Jumat, 28 Februari 2014

What a Wonderfull Wife ...

Menikah adalah setengah agama. Begitu yang kutahu sedari remaja, dari orangtua, dari guru, dari kakek, dari buku. Maka, menikah tentu saja menjadi ibadah bagi sesiapa yang melakukannya. Menikah adalah sebuah ikatan suci yang dibingkai dengan 'mitsaqan ghalidza'.

Ketika suatu hari Allah pertemukan ku dengan jodoh, lalu menikah, aku sadar telah masuk pada ranah 'setengah agama' itu. Ada banyak hal yang harus kujalani, bukan hanya yang penuh kesyukuran, melainkan lengkap pula dengan segala macam onak duri yang menghiasi perjalanan setengah agama itu.

Maka dengan penuh keinsyafan aku paham, betapa indah menjadi seorang istri. Seindah perjalanan itu bila telah tiba di tujuannya. Menuju sakinah dalam mawaddah dan rahmah, duhai betapa memabukkan. Apalagi bila semuanya dilakukan karena cinta. Cinta kepada Sang Mahacinta.



Tapi, sungguh, perjalanan indah yang kujalani tanpa hambatan itu, sejatinya penuh jebakan. Rumah tanggaku relatif aman, bahagia dan penuh warna. Siapa bilang tanpa rintang dan godaan? Terutama yang berkaitan dengan ruhani serta ego. Sebagai seorang perempuan aku ingin menjadi perempuan 'sempurna' di mata suami. Menjadi istri yang bisa membuatnya bahagia sekaligus mendampingi kemanapun ia ingin menuju. Aku ingin rumahku menjadi pintu masuk ke surgaNya.  Tapi, semua terasa masih di awang-awang. Mampukah? Mampukah aku menjadi "wonderful wife?



Sebab yang kubayangkan "wonderful wife itu adalah dia yang bisa menjadi :

1. Pakaian  

Pakaian? Iya, benar. Pakaian suami. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187 yang artinya "... mereka (istrimu) adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka ..."
Layaknya sebuah baju, pakaian sejatinya dipakai untuk menutupi aurat, menjadikan pemakainya terlihat indah dengan baju yang serasi dengan kepribadiannya. Maka seorang istri, selain harus bisa menutupi kekurangan suami, iapun harus mampu membuatnya nampak indah dalam wibawanya. Apapun yang menjadi kelemahan suami, seorang istri harus bijaksana dalam menyempurnakan keseluruhan diri suami. Jangan jadikan kelemahan suami sebagai bahan untuk membuat istri lebih dominan. Istri harus bisa membesarkan hatinya, lalu tetap menjadikannya raja bijak di rumah maupun di luar rumah.

2. Partner

Syahdan, perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk lelaki, agar disandingkan di sampingnya sebagai kawan seiring dalam perjalanan hidup menujuNya. Maka sebagai seorang perempuan bersuami,  istri harus bisa dijadikan partner dalam segala hal. Partner dalam segala keadaan, baik, buruk, genting maupun dalam situasi bahaya. Saat suami menemui jalan buntu, istri lah yang mengambil alih kendali. Bila pun istri sama buntunya, beri suami kenyamanan agar kebuntuan tak membuat situasi semakin parah. Istri juga partner suami di segala lini, dalam pergaulan di luar dan di dalam keluarga, dalam mengelola keuangan rumah tangga, dalam mengasuh dan mendampingi pertumbuhan anak, dalam bersegera beribadah kepadaNya, dalam menunaikan hak dan kewajiban suami istri yang paling pribadi, hingga menjadi partner dalam menyiapkan perbekalan menuju akhirat.

3. Payung Cinta dan Kearifan

Rasulullah saw selalu menginginkan ummatnya memiliki cinta dan kasih yang berlebih bagi sesama. Sangat banyak kisah yang menggambarkan hal tersebut. Sebagai seorang istri, perempuan selayaknya memiliki cinta kasih yang sangat banyak. Serta kearifan yang lebih luas. Hati yang diluaskan dengan cinta tak akan mudah diamuk benci ketika orang yang dicintainya (suami atau anak-anak) melakukan kesalahan atau kekhilafan. Hati yang penuh cinta selalu memiliki porsi maaf yang berlebih. Pun demikian halnya dengan kearifan. Ia lahis dari hati yang damai dan terpelihara dari rasa marah. Sudah selayaknya seorang istri memiliki payung cinta dan kearifan. Dengan demikian, rumahnya akan selalu terjaga dari hujan benci dan panasnya amarah.

Insya Allah ...

What a wonderful wife. Betapa indahnya istri idaman. 
Dalam khouf dan roja' kulangitkan doa agar kiranya Allah yang Maharahman membimbing langkah ini.
Aamiin ya Allah ...

Ohya sahabat, karena tulisan ini saya dedikasikan untuk mengikuti GA nya mbak Ida Nur Laela, yang ingin blognya dikritisi, melalui tulisan ini saya katakan bahwa blog mbak Ida di mata saya sudah sangat bagus. Karena saya suka warna hijau, maka blog mbak Ida yang berlatar hijau pupus pun saya suka, bikin adem, meski tetap nampak lebih energik dengan dominan putih. Kontennya pun inspiratif.

Mangga aja singgah di blognya ...







7 komentar:

  1. semoga berhasil dengan GA nya, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin ya Allah ... trims doa dan kunjungannya, de Indi

      Hapus
  2. wonderful wife..memang jadi dambaan siapa saja....., selamat berlomba ya....semoga menjadi yang terbaik,
    keep happy blogging always....salam dari Makassar :-)

    BalasHapus
  3. saling melengkapi satu sama lain ya istri dan suami

    BalasHapus
  4. Semoga kita semua para istri bisa terlihat "sempurna" dimata suami...yah mendekati sempurna itu sdh cukup ya mbak,,,yg penting terus berusaha....Sukses dengan GA-nya ya mbak ani...

    BalasHapus
  5. makasih buat sharing nya yah mbaaaa :)

    Mudah2an kita semua bisa selalu jadi istri yang dicintai suami dan dapet ridha Allah:)

    BalasHapus
  6. berkunjung maak sesama pecinta warna hijau...makasih sudah ikutan ya

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...