Rabu, 14 Januari 2015

Bongkar Gudang (bukan cuci gudang)

Kesibukan bebenah buku-buku kurtilas dan KTSP masih berlanjut.
Buku baru yang sudah dimasukkan ke dalam Buku Induk, dinomori, kasih stempel plus diberi label, dan tinggal dipinjamkan itu, kembali dimasukkan ke dalam plastik dan masuk dus!


Sambil mengepak, caraka (penjaga sekolah) membantu menarik kembali buku-buku KTSP dari dalam gudang. Ini namanya bukan cuci gudang, masbro, tapi bongkar gudang. Namanya juga  buku dari gudang, tak heran bila berdebu dan penuh dengan kotoran tikus. Aksi bongkar gudang ini lumayan membuat tangan 'tebal' dan bersin-bersin ...hhhaa hhaaatcsiiiii ...

Buku KTSP siap dipinjamkan lagi, tapi .... kok sedikit ya?
Usut punya usut, saya lupa ...benar-benar lupa, bahwa ketika buku digudangkan, ada banyak kepala madrasah swasta yang meminta 'buku bekas' itu untuk dimanfaatkan di sekolahnya. Saat itu, setelah mendapat persetujuan Bapak Kepala, beberapa madrasah membawa buku-buku tersebut (sesuai kebutuhan). Bahkan catatan ekspedisinya pun ada. Masya Allah ...

Terpaksa, hanya sekitar 25 % saja buku KTSP yang kembali bisa dipinjamkan. Mau tidak mau.
Tapi menyadari bahwa buku-buku lainnya bisa dimanfaatkan oleh madrasah sawsta, kecewa saya terobati, sebab buku tersebut tetap bisa dimanfaatkan, meski bukan oleh kami.

Begitulah, sekelumit 'gonjang-ganjing' akibat dari keputusan pejabat/penguasa yang ... bagaimana menyebutnya, ya? ... memainkan kurikulum.

Sekian

1 komentar:

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...