Bagi saya, Kartini adalah perempuan yang teguh
memperjuangkan mimpinya tanpa mengorbankan norma yang ia anut dan yakini.
Apapun rintangannya tak menyurutkan langkah dan tekadnya. Maka setiap perempuan
yang bertekad baja memperjuangkan keyakinannya, dialah yang menyimpan spirit
Kartini dalam dadanya. Ranah apapun yang ia pilih.
Bila Kartini lain berjuang di banyak lini, Winny
memfokuskan diri dalam keluarga. Dia berkeyakinan bahwa sebuah bangsa harus
terdiri dari orang-orang yang berakhlaq baik dan memiliki kasih sayang
satu sama lain. Dan semua itu hanya bisa dilakukan bila bekal itu didapat sejak
mereka kecil. Dari sebuah rumah.
Perempuan adalah ibu peradaban. Ia ada untuk
melaksanakan tugas : melahirkan, mempersiapkan, mengantarkan serta mengawal
sebuah generasi baru dalam setiap zaman. Ia pun harus mampu menjadi partner
bagi suami dalam membangun keluarga, sebuah unit kecil penopang bangsa dan
negara. Partner di dalam maupun di luar. Maka, betapa mulia misi yang diemban
setiap perempuan.
Membangun keluarga yang kuat dari rumah, selalu
menjadi semacam 'dogma' bagi ibu kelahiran 29 Agustus ini. Mewariskan nilai-nilai
kebaikan, penghormatan, penghargaan, cinta kasih, keriaan serta mengajarkan
bagaimana mengemas rasa marah dan kecewa dalam bingkai keluhuran akhlaqul
karimah. Memberi mereka teladan lewat persentuhannya yang penuh khidmat kepada
suami, yang menjadi anutan anak-anaknya. Itulah yang menjadi fokus perempuan
sederhana ini.
Lihatlah tulisan-tulisannya. Akan kau temukan di
setiap katanya, betapa spirit itu demikian kental bertahta dalam dadanya.
Spirit untuk mempersembahkan yang terbaik bagi bangsanya, melalui :
1. anak-anak yang
baik, kuat, shalih dan siap berbuat,
Aku meyakini, seringnya kita berbincang dengan anak, menasehati mereka
melalui kisah-kisah yang baik, ikut menyirami harapan-harapan indah
mereka seperti terlukis dalam dongengan, tanpa terkesan menggurui,
tanpa terdengar menyindir kesalahan-kesalahan yang pernah mereka
lakukan, itu sudah bermakna kita telah memberi anak-anak “akar” nilai-nilai kebajikan yang kokoh, sekaligus memberi mereka “sayap” untuk menerbangkan imajinasi dan cita-cita mereka sejauh yang mereka inginkan dalam cakrawala kehidupannya kelak.
2. melalui potensi yang ia miliki berupa goresan sketsa , fiksi dan buah pikir hasil perenungannya, serta upaya sampai tiba di batas usia.
Impianku masih terus tumbuh, bertunas dan berkecambah menyentuh
ruang-ruang tak tersentuh.
Dan aku percaya, tak ada impian yang terlalu
tinggi bagi Tuhan.
Kisah-kisah fiksi yang ditulisnya kerap menampilkan tokoh utama yang sabar, kuat dan memiliki jiwa shalih. Gambaran itu tak pelak menginspirasi pembaca untuk memiliki sifat semacam itu. Bahwa kebaikan adalah milik semua orang sepanjang ia mau menjalaninya.
Karena menulis tak hanya tentang mengungkapkan gagasan,
ia adalah penerimaan hidup yang disampaikan.
Bagi saya, Winny Widyawati adalah sosok perempuan, yang meski tak terlontar kalimat lantang dari lisannya, memiliki spirit Kartini dalam dadanya. Ia berjuang dan berkhidmat pada negeri melalui keikhlasan dan kesederhanaan, tanpa ambisi tentang pengakuan, namun nyata hasilnya.
sukaaaaa bangetttt tulisan teteh yang ini, soalnya suka jg sama teh winnynya xixixi :-* *kiss dua teteh favoriteku*
BalasHapusterimakasiiiih, neng Irma. Berarti Kartini kita sma dong? hehe ...*bighug
HapusTerima kasih atas partisipasi sahabat dalam Giveaway Ada Kartini di Dadamu di BlogCamp.
BalasHapusSegera didaftar
Salam hangat dari Surabaya
Sama-sama terima kasih atas kesempatannya, pakdhe
Hapusgood luck ya mbak di kontesnya pakde
BalasHapusAamiin ...
Hapusterima kasih mbak Lidya
Karena tak ada yang bisa diakui, yang nampak baik itu karena Allah Maha Menolong hambanya ini.
BalasHapusTeteh, saya menetes air mata membaca tulisan seindah ini, terlalu indah untuk kartini kecil seperti yang dituliskan diatas itu.
,
Terima kasih atas penghargaannya ya teh, mohon do'akan saya selalu. Semoga teh Ani dimuliakan Allah
Subhanallah ... Tak keliru saya memilih belajar darimu
HapusSpeechless
Mari kita saling mendoakan ...
Aamiin ya Allah
Mak Winny ini puitis ya Mak ...
BalasHapusSUkses ya Mak Ani :)
Iya, mak Niar, sekaligus lembut hati
HapusTerimakasih doanya, ya