Senin, 07 Desember 2009

AMAL BAIK BERBUAH MANIS

Ini tentang adik ipar.

Sore kemarin, berita duka itu datang tanpa mukadimah. Usianya baru hendak menuju angka 31, putera bungsunya belum lagi genap tiga tahun, si sulung kelas 5 SD, sementara satu-satunya anak perempuan baru saja dengan ceria mengenakan seragam TKnya. Kalau tidak menyadari betapa waktu, usia, jodoh dan takdir sudah diatur Yang Maha Rahman, selaksa tanya siap menyembur : kenapa harus dia, Ya Allah ?

Rupanya tanya itu bukan hanya milik saya. Seluruh keluarga, tetangga dan kenalan seakan “menggugat”. Kepergiannya yang mendadak memang membuat semua terhenyak tak percaya. Benar sekali kita tak pernah memiliki semuanya, namun “biasanya” Sang Empunya terlebih dulu memberikan aba-aba bila hendak mengambil milik-Nya.
Atau barangkali kita yang alpa dalam mengenali tanda-tanda yang sesungguhnya telah Ia tunjukkan sedari awal? Ah…. sungguh, dalam banyak hal kita seringkali terlalu banyak alpa.

Yang membuat saya terharu dan merenungi banyak hal adalah betapa banyak ternyata orang yang kehilangan dia. Terlihat dari melautnya para pelayat, betapa mesjid yang begitu besar penuh dengan jamaah yang menyolatkan, bahkan hingga beberapa gelombang. Padahal semuanya berlangsung di malam hari.

Mendengar asma Allah berdengung dan bergema dari lisan para pelayat di ruangan yang demikian besar di hadapan jasad harum adik saya, sungguh membasahi hati kami semua. .
Betapa kami semua mencintainya dengan sepenuh hati. Dari lisan mereka terungkap, adik kami yang sederhana itu selalu terbuka pada siapa saja yang datang meminta tolong. Dia membuka warung kecil dan berjualan bakso di depan rumah. Siapa saja yang membeli baksonya selalu disediakan sebakul nasi. Alasannya, kasihan banyak pedagang keliling yang makan bakso untuk melepas lelah sambil makan siang. Maka alangkah nikmatnya bila melihat mereka dapat kenyang dengan tambahan nasi putih. Nasi putih gratis !

Bayangkan, di masa beras demikian melambung, hingga banyak orang menghitung belanja bulanan dengan hati-hati, ia dengan rela hati menyiapkan nasi putih gratis untuk para pedagang keliling ! Bukan itu saja. Bila belanja ke pasar untuk keperluan warungnya, ia rela keliling untuk membeli segala keperluan, sementara orang lain lebih memilih belanja di satu atau dua tempat saja sekaligus, disamping lebih cepat juga tidak repot. Alasannya, bagi-bagi rejeki, biar sedikit tapi banyak saudara. Subhanallah …

Benar, Dik. Betapa banyak saudaramu. Betapa banyak yang mencintai dan kehilanganmu. Bukan cuma kami keluarga besar dan para tetangga dekat, melainkan pula orang-orang di pasar, para pedagang keliling, para langganan, para supir angkutan umum yang seringkali mendapat “oleh-oleh” belanjaan pasar.

Ia tidak pernah menolak bila dimintai tolong oleh siapapun.

Amal shalihmu membuat dirimu tidak sesederhana penampilanmu, Dik. Allah swt telah meninggikan derajat orang-orang yang bertaqwa dan beramal shalih. Dan engkau ada di barisan itu. Sebab saya juga tahu sekali bagaimana malam-malammu selalu kau lewatkan dengan bersujud padaNya, tanpa absent. Di antara gema suara para jamaah yang berdoa, saya yakin para malaikat mengamini doa kami.

Janji Allah tak pernah salah….. Adik saya meninggal dengan cara yang sungguh baik. Ia pergi saat lisannya basah menggumamkan ayat suci ditemani suami tercinta. Kala itu ia baru setengah hari dirawat di sebuah puskesmas. Betapa Allah memudahkan ia pergi. Membuat saya harus banyak merenungi, apa yang telah saya siapkan untuk pulang kelak?
Engkau telah mengajari kakakmu ini dengan tanpa berbuih mulut. Sungguh saya belajar banyak darinya.

(Tiba-tiba saja saya ingat dia, saat kubuka catatan harian. Tulisan ini saya salin dari diary tertanggal : 16 September 2006. Semoga saya dapat meneladani keshalihannya. Amiiin)

18 komentar:

  1. DIA adalah Pemilik segalanya. Turut berempati dg kisahnya.

    BalasHapus
  2. Khusnul Khotimah. Akhir yang baik. Kisah yang benar2 mengharukan.

