Senin, 23 Maret 2015

Sempurnakan Niat Dengan ONH (sebuah Review Dahsyatnya Ibadah Haji)


Judul : Dahsyatnya Ibadah Haji (Catatan Perjalanan Ibadah di Makkah dan Madinah)
Penulis : Abdul Cholik
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Tahun terbit : 2014
Jumlah halaman : 233 hlm
ISBN : 978-602-02-4810-3
Harga : Rp. 47.800



Ketika memesan buku “Dahsyatnya Ibadah Haji” langsung dari penulisnya, yakni pakde Abdul Cholik, saya sok tahu bahwa di dalamnya akan saya dapati banyak tips dan trik  semacam buku saku/pegangan bagi para jemaah calon haji. Dugaan itu muncul karena sebagai seorang mantan prajurit, beliau pasti terbiasa memerhatikan hal-hal teknis dan study lapangan, dan pasti menuliskan hal-hal praktis yang kerap luput dari perhatian banyak orang.



Setelah saya baca, ternyata dugaan saya tidak salah, tapi tidak seluruhnya benar. Buku ini, seperti memoar pada umumnya, berisi pula pengalaman pribadi sang penulis sejak keberangkatan dari tanah air, perjalanan, pengalaman di tanah suci hingga kembali lagi ke tanah air. Dari mulai hal-hal ringan seperti bekal apa saja yang harus dibawa lengkap dengan tips cara mengemasnya hingga doa-doa serta syarat dan rukun haji yang harus dipenuhi oleh setiap jemaah, ada di buku yang tebalnya  233 halaman ini. Buku ini dapat dibaca dengan santai karena ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna, tetapi juga tak meninggalkan kesan khusyu. Beberapa kali saya berkaca-kaca membacanya, bahkan tak mampu menahan tangis saat melafalkan  doa memasuki Masjidil Haram serta ketika wukuf di Arafah. 

Membaca buku ini, saya jadi ingin segera menyempurnakan niat untuk berhaji, karena sekarang, daftar haji di Garut, setelah dapat nomor porsi kita harus menunggu 7 tahun untuk dapat berangkat. Itu di atas kertas, sebab sejatinya kepergian menunaikan haji adalah mutlak undangan dan iradah Allah swt. Tapi, seperti kata pakde yang pertama adalah daftar saja dulu. 


Sinopsis
Diawali dengan membuka tabungan haji di sebuah bank, penulis menegaskan bahwa untuk berangkat haji yang kita perlukan hanyalah undangan dari Sang Pemilik hajat agung, Allah swt, tak perlu surat rekomendasi dari siapapun selain DIA. Yang paling penting dari niat berhaji adalah bersegera menyempurnakannya dengan membayar ONH sebagai salah satu jalan syariat (hakikatnya Allah yang berkehendak). Penulis sangat menekankan pentingnya manasik haji melalui Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang akan membekali calon haji dengan keilmuan sekaligus gambaran yang cukup tentang pelaksanaan ibadah haji (hlmn 4).

Yang paling penting dari semua awal ibadah ialah meluruskan niat. Dengan niat yang lurus, insya Allah perjalanan ibadah haji akan mendapat barakah, bimbingan, petunjuk, serta kekuatan lahir dan batin dari Allah swt. Yang menarik, penulis menyertakan cheklist barang bawaan yang perlu dibawa ke tanah suci dan dengan gaya khas nya mengingatkan untuk tidak usah membawa cobek dan munthu. Beberapa tip menyulap koper berat agar lebih ringan untuk dibawa juga ada lengkap dengan cara pengamanannya. Tentang nyawa kedua bernama paspor agar tidak dibiarkan jauh dari badan kita sehingga tidak terjadi masalah di sana. Tentang tak perlu membawa bekal uang berlebihan serta bagaimana menyiapkan uang pecahan kecil misalnya 2 riyal, 5 riyal atau 10 riyal. Uang tersebut bisa digunakan untuk membeli kebutuhan kecil-kecil atau untuk naik taksi (hlmn 34).

Hal-hal yang perlu diperhatikan selama di dalam pesawat, sejak naik, selama penerbangan hingga mendarat lengkap tersaji. Sehingga memberi gambaran yang cukup jelas bagi pembaca yang belum pernah naik pesawat. Tip cara menghitung putaran thawaf bagi orang pelupa pun ada. Lalu, tip bagaimana memelihara stamina agar tetap bugar saat harus wukuf dan lempar jumrah. Sekedar batuk saja sih biasa, bahkan selalu terdengar joke bahwa pada musim haji yang tidak batuk hanya ada 2 golongan, yaitu tiang listrik dan unta (hlmn 88).  Bagaimana menghafal letak maktab agar tidak tersesat serta serba-serbi kehidupan selama menghuni maktab di Mekkah. Bahkan tentang hajat penting, bagaimana kita harus belajar kembali untuk sabar dan pandai menyiasatinya, baik itu di Mina, Arafah maupun di Muzdalifah. Sampai tip berburu oleh-oleh. Tempat-tempat ziarah dan rekreasi tertulis, dari mulai Masjid Kucing, Masjid Qiblatain hingga Jabal Nur dan Jabal Magnet. Dari mulai Makam Ma'la, makam Rasulullah saw hingga Laut Merah dan Percetakan Alquran. Semuanya disertai dengan tip ringan ala pakde.

