Selasa, 23 Oktober 2018

Doa dan Harapan

Hari ini, dua puluh tiga tahun yang lalu, saat adzan maghrib berkumandang, saat itulah Allah swt Yang Maharohman Maharohim menganugerahiku gelar ibu. Sulungku lahir. Seorang bayi lelaki yang kutiupi ruhnya sejak dalam kandungan dengan doa-doa kebaikan dan keselamatan ...

Hari ini, dua puluh tiga tahun yang lalu, dengan proses persalinan yang penuh drama, aku menangis bahagia, memeluk bayi lelaki berkulit putih berambut lebat dengan suara tangisan sangat nyaring. Didampingi ayahnya dan kakek neneknya, sulungku lahir dengan berat 3 kg dan panjang 51 cm. Gagah dan bercahaya.

Hari ini, dua puluh tiga tahun yang lalu, kusematkan nama penuh doa Mohammad Hanif Hilmy. Kuambil nama depannya dari manusia paling mulia dengan harapan ia meneladani sifat-sifat kemuliaan beliau, Rasulullah saw. Kuberi ia Hanif, sebab sejak berbulan-bulan sebelumnya kutemukan makna hanif yang demikian indah bagi sebuah tujuan kehidupan, dengan harapan ia selalu melangkah dalam kebenaran. Dan Hilmy adalah nama pemberian kakeknya (ayahku) agar ia memiliki ilmu yang tinggi dan manfaat bagi semua. Sungguh, betapa ia lahir dalam peluk kehangatan dan selaksa doa-doa.

Hari ini ... dua puluh tiga tahun sudah. Tak henti doa dan ikhtiyar dalam mendampingi perjalanannya. Dan tak akan pernah henti hingga kelak napas terhenti. Sebab pengkhidmatan seorang ibu tak akan pernah selesai ...

Selamat milad, anakku
Semoga Allah ridlo padamu






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...