Minggu, 27 April 2014

Cici Testing : Sekolah Bernuansa Islam, Pilihan Aman Menyekolahkan Anak


Meski hari Minggu, pagi ini Cici telah siap dengan baju seragam putih merah plus jilbabnya. Semalam ia sudah bersiap dengan hafalan. 

Ada apa gerangan?
Seperti pernah dikisahkan di sini, hari ini Cici menjalani tes masuk ke Mts (kepanjangan dari Madrasah Tsanawiyah) yakni SLTP plus berciri khas Islam.  MTs di bawah naungan Pesantren Persis Tarogong ini menjadi pilihannya melanjutkan sekolah.

Ketika tiba di lokasi, puluhan kendaraan sudah memenuhi jalanan depan Kompleks Persis. Persis Tarogong terletak di Jl. Terusan Pembangunan no. 1. Jalan itu membelah lokasi sekolah menjadi dua.  Jadi kompleks TK/RA, Gedung Serbaguna, Masjid dan asrama putera terletak di sebelah Timur jalan sedangkan SDIT, MTs, Mualimin/MA, Masjid, Poliklinik dan asrama puteri ada di sebelah Barat jalan, sehingga lokasinya berhadapan, terbentang sepanjang kurang lebih 300 meter dengan luas areal tak kurang dari 6.000 meter persegi (sumber http://iappi.fr-bb.com/t125-pesantren-tarogong)


Bisa dibayangkan padatnya kendaraan di sepanjang tepi jalan, pagi itu. Calon santri tidak hanya datang dari Garut, melainkan pula dari berbagai kota di Jawa Barat. Biasanya mereka berniat untuk mondok di asrama alias mesantren atau nyantri.

Upacara
Pukul 7, calon santri dikumpulkan di lapang. Santri putera disebut ikhwan sedangkan puteri dipanggil akhwat. Ikhwan berbaris di depan sedangkan akhwat di belakang. Para pengantar dipersilakan untuk menempati selasar sekolah, meskipun ada pula yang bergerombol di belakang. Biasa lah ibu-ibu dan bapak-bapak itu memang rada sulit diatur ya hehe ... Yang penting gak deketan baris dengan anak-anaknya aja, kan? #ngeles


Pada kesempatan tersebut, ucapan selamat datang disampaikan oleh salah seorang ustadz dari MTs. saya tidak tahu siapa namanya, yang pasti bukan ustadz Iwan (Mudir/Kepala MTs.) bukan hanya kepada calon santri tetapi juga kepada para orangtua santri. Bahwa menyekolahkan anak tidak hanya untuk sekedar pintar dan cerdas tentang ilmu pengetahuan, melainkan agar anak menjadi makin baik akhlaknya serta dapat menyelamakan orangtua dari siksa api neraka karena kesalehannya.

Melihat makin maraknya kejahatan seksual di lembaga pendidikan akhir-akhir ini, menyekolahkan anak di pesantren menjadi sebuah harapan besar orangtua. Sekolah yang mengedepankan nilai-nilai agama serta pembiasaan akhlak mulia semacam pesantren memberi rasa aman di benak orangtua.

Calon santri baru yang ikut tes hari ini berjumlah 460 orang, sedangkan jumlah ruang kelas untuk MTs. hanya 9. Bila setiap kelas menampung 40 santri, maka hanya 360 yang diterima. Tapi bila setiap kelas hanya 35 santri, hanya 315 orang santri saja yang masuk. Semua calon santri dituntut untuk benar-benar berjuang dalam persaingan ini.

Selanjutnya sesuai dengan jadwal yang telah diterima, para calon santri diingatkan kembali bahwa tes meliputi :
  • Tes Tertulis, berupa :
  1. Ilmu Pengetahuan Agama
  2. Ilmu Pengetahuan Umum
  • Tes Lisan
  1. Hafalan surat-surat pendek juz 30 (tidak semuanya, hanya An-Nas sd Al-A'la)
  2. Bacaan sholat
Waktu yang tersedia sangat panjang, yakni dari pukul 7.30 sd 12.00 WIB.
Cici masuk ke ruang B-2 dengan nomor ujian 037


 Lokasinya di lantai 2


Para orangtua calon santri masih menunggu bel berbunyi sebelum anak-anak masuk kelas.




