Minggu, 13 Juni 2010

Prasangka Baik adalah Air Jernih


Setiap hari adalah rangkaian persentuhan. Persentuhan dengan sesuatu di luar diri kita. Sentuhan dengan orang lain, dikenal atau tidak, dengan binatang, tumbuhan, angin, hujan, panas, matahari, bulan bintang dan semesta. Persentuhan dengan sesuatu yang tak nampak namun yakin ada. Persentuhan dengan diri sendiri. Persentuhan yang mengabarkan bahwa kita ada dan bermakna.

Sayang ...
kerapkali persentuhan itu menimbulkan sesuatu yang tak sesuai keinginan. Barangkali memang demikianlah hidup diciptakan. Ada rima yang naik, datar, menurun bahkan tersungkur jatuh, lalu terbang mengangkasa. Dibutuhkan kesiapan dan kekuatan untuk tidak sekedar survive melainkan pula nyaman dan bahagia.

Pernahkah engkau berada di titik persangkaan (buruk) tentang sesuatu? Cemas, jangan-jangan begini atau begitu. Khawatir tak berkesudahan. Sedih oleh sebab yang tak pasti?
Sungguh sebuah kesia-siaan.
Meski sadar itu sebuah kesia-siaan, mengapa rasa itu tetap ada di hati?

Lalu bisikan angin menyentuh alam bawah sadar. Kuyakin, sejatinya bukan angin yang menyentuh, melainkan Kemahalembutan Tuhan. Membisikkan : Bila engkau hanya bisa berprasangka atas apa yang masih menjadi sesuatu yang samar-samar, bisakah engkau memastikan kebenarannya? lalu haruskah engkau menangis, marah atau rasa apapun sesudahnya saat engkau lena dalam prasangka itu? Padahal itu belum tentu benar.

Sedang prasangka bukanlah fakta. Dan sebagian dari prasangka adalah dosa! Sebab didalamnya terselip suudzon (buruk sangka).

Persentuhan dengan orang lain kerap menimbulkan prasangka. Disadari atau tidak, itulah tipuan hati. Ujung-ujungnya kita tak bahagia. Sungguh sebuah kesia-siaan.
Prasangka demikian menguras energi dengan semena-mena.

Bila demikian adanya, baik kita budayakan saja husnudzon alias berbaik sangka. Mensugesti diri dengan kebaikan akan melejitkan jiwa positif, menguatkan hati dan menebar benih damai.
Maka persentuhan, dengan apapun dengan siapapun, selalu akan melahirkan kejernihan.

12 komentar:

  1. positif thinking az ya bu...
    waaah jadi pengunjung pertma kayanya nich....

    BalasHapus
  2. @ Ritma : betul, neng. Prasangka baik akan membawa ketenangan

    BalasHapus
  3. sepakat ma mb ritma, positif thinking 4 d better future...

    BalasHapus
  4. Memang kita ini selalu ingin berpikiran positif dalam menghadapi segala masaalaah, Tapi tetap saaja yang namanya perasaan cemas sering datang menghammpiri.

    semoga saja mulai sekarang saya lebih bisa menguasai pikiran saya =)

    BalasHapus
  5. Tulisan yang lembut tapi benar-benar menyentuh, Bu!

    Lebih baik memng selalu berbaik sangak saja, karena ia akan menumbuhkan cinta...

    BalasHapus
  6. Memang sulit melakukannya, tapi berbaik sangka memang jauh lebih menguntungkan bagi kita.
    Makasih banyak ya mbak.. sudah berbagi lewat tulisan yg indah ini.

    BalasHapus
  7. Mbak..., selamat utk kemenangannya di Berbagi Kisah Sejati ya..! Salut utk mbak Anie.

    BalasHapus
  8. @naila, Norland : kita memang harus belajar setiap hari untuk selalu berbaik sangka pada hidup itu sendiri. Sayapun tengah belajar.
    @Bahaudin: terimaksih. Benar, mas, baik sangka baik bagi kita semua
    @ catatan kecilku : sama-sama, mbak
    @ the other : Terimakasih, mbak atas ucapannya. Alhamdulillah ...

    BalasHapus
  9. mampir lagi buat ucapin selamet nich hehe
    waduuuh....alhamdulillah dapet juga bu...selamat yach bu....

    BalasHapus
  10. semoga kita terhindar dari segala prasangka buruk pada org lain...

    BalasHapus
  11. aahh rangkaian kata yang indah, mengundangku untuk selalu berprasangka baik apalagi kepada mbak Ani ini yang pandai menulis. :)

    BalasHapus
  12. iya
    tapi kadang berprasangka baik tuh susah
    kalo lihat gerak geriknya mencurigakan. hehehe

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...