adalah tentang alam, memaksaku untuk mengamati hampir semua gejala alam serta perubahan perilaku hewan pada setiap pergantian musim atau hari. Dari sana aku tahu, kapan lalat cenderung menempel pada tembok, kupu-kupu terbang, laba-laba membuat sarang, dan sebagainya.

Ini kuberi tahu beberapa contoh tentang mengenal tanda-tanda alam melalui perilaku hewan.

MENGENAL GEJALA-GEJALA ALAM SEBAGAI PENANDA KIGO

Kali ini perilaku binatang yang unik berkenaan dengan musim dan gejala alam...karena apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain :

a. Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.

b. Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.

c. Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan.

d. Lalat
Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari.

e. Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.
Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.
Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.

f. Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.

g. Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.

h. Siput
Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat.

i. Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.

j. Katak
Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam. Ini berkaitan dengan katak sebagai hewan amfibi yang pernafasannya dibantu kulit secara difusi sehingga sering harus membasahi diri
Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang.

Ini baru sedikit tentang kigo. Dari sedikit ini kita sudah belajar mengenal kebiasaan hidup sesama makhluk hidup. Belum lagi bila digali lebih dalam lagi, dilihat lebih luas lagi, melakukan pengamatan/perenungan lebih intens lagi. Subhanallah .... demikian banyak kuasa Tuhan yang luput dari pengamatan kita. Lebih jauh lagi, kita jadi banyak berdzikir, bersyukur atas nikmat yang tiada tara.

Haiku membuat kita lebih peka terhadap alam dan perubahannya.

Ada banyak lagi teori haiku. Tapi kayaknya ini sudah panjang, ya hehe ...
Nanti lagi deh, saya bagi. (Bisa ada banyak sambungannya)

Yang pasti, setahun lebih saya absen ngeblog. Belajar sonian dan haiku. Ternyata Allah telah berikan penanda yang sangat istimewa. Apakah itu??

BUKU.
Ya, buku. Sepanjang pertengahan 2015 - 2016. Karya sonian dan haiku saya diabadikan dalam 6 buah buku. Masih jauuuh bila dibandingkan dengan Pakdhe Cholik atau penulis lain. Tapi bagi saya, itu sudah "uyuhan"
Baik antologi bersama maupun antologi tunggal.
Alhamdulillahirabbil'alamiin ...

(Saya sendiri merasa surprise, saat menulis ini)
Lebay

Serasa mimpi. Gak percaya?
Ini dia bukunya :
1. Sonian Puisi Genre Baru, editor Ewith Bahar, Diandra Creative, Jakarta
2. Ombak Biru Semenanjung: 1020 Sonian Tiga Negara. tim editor Soni Farid Maulana dkk, Kosa Kata Kita, Jakarta
3. Musim ke-2 : 1000 Haiku Indonesia, kurator Tanpopo Anis, KKK, Jakarta
4. Haiku Tematik : Malam Memanjang, editor Dr. Endang Kasupardi, M.Pd, Yaf Publishing, Garut
5. Kumpulan Haiku Kisah Dedaun, Ani Rostiani, Yaf Publishing, Garut
6. Indonesian Haiku Anthologies of The Universe : Haiku Semesta, editor Diro Aritonang, Pustaka HaikuKu, Bandung.


Dan ada dua buku lagi sedang dalam proses terbit.
Ini sungguh di luar dugaan. Proses yang berjalan selama ini membawaku pada titik ini. Dan akan terus berproses.
Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberi kebaikan dalam niat yang tidak dinodai oleh apapun selain berkarya, meninggalkan catatan untuk dibaca anak-anak walau kelak saya sudah tiada. Meski serba sedikit, semoga terselip manfaat dan kebaikan di dalamnya.
Aaamiiin ...