Dua belas larangan saat berpakaian ihram ditulis pula di buku ini lengkap dengan ketentuan dam/fidyah bagi jemaah yang melanggar larangan ihram tersebut. Beberapa doa seperti doa memasuki Masjidil Haram dan thawaf serta sai dan doa sapujagat "Robbanaa aatinaa fiddunya hasanah wafil aakhirati hasanah wakinaa adzaabannaar". Doa itu otak ibadah, dan tempat-tempat mustajab untuk berdoa ada di sini, diantaranya di Multazam, Hijir Ismail, belakang maqam Ibrahim, bukit Shafa dan Marwah, dan lain-lain (hlmn 167-168).

Catatan perjalanan haji itu ditutup dengan sebuah refleksi di Padang Arafah, doa untuk mereka yang ingin berhaji serta pentingnya memegang sebuah kunci, yaitu : ikhlas dalam mengerjakan perbuatan baik. Hal tersebut berdasarkan kehebohan berita  kala itu yang menyatakan : Jemaah Haji Indonesia Kelaparan. Bahwa semua itu hanyalah ujian dari Allah swt sebagaimana firmannya dalam QS Al-Baqarah 155-157 :
Dan sungguh Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "innalillahi wa inna ilaihi rojiun", mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Catatan/Kesan

  1. Buku ini penting dimiliki sebagai bekal mempersiapkan perjalanan ibadah haji, meskipun tidak terlalu padat dengan doa-doa dan tuntunan fikih.
  2. Latar belakang penulis sebagai perwira TNI menjadikan buku ini terkesan tegas, lugas, jelas dan tidak bertele-tele. 
  3. Penulisan yang tidak menggunakan pengelompokkan bab, menjadikan pembaca dapat memilih bagian mana yang ingin dibaca terlebih dahulu, meskipun tentu saja membaca secara berurutan akan lebih baik dan berkesan.
  4. Pembahasan tanpa bab membuat beberapa hal 'terpaksa' ditulis secara berulang, seperti kalimat tentang pecahan kecil-kecil uang riyal, banyaknya pedagang di sekitar maktab,
  5. Tak banyak kesalahan tik yang membuat "pusing pala berbi" (hehe ...), editornya rapiii ... tapi ada satu saja yang mengganjal, yakni kalimat terakhir di halaman 129 terpotong begitu saja tanpa ada lanjutannya pada halaman 130. Tapi kemudian saya baca di bawah keterangan gambar 38.2. shalat subuh, zikir dan doa. Itu saja saya anggap sebagai kelanjutan kalimat tersebut.
  6. Secara keseluruhan saya menikmati buku ini. Sangat bermanfaat dan menjadi pelengkap koleksi buku saya tentang ibadah haji.
  7. Buku ini membuat saya ingin segera pergi ke tanah suci Makkah al-Mukarramah ...

Selain sebagai cara menyenangkan hati pakde (seperti yang ditulis beliau dalam selipan buku Dahsyatnya Ibadah Haji), juga Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Menulis Resensi Buku Dahsyatnya Ibadah Haji .
 





17 komentar:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Lomba Menulis Resensi Buku Dahsyatnya Ibadah Haji
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Jombang

    BalasHapus
  2. tips dan trik yang berguna banget ya mbak sebagai panduan orang lain ketika akan menunaikan ibadah haji. semoga menang ya mbak anie

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, mbak Lidya, sangat bermanfaat.
      Aamiin ... Terimakasih doanya

      Hapus
  3. Reviewnya oke nih Teh... lengkap dan menyeluruh.
    Semoga menang Teh. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal review mah, mbak Reni jagonya hehe ... Btw terimakasih sdh mampir dan meninggalkn jejak sekaligus mendoakan. Semoga Allah mengabulkan, aamiin

      Hapus
  4. semoga menang bu...dan semoga kita ditakdirkan untuk bisa naik haji

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Allah ...
      Semoga dua2nya dikabulkan. Trmksh, mas Rachmat

      Hapus
  5. Reviewnya lengkap, jadi tau gambaran besar isi buku ini. Smoga menang GA pakdhe ya mb Anie :)

    BalasHapus
  6. belum punya bukunyaaaa... tapi dari review nya kayaknya seru nih mbak....semoga menang ya..

    infused water boleh di kocok atau didiamkan aja mbak.. sari buahnya akan tetap keluar kok meskipun ga di kocok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoo belii ...ada di Gramefia, kok. Aamiiin ya Allah ... Trmksh doanya, ya

      Ohya betul, gak dikocok pun tetap terasa, kok.

      Hapus
  7. Ya ampunn, lupa...mau pesan buku punya teteh :(
    kumaha teteh ?

    BalasHapus
  8. lohhh pakdhe cholik memang kerenn

    BalasHapus
  9. saya juga punya buku ini. Dan, anak saya juga suka bacanya :)

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...