    BalasHapus
  3. Adik yang baik, semoga Allah berkenan menempatkan sang adik! Amin! Luangkan waktu untuk menghadiahkan Surat Al-Fatehah kepadanya!

    Beli Bakso dapat gratis nasi....pasti laris .... siapa ikutan ayo...ide yang bagus untuk menarik pembeli!

    BalasHapus
  4. @ Ivan : Betul, Van. Terima kasih

    @ Penulis pinggiran : semoga saya bisa meneladi keshalihannya. Amiiin

    @ nuansa pena : Amiiin . Insya Allah
    hehe ... betul pasti laris plus senyum ramah

    BalasHapus
  5. InsyaAllah amalnya cukup sebagai bekal untuk menghadap-Nya mbak..Semoga keluarga yg ditinggalkan tabah..

    BalasHapus
  6. insyallah khusnul khotimah ya mba *_*

    kematian itu pasti ya mba,tapi kenapa terkadang kita lupa untuk mempersiapkan bekal perjalanan kita nanti.

    terharu mba,...
    teringat kematian prnh begitu dekat dgnku dulu.
    insyaallah saya akan belajar dari cerita mba annie ini...

    BalasHapus
  7. Innalillahi wainnailaihi roojiuun,Semoga amal ibadahnya diterima disisinya,dan yg ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.

    Wanita yg sholihah ya mba,semoga kebaikkannya menjadi renungan kita semua untuk selalu berbuat baik terhadap siapapun .Kita tidak tahu azal akan menjemput ,tidak melihat waktu dan umur.

    BalasHapus
  8. mungkin itu yang terbaik. kadang ada yang bilang, orang-orang yang baik, selalu diambil Tuhan lebih cepat. mungkin ada benernya...

    BalasHapus
  9. Sungguh mengharukan, semoga amal ibadah adik teteh Ani diterima sebaik-baiknya disisi Allah..amin

    BalasHapus
  10. Mbak, pelajaran yang luar biasa aku dapatkan pula dari almarhumah.
    Sungguh dia orang yang istimewa.., yang tidak mementingkan diri sendiri, yang senantiasa berusaha utk menyenangkan orang lain.
    Hidupnya adalah kebaikan bagi orang lain.
    TErima kasih telah berbagi kisah indah ini, mbak.
    Semoga aku dapat meneladani almarhumah..

    BalasHapus
  11. kemarin saya merasakan juga mbak.... ada seorang istri teman saya meninggal dunia, padahal usia perkawinanya baru berjalan sekitar enam bulan, dan si istri dalam keadaan hamil 2 bulan. alangkah sedihnya sang suami itu... bahkan saya turut merasakan kesedihannya.,, karena setahu saya sebelum menikah mereka jalan pacaran sudah lama, bahkan mereka pun termasuk pasangan yang setia, namun kenapa mereka dipisahkan dalam usia perkawinan yang masih sangat dini.... hanya tuhan yang tahu...

    BalasHapus
  12. Mamaku juga baru meninggal.. sebentar lagi 100harinya.. kehilangan terkadang disesali.. tapi yang semuanya harus tetap berjalan kan mbak..

    saya sayang mama saya.. maka dari itu sebisa mungkin saya ngga banyak nangis.

    adik ipar mbak baik banget ya, semoga diberi kemudahan disisiNya.. atau mungkin malah ketemu mama saya ya disana? :)

    BalasHapus
  13. pelajaran gak selalu harus diambil dari sekolahan aza..
    pelajaran yang berharga da di dalm kehidupan nyata kita sehari-hari..
    Semoga Amal Ibadah diterima di sisi-Nya.. amiin..
    Allah lebih menyayangi beliau..

    BalasHapus
  14. Innalillahi wainaillaihi roji'un.

    Subhanallah... akankah saya mampu meneladaninya? Sungguh pelajaran berharga.

    BalasHapus
  15. kenapa yah mbak...
    biasanya orang yang baik, yang perlu kita teladani, biasanya cepat dipanggil oleh sang Khaliq?
    Atau mungkin karena dia baik, maka Sang khaliq juga sayang sama dia sehingga cepat dipanggil.

    BalasHapus
  16. kisahnya aduh tidak bisa ngomong apa-apa mbak setelah membacanya terharu, sedih, campur aduk

    BalasHapus
  17. Yang khusnul khotimah yah
    moga2 aja selalu ada berkah dan hikmah dibalik semua itu
    amiennn

    BalasHapus
  18. saat seseorang meninggal, terputuslah segala amal nya, kecuali 3:
    -doa seorang anak kepada kedua orang tuanya
    -ilmu yang bermanfaat
    -amal jariyah..
    (bener g ya? gue lupa-lupa ingat!)

    nice post, Mbak!
    :)

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...