Menuju Gedung Serbaguna
Selesai upacara dan beberapa penjelasan, calon santri memasuki ruang yang telah disediakan. Sedangkan para orangtua diajak untuk memasuki Gedung Serbaguna di seberang jalan untuk menerima perkenalan dari Mudir Am atau Pimpinan Yayasan, sekaligus beberapa penjelasan tentang kebijakan sekolah.


KH M. Iqbal Santoso selaku Mudir Am menyambut kami. Beliau memaparkan tetang "Pandangan Islam terhadap Anak." Dengan bersahaja beliau mengajak semua hadirin untuk bersama-sama membimbing anak-anak sesuai tuntunan Rasulullah saw berdasarkan Al-quran dan Sunnah.


Hendaklah Takut Melahirkan Keturunan Yang Lemah
Kalimat inilah yang paling membekas di hati saya hingga keluar dari gedung.
Lemah yang paling utama adalah lemah aqidah. 
Betapa dahsyat gempuran yang akan diterima anak di luar rumah, bahkan sejak mereka masih usia TK. Bila tak kita kuatkan aqidahnya, maka itulah selemah-lemahnya keadaan. Ya Allah ...
Saya berpandangan dengan mamah Dilla, yang duduk bersebelahan. Sudah sampai dimana saya membekali anak?

Lalu barulah kita bekali ia dengan sebanyak-banyaknya ilmu dan keterampilan. Agar mereka siap bersaing pada zamannya. Bila dunia tidak dikuasai oleh mereka, maka mereka akan dikuasai dunia. Siapa yang menguasai dunia kelak? Para pendurhaka atau penegak kebenaran?   Itulah pertanyaannya.

Posisi Anak dalam Islam
Menurut Ustadz Iqbal, Islam menempatkan anak sebagai :
1. Zinatun atau perhiasan dan karunia
2. Fitnatun dan 'aduwwun
3. Amanah
4. Lahan tafakur
5. Investasi pahala
6. Indikator sukses dunia akhirat

Betapa lengkap Islam membekali kita dengan nilai-nilai, betapa sedikit amalan kita. Sebagai ibu, pastilah kita selalu ingin memberi yang terbaik buat mereka. Namun kadang, karena besrnya rasa cinta membuat sikap kita kurang terkontrol, bisa terlalu protektif sehingga banyak larangan atau bahkan terlalu permisif. Beruntung sekarang banyak tersedia ilmu parenting sehingga dengan mudah kita cari di buku atau internet atau bertanya langsung pada pakarnya. Dengan demikian, arahan dan wawasan lebih mudah diakses, asal kita mau mencari dan belajar.

Anak Lahan Tafakur
Sejatinya kita selalu bisa belajar dari anak tentang banyak hal. Meski demikian, tak semuanya kita tiru anak kita, kan? Masak sih sifat kekanak-kanakan pun kita tiru? nggak laaah
Sifat itu seperti : suka pamer, suka memaksa, ingin menang sendiri. Itu semua sifat anak yang tak pantas lagi kita miliki. Meski sekarang ini alangkah banyak orang dewasa yang masih mempertahankan sifat semacam itu.

Sifat positif anak yang mulai kita lupakan (dan seharusnya ada) dalam diri kita itu adalah :
1. Tidak risau akan rizki
2. Semangat pantang menyerah
3. Pemaaf
4. Polos, apa adanya dan tanpa beban
5. Jujur sehingga hidupnya merdeka

Kata Ustadz Iqbal, kita dan anak-anak harus terbiasa menjauhkan diri dari sifat TENGIL. Apa itu Tengil?
T = Takabur
E = Egois
N = Nakal
G = Galak
I = Iri dengki
L = Licik

Nikreuh Ngeureuyeuh Ngajak Bari Pateuh
Aiiih ... apa pula itu?
Artinya kurang lebih adalah sebagai orangtua kita harus tetap teguh menapaki perjalanan mengasuh anak sesulit apapun, jangan berhenti dan teruslah mengajak, mengingatkan, melarang dan mencegah. Patokannya adalah materi atau bahan yang diberikan haruslah sebuah kebenaran, ma'ruf (kebenaran yang baik hasil musyawarah), serta kebaikan berdasarkan hak.

Semua pemaparan itu hanya akan menjadi hiasan belaka bila kita sebagai orangtua serta pihak sekolah yang bertugas memberikan pembiasaan dan pendidikan, tidak mengupayakan pengamalan yang istiqomah pada anak. 

