Di akhir tahun pelajaran, antara Juni-Juli, di sekolah-sekolah biasanya musim acara perpisahan alias pelepasan siswa kelas akhir (kelas 6 SD, kelas 9 SMP, atau kelas 12 SMA). Dalam beberapa tahun terakhir, upacara pelepasan siswa atau istilah daerahnya 'paturay tineung' dilakukan dengan upacara adat. Memang, upacara adat, sekarang tak lagi didominasi oleh upacara pernikahan. Acara perpisahan sekolah sudah banyak yang menduplikasi upacara adat pernikahan, tentu saja dengan narasi yang disesuaikan.
SUNDA
Selain untuk menandai telah selesainya masa belajar di sekolah, tata cara perpisahan dengan upacara adat, bertujuan untuk 'ngamumule' (melestarikan) warisan budaya lokal, dalam hal ini budaya Sunda. Siswa yang akan pergi melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi diharapkan tetap mampu berpijak di bumi tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Raih ilmu setinggi-tingginya, raup pengalaman seluas-luasnya, namun tetap memelihara budaya tanah kelahirannya.
Makna kata Sunda sangat luhur, yakni cahaya, cemerlang, putih, atau bersih. Makna tersebuttidak hanya ditampilkan dalam penampilan, tapi juga didalami dalam hati. Karena itu, orang Sunda yang ‘nyunda’ perlu memiliki hati yang luhur pula. Itulah yang perlu dipahami bila mencintai, sekaligus bangga terhadap budaya Sunda yang dimilikinya.
Rangkaian Upacara Adat Sunda
Acara dibuka dengan narasi dengan iringan gamelan sunda, biasanya memohon izin kepada seluruh hadirin untuk memulai acara :
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Embara ka balarea, Bewara kanu araya.
Embara ka balarea, Bewara kanu araya.
Kanca baraya nu pada lenggah, sugri
pribumi nu pada linggih
Mugi janten uninga, wirehing dina
dinten ieu pisan, Saptu 13 Juni 2015
Ku urang sadaya bakal kasakseni
prosesi upacara paturay tineung kelas 9 MTsN Garut
Sim kuring saparakanca ti Sanggar
Seni MTs N Garut,
seja ngiring aub jabung tumalapung ngiring icikibung dina widang seni
sunda.
Sasieureun sabeunyeureun ngiring ngaguar titinggal karuhun
PROSESI UPACARA ADAT DIKAWITAN
*Musik Bubuka
*Tarian Payung
Seorang ponggawa pembawa payung 'midang' sambil menarikan gerakan indah memainkan payung yang akan digunakan untuk memayungi perwakilan siswa yang akan dilepas. Biasanya siswa yang dipilih adalah yang berpreastai secara akademik, putera dan puteri.
*Tarian Umbul-umbul
Pembawa umbul-umbul terdiri dari 6 orang ponggawa yang akan mengiringi prosesi upacara adat pelepasan atau paturay tineung.
Lengser adalah tokoh sentral dalam upacara adat Sunda. Tokoh ini digambarkan sebagai 'figur' yang memiliki karakteristik bodor (lucu), polos, namun memiliki kecerdasan yang sulit diduga, sering digambarkan sebagai tokoh yang serba bisa. Disimbolkan sosok seorang kakek-kakek yang dituakan, mempunyai sifat sederhana, tata krama yang baik, dan selalu memberi petuah. Lengser lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal dalam berinteraksi.
Pakaian yang dikenakan Lengser biasanya terdiri dari : baju kampret, celana pangsi dilengkapi dengan sarung yang diselendangkan, serta totopong (ikat kepala). Dengan memperlihatkan giginya yang ompong dan gerakan tari lucu, kehadirannya tak pelak selalu mengundang tawa penonton/tamu undangan.
Saat 'midang' atau mentas, lengser hanya 'pepeta' alias bergaya tanpa suara, sebab ucapan lengser akan disuarakan oleh panembang yang akan ngerajah diiringi kacapi suling yang 'ngagelik'.
Rajah atau ngerajah ditembangkan untuk menghormati roh leluhur serta mohon kepada Yang Mahakuasa. Rajahnya seperti ini :
Sampurasun.....
Amit ampun nya paralun, ka gusti nu maha suci neda pangjiad pangraksa abdi kempel Seuweu Siwi
Amit ampun nya paralun, ka gusti nu maha suci neda pangjiad pangraksa abdi kempel Seuweu Siwi
ka batara neda suka ka batari neda suci
ti luhur sausap rambut ti handap sausap dampal
ti kalerna ti kidulna, ti kulonna,
ti wetanna
hung ...ahung .. kula rek diajar ngidung
Amit ampun nya paralun, bilih
manawa manawi
kemudian dilanjutkan dengan narasi.
