Jumat, 18 Desember 2009

Saat Hati Mengeja Waktu Yang Dikirim Tuhan

Senja di beranda ....
Melumat aksara bersama langit yang terbelah. Saat siang masih menyisakan terang, sementara malam kian merangsek. Aku tetap mengeja kata di tengah lembayung yang datang sebagai penengah langit, antara siang dan malam. Di sebelah, suamiku tekun menelaah Tafsir Ibnu Katsir. Sesekali membacanya keras-keras, sekedar mengabarkan perjalanannya.

Di sela angin yang menelisik kebersamaan ini, masih terdengar gema anak-anak mengaji dari mesjid komplek. Diantara mereka suara si bungsu terdengar nyaring. Sedang sulungku masih berpetualang, asyik berburu jangkrik bersama teman-temannya. Sesaat lagi akan terdengar derap kakinya.


Maka, apa yang kudapat selain perasaan damai menikmati istirah senja ini?
Ternyata aku masih dapat menikmati duduk santai sambil memamah buku.

Ternyata aku masih dapat mendengar celoteh merdu anak-anakku.

Ternyata aku masih dapat menikmati waktu yang Tuhan beri.
Ternyata aku masih tetap diberi ruang untuk menghela angin.
Ternyata aku masih tetap diberi suara untuk dapat kuindera.

Ternyata aku masih dapat merasa betapa aku merasakan nikmat ini.

Ternyata ada banyak sekali hal yang semestinya tak luput dari kesyukuranku ...


Sementara ada banyak yang lain tak dapat lagi memamah buku sekaligus menjadi saksi langit yang terbelah antara siang dan malam, sekaligus menikmati sensasinya. Ada banyak yang lain tak dapat mengindera suara, menikmati waktu, menghayati angin. Kenapa?

Entahlah ...
Ada banyak hal yang membuat mereka tak mampu (mungkin tak punya waktu?) untuk sekedar istirah.

Kalau sudah begini
...
maka "Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan?"
(QS. Arrahman 13)

22 komentar:

  1. banyak-banyaklah bersukur maka Allah akan menambah nikmatnya teruslah perlihatkan rasa sukur kita kepadaNya.

    BalasHapus
  2. Ya, semoga saya selalu dimampukan Allah untuk terus bersyukur dalam segala keadaan. Amiiin

    BalasHapus
  3. Wow..
    Indah banget kata-katanya mbak...

    Sudah saatnya kita bersyukur dengan apa yang kita nikmati hari ini

    BalasHapus
  4. bener banget!
    kita gak akan mempu menghitung banyaknya nikmat Allah. terlalu banyaaaaaaaak... terlalu luaaaasss... dan kita sering lupa bersyukur...

    BalasHapus
  5. indah...istirah memang indah dan melegakan ya teh :) semoga menjadi perenungan yang hakiki :)

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah. Aku masih tetap diberi ruang untuk menghela angin untuk mengunjungi dan menikmati keindahan yang khusyuk dari puisi mbak Annie.

    "Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan?" (QS. Arrahman 13)

    BalasHapus
  7. Met taon baru Islam, mbak Annie.

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah Ya Allah...


    selamat tahun baru 1 Hijriah ya, mbak annie :)

    BalasHapus
  9. Yup betul sekali Mbak Annie... bersyukur memang salah satu cara menikmati anugrah Allah, betapa nikmatnya ketika kita masih bisa mengucap syukur kepada-Nya, Alhamdulillah ya Allah...

    BalasHapus
  10. Ya mari budayakan kata "Syukur". Nice post mbak.

    BalasHapus
  11. hM.......
    Saaatnya berbagi buku dengan sesama...
    Bersukur adalah bagian dari cara-cara memelihara serta meningkatkan kelanggengan RahmatNYA

    BalasHapus
  12. Kenikmatan rasa patut kita syukuri ,karena itu adalah anugerahNYA...nice past ceu.

    BalasHapus
  13. subhanallah...nikmatnya mbak, pengen banget kayak gitu...kelak :P

    BalasHapus
  14. KAlimatnya tersusun indah......
    Menarik,,,,,,
    Yah, selalulah hiasi hari dengan syukur,,,dan tambahan, jangan lupa dzikir,,,
    Oh ya mba,,,,mau komentar nih....
    Coba form komentar nya diganti....ga bisa paste di sini...
    aku ingin paste kalimat reguler comments cosmorary tapi ga bisa....hiks......

    BalasHapus
  15. @ All : terima kasih semuanya

    BalasHapus
  16. Sebuah ungkapan syukur yang dikemas dalam syair nan indah. Bukan sekadar luapan rasa senang yg emosional...
    Selalu menarik teh, cara teteh bertutur

    BalasHapus
  17. aLLah mank sayang ma hambahnya..,

    BalasHapus
  18. jika semua air lautan diambil tinta dan semua ranting dibumi dijadikan penanya takkan cukup untuk menghitung semua nikmat Allah yang diberikan kepada kita

    BalasHapus
  19. luar biasa indah mba,entah mengapa saat hati ku begitu merasa marah....membaca tulisan mba aku terharu,sangat !

    mengapa aku tak juga menyadari bahwa hidup tidak lah selalu mudah dan tanpa masalah. ternyata kesakitan karena kanker tak cukup membuatku kuat menahan problema kehidupan yg menimpa hati dan perasaan. Ya Rabb,...mohon kuatkan aku

    BalasHapus
  20. memang kita harus banyak2 bersyukur kok..

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...