Lingkungan pesantren akan memberikan iklim belajar dan pembiasaan yang berbeda dengan sekolah umum. Di sana setiap hari ada setoran hafalan Quran dan Hadits, sehingga kelak ketika lulus mereka wajib hafal setidaknya 3 juz Alquran serta beberapa hadits pilihan. Maka jangan heran setiap santri di sana membawa Alquran kecil kemanapun, tentu saja selain ke kamar kecil.

Bagi santri yang tidak mondok di asrama, bila telat datang ke sekolah, sebelum diizinkan masuk kelas terlebih dahulu harus setor hafalan surat atau ayat.

Hal ini sejalan dengan Misi Pesantren, yakni "Membina insan ber-akhlâq-karimah yang tafaqquh-fiddin dan menguasai IPTEK"

Bila proses tersebut berjalan seiring dengan pembiasaan di rumah, semoga saja generasi kuat itu akan tercipta sehingga tak ada lagi kekhawatiran akan munculnya penyimpangan-penyimpangan yang meresahkan kita akhir-akhir ini.

Testing Plus Snack dan Nasi Kotak
Usai sesi tanya jawab, kami kembali ke lokasi seleksi. Calon santri masih menghadapi soal-soal seleksi. Sebagian ada yang tengah menunggu sesi tes lisan sambil makan snack dari pesantren. Ya, mereka diberi snack juga, lho.

Pukul 12 semua proses testing selesai. Dan calon santri pulang sambil membawa nasi kotak. Alhamdulillah, pihak Pesantren tahu benar kalau calon santrinya banyak yang datang dari luar kota.

Semua pelayanan yang diberikan membuat kita jadi makin yakin dengan pilihan menitipkan anak di lembaga pendidikan seperti pesantren. (... bukan karena dikasih nasi kotak ...)


Nah, bila ikhtiyar sudah dilakukan, tinggal tawakal. Semoga hasilnya membahagiakan.

 Aamiiin ya Allah ...

20 komentar:

  1. Semoga hasil tesnya Cici bagus ya, Mak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ...
      terimakasih doa dan kunjungannya, mak Sary

      Hapus
  2. Amiin ya Allah ...
    terimakasih ya

    BalasHapus
  3. Pendidikan agama penting dimulai dari dini ya begitupula dnegan pemilihan sekolah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups, betul mak Lid, apalagi sekarang zaman sudah semakin membuat orangtua khawatir saja dengan 'aneka' akhlaq anak dan remaja yang ... Masya Allaah ...
      Semoga kita semua dibimbing Allah untuk mendampingi tumbuh kembang anak, aamiiin

      Hapus
  4. semoga cici diterima ya teteh, amin :)

    BalasHapus
  5. Kayak pernah masuk ke lingkungan ini, hmmm .. bener ngga ya ...
    Soalnya ada saudara suami yang tinggalnya di komplek pesantren gitu di Tarogong, ieu sanes nyak .. *ragu2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ohya? Bisa jadi, neng Dey ...
      kapan-kapan kalau ke sana lagi, kabari ya, kita bisa ketemuan nih

      Hapus
  6. semoga lancar test nya yah cici.. amin :)

    BalasHapus
  7. kunjungan perdana, salam perkenalan teteh, silahkan berkunjung balik ketempat saya, barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran untuk anak2, siapa tau teteh punya adik,keponakan atau mungkin anak yang masih kecil, vcd ini sangat membantu sekali dalam mengasah kecerdasan dan kemampuan otak anak, serta bagus untuk membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila tdk berkenan teh, trm kasih ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali, Putri, terimakasih
      Insya Allah saya kesana ya

      Hapus
  8. berkunjung di rabu pagi yang cerah, salam persahabatan

    BalasHapus
  9. Ijin Jalan" di Blog agan yang Bagus ini gan :)
    Jangan Lupa Mampir Balik :D

    Kumpulan Cerita Dewasa Terbaru

    BalasHapus
  10. semoga hasilnya sesuai harapan, ya :)

    BalasHapus
  11. Ini pilihan yang tepat mbk,,, memang seharusnya dari kecil anak itu harus di bekali dengan Agama. Disamping itu dengan bersekolah yang bernuansakan Islami si anak mendapatkan pelajaran Plus. Akademik dan pelajaran agamanya.

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...