Mangga urang sasarengan, mapag nu bade amitan
Prosesi memasuki pentas, Gending
Catrik
*Tari Merak (sapasang)
*Mayang - Ngagendeng Panganten (2 orang wakil siswa kelas 9)
Narasi
Geura lagukeun kidung liwung nu
panuhung
Geura hariringkeun kawih asih tina
ati
Sugan teteg ieu lengkah nu rek lunta
Sugan jembar ieu lengkah seja napak
Mun isuk balebat nyingray ti wetan
Srangenge sumirat deui di langit
Ciawitali
Nanging boa saukur jadi kalangkang
Kalangkang dina eunteung panineungan
urang
Mungguh waktu, kapan jamparing anu
melesat
Nyiak ninggalkeun patok demi patok
lalakon
Raca tapakna jadi pilar-pilar
kakelar
iring-iringan tiba di hadapan Bapak Kepala Sekolah yang telah duduk bersama seorang ibu guru senior, siap memberi doa restu kepada siswa kelas 9 yang akan melanjutkan sekolah.
Kemudian dua orang siswa tersebut sungkem.
Narasi sungkeman :
Selesai sungkem, Bapak Kepala Sekolah menyerahkan Ijazah kepada siswa.
Narasi :
Pileuleuyan, pileuleuyan, asal urang
babarengan
Nyukcruk elmu nyuprih harti, ayeuna
baris paturay
Nu dikantun mulus rahayu, nu miang pinanggih
bagja.
Rampak
sekar
Narator
Bral geura miang, dijajap rewu
pangdu’a
Dirungrum pangjurung laku, mugia
mulus rahayu
Mugia pinanggih bagja, bral geura
miang
Geura tandang makalangan
Mung sakitu anu kapihatur pidangan prosesi upacara miangkeun kelas 9.
Hatur nuhun kana perhatosannana
Bobor sapanon carang sapakan, neda agung cukup lumur neda jembar hapuntenna
Wassalamu'alaikum wrohmatullahi wabarokatuh
Rangkaian upacara adat paturay tineung (perpisahan) kelas 9 MTsN Garut, baru akan dilaksanakan Sabtu 13 Juni 2015 nanti. Artinya beberapa hari mendatang. Hari ini para siswa kelas 7 dan 8 baru saja selesai UKK. Setelah itu pengisi acara Upacara Adat, terdiri dari 7 orang nayaga, 2 orang sinden, 6 orang penari, 6 orang ponggawa dan seorang pembawa payung akan berlatih lebih intens. Doakan semuanya berjalan lancar, ya, sobat. Insya Allah nanti saya posting gambar-gambarnya.
sumber bacaan :
https://uwalengser.wordpress.com/
http://108dharma.blogspot.com/2013/01/rajah-sunda-rajah-pamuka-dan-kidung.html
|
duh jadi inget jaman dulu waktu sd ada upacara adatnya juga kaya gitu kata-katanya
BalasHapusSeru juga ya Mbak memasukkan acara adat Sunda kedalam rangkaian acara perpisahan sekolah.. Mungkin ini bisa menjadi salah satu alternatif atau solusi utk melestarikan nilai2 budaya dan seni dari daerah Sunda.. sekaligus memperkenalkan tradisi leluhur kepada generasi muda.. good idea Mbak..
BalasHapusSeru juga ya Mbak memasukkan acara adat Sunda kedalam rangkaian acara perpisahan sekolah.. Mungkin ini bisa menjadi salah satu alternatif atau solusi utk melestarikan nilai2 budaya dan seni dari daerah Sunda.. sekaligus memperkenalkan tradisi leluhur kepada generasi muda.. good idea Mbak..
BalasHapusJadi inget zaman sekolah teh, dari SMP sampai SMA, ngurusin acara perpisahan. Dari mulai jadi pemain degung, MCnya, bahkan nari. Dan memang menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya bangsa. Dan harus selalu dilestarikan.
BalasHapusunik acara sekolahnya mbak, ini kaya lengser dalam upacara sunda ya
BalasHapusAhahahaaa roaming dah
BalasHapusjadi inget masa masa sekolah:)
BalasHapusAku berusaha memahami runtutan acaranya Mba, sayang sekali ga paham bahasanya hihihiii... Nguri2 kebudayaan alias ngamumule seperti ini memang penting agar anak2 tidak melupakan asal usulnya.
BalasHapusnice posting teh, tapi menurut saya pas nya untuk perpisahan sekolah alangkah baik nya di kenalkan kaulinan barudak sunda yang penuh makna-makna kehidupan..
BalasHapuskalo lengser kan untuk prosesi nikahan, saya rasa anak-anak akan sulit memahami karena memang belum masa nya...
Alhamdulillah... kebetulan sedang cari contoh teks narasi upacara adat sunda, Buat teh Ani Rostiani...
BalasHapusAbdi ijin, Copy, KAngge acara perpisahan Sakola Abdi,
Mugia sing mangfaat iyeu Blogna... Haturnuhun kanu kasuhun..
haturnuhun, blog iyeu manfaat pisan, teteh, abdi ijin Copy nya, kangge upacara adat 2 minggon deui
BalasHapus