Kamis, 15 April 2010

Ibu Menangis


Malam ini ibu menangis, menangisi banyak hal sejak lama. Ttapi malam ini ibu menangis lara, ribuan anaknya tumpah kembali, meneriaki udara, menghantam bumi, merangsek kengerian, menusuk rembulan, memanggang bintang
di ujung pagi

Koja berdarah ...

aku meremang gulana, memandangi wajah ibu yang ternoda, oleh air mata darah yang dipercikkan rasa dendam, benci, marah dan segala nafsu anak-anak negerimu yang dilahirkan di tengah harapan besar, kemudian meremukkanmu dalam dina hari ini

ingin kuhapus air matamu, ibu. dengan apa aku tak tahu, sebab masih adakah lagi saputangan kebeningan yang tersisa bagi hapus dukamu?

semoga engkau percaya, aku dan berbaris perempuan anakmu, berikrar untuk melahirkan anak-anak negeri yang bening dalam melihat bulan, fasih mengeja hati, kuat memikul amanah kebenaran dalam kearifan

Pagi ini, akan tetap ada di lipatan sejarah sebagai duka anak negeri

Ibu, tetaplah tegak! jangan biarkan angan mencampakkanmu dalam ingatan tentang negeri-negeri yang hilang di Pompeii, Madyan, Granada dan berbilang negeri yang musnah dalam keserakahan dan keegoisan anak-anaknya

Ibu
meski terseok dalam kesakitan yang kronis, negeri ini akan tetap ada, sebab ada banyak anak-anakmu yang memeluk bintang, memikul matahari, dan memelihara impian Yusuf
untukmu, Ibu ...

29 komentar:

  1. Tragedi di Koja menyentakkan kita... bahwa ternyata kita telah kehilangan nurani dan lebih mengedepankan emosi.

    BalasHapus
  2. Sedih banget dengan berbagai berita akhir2 ini... ingin sekali kupeluk kembali kedamaian negeriku.

    BalasHapus
  3. aku heran sama tragedi Koja berdarah itu
    kok bisa gitu yaa...

    patsi telah terjadi kesalahpahaman antara warga dengan satpol PP. kok sampe kayak medan pertempuran gitu...

    BalasHapus
  4. sedih mengingat peristiwa itu...oh negeriku..

    BalasHapus
  5. @ rakun : iya ...
    @ ivan : ayo peluk ibu bersama-sama
    @ mbak reni : semoga negeri damai tentram itu segera tiba, mbak
    @ Elsa : semoga mediasi yang akan dilakukan mempertemukan kata sepakat. amiiin ...
    @ Isti : iya, mbak

    BalasHapus
  6. mereka tak pernah peduli dengan sang Ibu!
    Huh....!

    BalasHapus
  7. Koja oh koja, setelah kau apa lagi?

    BalasHapus
  8. Sangat terharu dengan postingan ini.Moga ibu tabah dan tegar amin.

    BalasHapus
  9. Tangisan sang ibu sudah terhalangi oleh keserakahan2 yang sudah merasuk dari nafsu anak pertiwi ini...

    BalasHapus
  10. @ duniaira : kemarahan yang memuncak kerap membutakan mata dan hati, mbak.

    @ Kang eNeS : jangan ada lagi. Ini yang terakhir, semoga

    @ Aisha : ibu dimaksud adalah ibu pertiwi, mbak

    @ Ateh : jadinya seperti kata mbak ira, mereka seakan tak peduli lagi pada ibu pertiwi.

    @ trip tips : terima kasih

    BalasHapus
  11. miris sekali, semoga tuhan yang kuasa memberikan balasan atas apa-apa yang telah mereka kerjakan dengan seadil-adilnya.

    BalasHapus
  12. ya, ibu pertiwi menangis, melihat tingkah polah kita ya mbak. Untunglah sudah ada jalan damai untuk kasus Koja ini.

    BalasHapus
  13. Tangisan Ibu Pertiwi, hampir tiap hari karena kita!

    BalasHapus
  14. aku dulu sering membuat ibuku menangis.... semoga mamaku tenang disana.... amin...

    BalasHapus
  15. keren banget nih. salut deh.

    BalasHapus
  16. jadi kangen ma Mamiku deh...
    thanks ya renungannya

    BalasHapus
  17. ibu aku ingin km slalu mengingatkanku ttg sesuatu hal yg berguna untuk kehidupan...he..he..

    numpang curhat, keren nih puisinya

    BalasHapus
  18. kerennnn...ibu adalah segalanya dlm hidupku, jd jgn engkau menangis ibu, berikan terus cerita indahmu untukku

    BalasHapus
  19. pas banget puisinya..sangat miris... -_-;

    BalasHapus
  20. Segala sesuatu dicerna dulu, jangan mudah terprovokasi!

    BalasHapus
  21. wah puisinya sangat menyentuh...
    penuh renungan untuk dimaknakan..
    Sukses Slalu!

    BalasHapus
  22. Ibu pertiwi berduka, anak negerinya bertika bersimbah darah......

    BalasHapus
  23. Teh, deklamasinya dalem banget. Sedih bacanya. :((

    BalasHapus
  24. hmmm...jadi ingat sama ibu...
    aku sering bandel...
    berdosa sekali yach jika kita membuat ibu kita sampe menangis...

    BalasHapus
  25. Speechless mbak.. Selalu tiada kata untuk melukiskan wanita mulia ini. Hiks..jadi pengen peluk ibu saya nih mbak..

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...