Minggu, 24 November 2013

Playing Kewuk and Bolabekel Time

Gambar ini, apa sebutannya di sana?
Di daerah saya disebutnya "KEWUK".
Sebangsa kerang yang banyak terdapat di daerah pantai. Lalu dijadikan permainan oleh anak-anak. Diantaranya bisa buat buah biji congklak atau juga permainan bola bekel.

Naah ...
bicara soal bola bekel, sudah hampir dua minggu ini, Cici putri bungsuku, keranjingan permainan ini.
Setiap hari, hampir setiap waktu, dia pasti main bekel. Meski harus kerja keras mengasah tangannya untuk mencomot satu persatu kewuk itu dari satu sampai sepuluh, dia gak bosen.

Masih ingat kan cara permainan ini?
Bagi yang pernah kecil (emang ada yang ujug-ujug dewasa??) dan mengenal bola bekel, pasti tahu tatacara permainan ini. Dengan sepuluh biji kewuk dan sebuah bola bekel dari karet, biasanya mereka yang main terdiri dari dua orang hingga 4 orang. Bisa juga lebih, tapi bila kebanyakan, maka nunggu giliran mainnya akan lama, apalagi bila si pemain sudah jago banget.

Permainan dimulai dengan melemparkan bola melambung ke atas sementara itu tangan yang lain menghamparkan biji kewuk ke lantai, lalu bola (yang tadi dilambungkan) langsung ditangkap. Setelah itu ambil satu persatu kewuk yang terhampar sambil melambungkan bola bekelnya, sampai kewuk terakhir terambil, untuk kemudian dihamparkan kembali. Bila satu tahap itu selesai dimainkan, maka pemain tiba di bagian kedua, artinya dia mengambil sekaligus dua biji kewuk hingga kewuk terakhir. Selanjutnya, ambil biji kewuk sekaligus tiga tiga, begitu seterusnya sampai biji ke sepuluh.

Bila telah sampai di biji ke sepuluh sekaligus, maka naik level ke bagian 'nangkar' kewuk alias si biji kewuk nanti dibuat telentang dengan belahan kerang di atas. Biji kewuk diambil lagi satu persatu hingga habis. Setelah fase ini selesai, maka naik lagi ke level 'nangkub' alias biji kewuk dibuat tengkurep dulu sebelum diambil satu persatu hingga habis. Setelah itu, level tertinggi disebut 'naspel', dimana pemain akan menelentangkan semua biji kewuk, lalu menelungkupkan, kemudian dietelantangkan kembali sambil berjajar, untuk kemudian dicokcrok ( diambil secara cepat dalam sekali lemparan bola bekel).
Biji kewuk yang terambil akan menentukan di biji ke berapa selanjutnya pemain memulai lagi nanti.

Pemain akan terhenti permainannya bila ia gagal atau istilahnya 'lasut' menyelesaikan bagiannya. maka giliran main akan berpindah ke lawan mainnya.

begitu seterusnya.

Permainan ini mengasyikkan sekaligus mengasah motorik anak dan juga melatih kesabaran. 

Dan tahukah anda?
Anak saya cerita, bahwa di kelasnya kini bukan hanya dia yang bawa bola bekel plus kewuknya, melainkan ada banyak temannya juga. Dan bila jam istirahat, anak laki-laki tak lagi ribut lari-lari bahkan berantem, melainkan asyik melingkar bermain bekel. Sampai-sampai, ibu Yuni, ibu guru walikelasnya di SDIT Persis Tarogong, takjub, dan meng- upload foto mereka saat istirahat di facebook dengan judul "Kebersamaan kelas 6D"
Ini dia fotonya :



Nah yang berdiri di tengah itu, Cici, yang membawa 'virus' bekel menyebar di sekolah.
Gak apa-apa sebagai penyebar virus kemanfaatan ya, Ci ...
membuat semua orang senang dan mengenal permainan ini.



14 komentar:

  1. wah jadi inget zaman SD dulu,, saya juga jadi tersangka tukang ngajakin teman-teman sekelas maen bekel kalo lagi sanlat pas bulan puasa..hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. gitu ya? ternyata ada juga temennya Cici sbg penyebar virus hehe ...
      trmaksih sudah mampir ya

      Hapus
  2. hihi...memory masa kecil terkenang lg...klo dah main bekel sp lupa waktu...hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. aiiih ... pada keluar nih emak-emak jadul penggiat bekel hehe

      Hapus
  3. wiihh 6D Terkenal

    menakjubkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo ngebaca koment nya sih, kayaknya ini bu Yuni, ya. Walikelasnya Cici di SDIT Persis Tarogong
      Ibu memang hebat dan menakjubkan hehe

      Hapus
  4. Subhanallah...

    Saya seneng banget baca tulisan ini. Seolah menghilangkan paradigma dunia modernitas anak2. Ada harapan saya semoga ini menyeluruh di banyak sekolah2 di Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, Ana, permainan jadul lebih mengakrabkan anak-anak. Meskipun mainan modern pun ada banyak manfaatnya. Semoga modernitas tak melindas tradisi. Setuju

      Hapus
  5. di sekolah juga anak2 kelas X pernah saya lihat main seperti itu.. tapi bukan dari kerang itu, bekel yg dari besi.. memang permainan tradisional itu manfaatnya banyak sekali.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mak Riski guru juga ternyata, ya.
      Betul sekali, permainan ini memberikan wahana sosialisasi yang lebih terbuka bagi anak2

      Hapus
  6. hahahaha,jadi inget waktu SD dulu mbk,,,bolabekel ^^

    BalasHapus
  7. bola bekel, jaman kecil dulu aku suka main tuhh
    sekarang jangan jangan sudah susah dicari ya...
    pingin ngajarin dija main bola bekel juga nih

    BalasHapus
  8. bola bekelnya direndam di minyak tanah biar gede
    hehehe

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...