Selasa, 26 Mei 2009

Ketika Neng Agne Pergi


"Assalamu'alaikum wr.wb. Tante Ani, ini Dilla, tadi sore neng Agne 'pergi'. Demam berdarah. Maaf baru kirim kabar sekarang." terkirim 20:13:52. 25/5/3009.




Sms itu menohok ulu hati.

Neng Agne, anak montok yang periang itu telah pergi. Ia meninggalkan keluarga yang dicintai dan mencintainya, meninggalkan teman-teman bermainnya di rumah dan di sekolah, meinggalkan ibu guru yang menyayanginya, untuk memenuhi panggilan Yang Maha Mencintai, memenuhi janjinya untuk segera menemui Penciptanya, Allah swt. Pemilik hakiki semua makhluk.

Masih segar dalam ingatan, saat itu ia berkali-kali meminta agar diperbolehkan main ke rumah anakku, Cici, yang juga teman sekelasnya di SD. Keinginan itu tak segera terwujud karena jarak rumah yang berjauhan serta karena beberapa kesibukan para orangtua mereka (orangtua Agne dan aku/orangtua Cici). Bisa dibayangkan ketika harapan itu terwujud, betapa riang kedua anak kelas 1 yang baru saja saling berteman itu. Di rumah, mereka bermain, berbagi cerita, berbagi tawa dan keduanya membagi keceriaan pada sudut-sudut dinding, kamar, pintu, jendela hingga ke pilar-pilar rumah dan putik bunga yang mulai bermunculan di halaman. Sungguh hari yang berwarna.

Usianya belum lagi genap 8 tahun. Bila bertemu di sekolah saat aku mengantar Cici, senyuman selalu menghias bibirnya. Kusapa lewat kerlingan mata dan senyuman, ia balas mengerling ! Aahhh .... momen kecil yang manis seringkali sangat berarti saat semuanya telah pergi.

Peristiwa kematian selalu meninggalkan kesedihan, terlebih bila yang pergi adalah seorang anak. Terkadang kita tak menginsafi, bahwa hidup, rizki, dan maut telah diatur oleh Yang Maha Pengatur. Tak seorangpun mampu menggeser waktu biarpun sedetik agar ia mau berkompromi dengan rayuan hati. Inginnya, kalau boleh, ia tetap meneruskan hidupnya yang masih panjang. Keegoisan itu sempat terlintas di benak uwaknya "Ya Allah, mohon mu'jizatMu," demikian rintihnya perlahan saat menyaksikan detik-detik terakhir pertolongan dokter di UGD.

Namun neng Agne tak hendak menyalahi janji untuk segera menemui-Nya. Melalui keikhlasan sang ayah saat berbisik perlahan : "Abah ikhlas, Neng sayang. Pergilah bila kau hendak pergi," iapun terbang mengangkasa dengan senyuman. Meninggalkan isak dan sesak di dada kami.

Melalui kisah uwaknya di sela-sela kami melayat jenazahnya yang tenang, kusadari satu hal, bahwa setiap jiwa yang lapang hendak pergi, ia selalu menyisakan kisah manis yang menyejukkan hati. Neng Agne pergi ba'da Asar. Di hari yang sama, usai sholat shubuh ia berucap ingin belajar sholat jenazah! Sementara semalaman ia terus membaca ayat-ayat Qur'an (anak-anak kami sekolah di SDIT). Sungguh sebuah awal kepergian yang indah ...

Tempatkan ia disisiMu, ya Allah ...
Amiinn

Kepergian neng Agne menyadarkanku akan satu hal. Bahwa kita, manusia, tak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Hari esok adalah misteri, semuanya mutlak kuasa Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanyalah berbuat, beramal sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya, berbagi sesederhana apapun bentuknya, berusaha menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjauhi segala laranganNya, menjalankan semua perintahNya tanpa menawar, agar bila saatnya tiba 'hari itu', kita dapat menutup waktu dengan senyuman. Dan meninggalkan semua jejak kebaikan kita di dunia bagi keindahan abadi di akhirat.

Ya Allah, jadikan kami lebih baik dari hari ke hari. Jadikan kami sebaik-baik manusia, yaitu yang mampu memberi manfaat bagi orang lain.
Amiiin...

3 komentar:

  1. Ikut berduka juga buat Neng Agne...
    Kita mesti menyadari bhw Ia yang tahu apa yg terbaik buat umatNya, maka kita (terutama keluarganya) hrs percaya kalo itu yg terbaik buat Neng Agne. Mungkin kalo ia terus hidup, ia hrs menderita ato apa. Toh ia tak benar2 'pergi', hanya pindah tempat sementara...

    BalasHapus
  2. turut berduka buat neng Agne..
    tu semua dah jadi episode kehidupan dimana kita tidak bisa menolak atas semua kehendakNya..

    BalasHapus
  3. Turut berduka cita. Semoga amal ibadah neng Agne di terima di sisi-Nya, Insya Allah...

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...