Rabu, 05 Oktober 2011

di ujung puisi, waktu memburu


dan malampun berlari
meninggalkan bulan sepasi di ujung puisi
ada denting yang menua
antara sekian aksara dalam keranjang jiwa
adakah lagi pagi akan tiba?

waktu tak lagi bisa dipercaya
setiap ia kusebut
setiap itu ia tak lagi serupa
lalu aku terdiam di sini
sedang malam telah berlari sedari tadi

aku tertawan
aksara itu menyekap
"Demi waktu!"

aku sungguh tertipu
oleh waktu yang terus memburu

Ya Allah ...
akan sampai pagi lagikah ...??

7 komentar:

  1. Mbak, aku selalu terbata-bata memahami puisinya mbak Anie. Tapi aku tetap saja suka takjub membaca rangkaian kata yg sedemikian bagusnya, meskipun aku harus meraba-raba maknanya :)

    BalasHapus
  2. Puisi yg bagus di tambah gambarnya... nice post

    BalasHapus
  3. Simpel dan bagus puisinya bahasanya "mak cess"

    BalasHapus
  4. sulit memhminya tpi mudah utk sekedar dipikirkan mari beljar bersama hdup cmn refleksi dari tndakan ALLAH bgtu maha sempurna

    BalasHapus
  5. sulit AKU maknai tp jujur menarik tulisnmu

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...