Jumat, 28 Agustus 2009

Shaum Keenam: Menjumput Hikmah Andy's Corner


Ada yang menarik waktu saya menonton tayangan Kick Andy (my fav tv show) episode lama, Laskar Pelangi. Para tamu yang hadir untuk diajak 'ngobrol' ternyata memiliki rambut yang sama-sama keriting, cenderung kribo, persis sama dengan presenternya, Andy F. Noya. Lihatlah rambut Mira Lesmana sang produser, Riri Riza sang sutradara, dan penulis novel Laskar Pelangi Andrea Hirata, sama-sama ikal alias keriting. Belum lagi saat muncul penyanyi Sound Track filmnya, Giring Nidji, keriting pula!

Sungguh sebuah fakta yang menarik, mengingat semua hal yang terjadi di dunia ini tak ada satupun yang bersifat kebetulan, melainkan semua telah tertulis jauh sebelum manusia itu sendiri dilahirkan. Bahkan tak selembarpun daun yang jatuh yang luput dari kehendak Tuhan Yang Mahakuasa.

Lalu apa yang bisa disimpulkan? Bahwa semua orang yang berambut keriting cenderung kribo memiliki keistimewaan? Adakah hubungan antara rambut dan kecerdasan? Rupanya hal itu masih harus dibuktikan lewat penelitian. Buktinya orang-orang yang memiliki gelar profesor dan orang-orang pintar cenderung dekat pada prototype berkepala botak alias miskin rambut akibat terlalu banyak mikir! Benarkah??

Pikiran ngelantur itu tiba-tiba saja datang saat saya memandang sampul buku "Andy's Corner", kemarin. Efek dari merdekanya sebuah pengembaraan fikiran serta luasnya jagat alam bawah sadar, memang seringkali membuat benak tak mampu membendung kilasan-kilasan kejadian yang telah lewat. Berkelebatan bagai kilat memengaruhi kembali kepala dan hati kita saat ini.

Maka, ketika kata demi kata dalam lembaran buku itu saya telan melalui mata dan masuk dalam ribuan informasi yang pernah singgah di memori, saya terkesima pada sebuah konklusi yang kerap tak pernah tergubris, atau sebenarnya disadari namun kerap terabaikan. Yakni bahwa semua rentetan peristiwa masa lalu, saat ini dan akan datang adalah sebuah metamorfosa kehidupan yang telah diatur sedemikian rapi oleh Sang Pengatur, untuk kebaikan, sekali lagi : hanya untuk kebaikan, manusia.
Andy F. Noya, penulisnya, menuliskan semua curahan hatinya saat ia merasa tersisihkan dan terluka, menulis tentang orang-orang yang pernah hadir dalam acaranya, tentang orang-orang yang terinspirasi oleh semangat yang timbul akibat tayangan acara yang diasuhnya. Menuliskan apa saja yang pernah melintas di kehidupan masa lalunya. Ada benci, ada sedih, ada marah, ada penyesalan, ada haru, ada cacian, ada cemoohan, ada semangat, ada perjuangan, semua kata yang nampak miring itu, di tangan Andy menjelma menjadi sebuah rangkaian kalimat yang menggiring kita pada satu kata : Inspiring! senafas dengan acara yang diasuhnya di televisi.

Jelas sekali, Andy berusaha mengajak pembaca untuk memandang segala sesuatu, segala peristiwa, positif atau negatif, melalui mata hati yang jernih. Buku ini juga berfungsi bagaikan album fikiran (Prof.Dr. Komarudin Hidayat). Ada penawar yang diberikan usai membacanya, terlebih bagi mereka yang tengah galau dan tertekan. Perasaan-perasaan menghimpit itu akan segera hilang berganti dengan tumbuhnya semangat hidup. Sedang bagi mereka yang dalam keadaan normal bahkan sedang menggebu-gebunya akan rencana esok, maka hidup akan terasa lebih berwarna dan mendapat suntikan energi.

Dalam bukunya, yang sebagian besar berisi kisah di balik tayangan tacaranya di tv, ada kisah tentang betapa sulitnya ia tumbuh sebagai anak seorang montir mesin tik yang pas-pasan dan ditakdirkan sebagai 'berdarah penjajah' (saat itu segala hal yang berhubungan dengan Belanda masih dianggap aib dan musuh bersama). Jiwanya berontak saat ia merasa ditinggalkan ibunya. Namun kejadian demi kejadian perih dalam hidup membuatnya kuat (memang pada dasarnya ia orang yang berperangai kuat dan keras) serta bertahan pada cita-cita, mengikuti suara hati. Dan akhirnya, seiring kedewasaan dan pemahaman yang berkembang, ia menyadari kekeliruan yang pernah disimpan rapi dalam sudut dendamnya. Ada kisah Sugeng yang meski hanya memiliki satu kaki dan hidup sederhana, tapi mampu membuat kaki palsu murah demi membantu orang yang senasib dengannya tapi tak memiliki dana lebih buat membeli kaki palsu. Ia tak luruh menangisi nasib melainkan bangkit menolong, tak hanya dirinya sendiri, bahkan mampu menginspirasi banyak orang. Ada pula kisah anak-anak yang terkena kanker, kisah Kangen Band yang dicemooh sebagai band kampungan dan mencemarkan aliran musik Indonesia, oleh sebagian kawan musisi, namun di buku ini Andy mengajak pembaca (dan penontonnya) untuk memandangnya, bukan dari sudut logika dan kasat mata, melainkan dari sisi 'ruh'-nya, semangat kemanusiaan, membuka mata hati agar saling menerima dan menghargai perbedaan, membangun kesetiakawanan antarsesama. Juga semangat memaafkan.

Rasanya, di shaum keenam Ramadlan kali ini, saya perlu kembali mengasah kepekaan hati dan jiwa agar semakin peka mengenali dan memahami setiap peristiwa keseharian, yang kecil-kecil, supaya saya mampu menjumput hikmah yang Allah siapkan didalamnya. Bukankah, sekali lagi, seluruh peristiwa di dunia ini tak ada satupun yang kebetulan? Tinta sudah mengering. Semua telah selesai dituliskan! Kitalah yang harus berfikir ...

4 komentar:

  1. hehehe...aq sampe gag merhatiin kesamaan ntu, ya namanya hidup pasti dh ada yg mengatur tinggal kita benahi aja mo kejalan yg lurus ato yg gag baik. simpel banget kan, tapi susah ngejalaninya

    BalasHapus
  2. nice posting mbak Annie :) memang terkadang dalam hidup ini kita perlu selalu memprogram alam pikiran kita dan perasaan kita agar selalu dapat mensyukuri setiap detik dan tarikan nafas yg Tuhan berikan dengan rasa syukur, bukan begitu mbak Annie?

    Just enjoy your life....

    BalasHapus
  3. Benar. Kitalah yang harus berpikir dan selalu berpikir.
    Cogito ergo sum

    BalasHapus
  4. Suka juga dengan Kick Andy ya mbak.. ? Aku juga salah satu penggemarnya, tapi sudah lama juga tak nonton karena gak ada waktu...

    Yang aku suka dari Kick Andy adalah mampu menemukan suatu hikmah dari suatu peristiwa yang tampaknya biasa saja.. ^_^

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...