Jumat, 31 Januari 2014

#1Hari1Ayat hari ke-31 : Syukur mata adalah menutupi aib setiap Muslim yang dilihatnya

Imam Ghazali pernah menulis bahwa "Syukur mata adalah menutupi aib setiap Muslim yang dilihatnya, syukur telinga adalah menutupi aib setiap Muslim yang didengarnya." 
Sedangkan Imam Ibnu Mas'ud berkata bahwa "Syukur adalah setengah dari iman."

 
Karena itu ingatlah kamu kepadaKu, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat)-Ku.
(QS. Al-Baqoroh 152)



Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan
(QS Al-Baqoroh 164)


Betapa banyak nikmat Allah dan betapa sedikit syukur kita ...

Maka kulafadzkan doa Nabi Sulaiman rasa syukur ini selalu terpelihara :

Ya Tuhanku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhoi dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu kedalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh"
Aamiin ...

Mahabenar Allah dengan segala firmanNya

Kamis, 30 Januari 2014

#30 : Orang Shalih adalah ...

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillaahir rahmaanir rahiim

 

"Katakalah, Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, 
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran : 31)

Rasulullah saw bersabda : "Semua ummatku masuk surga kecuali orang yang tidak menginginkannya."
"Siapa yang tidak menginginkannya?" tanya para sahabat.
"Orang yang menaatiku masuk surga, sedangkan orang yang durhaka padaku tidak menginginkan masuk surga. Setiap amalan yang tidak berdasarkan Sunnahku adalah kemaksiatan."

Maka, satu-satunya jalan agar kita selamat dan masuk dalam golongan ummat Rasulullah adalah menjadi orang shalih.
Lalu siapa orang shalih itu?

Al-Fudhayl ibn Iyadh ditanya : "Wahai abu Ali, kapan seseorang bisa dikatakan orang shalih?"
"Apabila ada kesetian dalam niatnya, ada ketakutan adalam kalbunya, ada kebenaran dalam lidahnya dan ada amal shalih pada anggota tubuhnya," jawabnya.

Saya hanya menukil ini dari buku Ziarah Ruhani bersama Imam Al-Ghazali. Semoga bermanfaat.


Rabu, 29 Januari 2014

#29 : Silaturahmi

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

 
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa  kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka
(QS Muhammad : 22-23)


Jadi benar, memelihara hubungan silaturahmi itu adalah perintah Allah.  Bukan saja dengan keluarga dekat, melainkan pula dengan keluarga jauh (baik secara lokasi ataupun secara garis keturunan), bahkan memelihara hubungan silaturahmi dengan tetangga dan sahabat. Perilaku tersebut adalah salah satu upaya manusia untuk memelihara keutuhan dan kedamaian dunia.

Semua perintah Allah sejatinya membahagiakan.
Coba, siapa sih yang tidak senang dan bahagia ketika berkumpul dengan keluarga? Apalagi dengan mereka yang jarang bertemu. Wuihh .... kangen-kangenan dan obrolan mengalir gak henti-henti.

Ayat di atas, disandingkan antara membuat kerusakan dengan memutuskan hubungan kekeluargaan. Maka, hati-hati, jika anda memutuskan hubungan baik dengan siapa saja, maka sejatinya anda tengah membuat kerusakan di muka bumi. Rusaknya hubungan adalah cikal bakal tumbuhnya rasa curiga, rasa benci dan hilangnya rasa cinta. Yang demikian itu sangat dekat dengan munculnya perilaku buruk yang secara tidak disadari adalah merusak. Apa bedanya dengan merusak tatanan dunia yang damai dan melapangkan? Hanya saja kita seringkali tertipu dengan kata-kata pembelaan : 'ah sedikit, ini ...' atau 'aah ... buat pelajaran, sekali-kali dicuekin'

Silaturahmi akan menjaga perasaan satu sama lain saling terjaga dan terpelihara. Bilapun terjadi friksi, silaturahmi akan membuat masalah menjadi cair, sebab akan ada komunikasi yang biasanya membuat semua menjadi jelas. Pada akhirnya hubungan semakin erat dan terjalin saling memahami dan mengerti.

Sekali lagi, apapun ayatnya, semua perintah Allah adalah membahagiakan.
Mengapa kita sering lalai ...?

Bahkan Rasulullah saw telah bersabda :

Ada tiga orang yang tidak akan masuk surga :
pecandu khamar, pemutus silaturahmi dan yang mempercayai sihir
HR. Ibn Hibban

Naudzubillahi min dzalik ...

Maka, meski hanya via blog seperti ini, semoga kita termasuk orang yang memelihara silaturahmi, ya, sahabatku.


Selasa, 28 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-28 : Pelajaran dari Televisi

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim


 
 "Hai orang-orang yang beriman,
janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi"
 (QS Al-Munafiqun : 9)



Masya Allah ...
Subhanallah ...
Astaghfirullah ...

Entah mana yang harus kuucapkan. Nyatanya, ketiga ucapan spontan itu keluar juga dari lisan saya tadi malam, ketika menyaksikan penyitaan belasan mobil mewah dari seorang tersangkan suap, Tubagus Chairi Wardhana alias Wawan.

Takjub melihat banyaknya mobil mewah seharga milyaran rupiah terparkir di garasi rumahnya. Buat apa beli mobil banyak-banyak, mahal lagi, kan gak bakal dipake semua? pikirku begitu. 

Tapi kemudian suami saya berkata lugas. 
"Itulah godaan duniawi. Dia merasa bahwa itulah kebutuhan gaya hidupnya. Coba, buat apa ibu beli tas berbagai jenis?"

Deg!
Lho, kok jadi lari ke saya? Tapi saya gak protes. Saya jawab dalam hati  : karena saya kan butuh tas itu? Lalu saya jadi mikir, iya juga ya. Tas satu atau dua, kan, cukup. Satu buat ngantor, satu buat pergi santai. Tapi gak begitu juga. Sebagai seorang perempuan, saya tergoda   untuk tampil lebih modis dengan tas yang sesuai dengan acara dan baju yang dikenakan. Gak lucu dong kalau saya pergi main nganter anak berenang, misalnya, malah pake tas yang cocoknya buat ngantor. Meski gak bakal ada yang protes, gak matching aja ... hehe ... ngeles.

Oke sampe sini saya ngerti.
Kebutuhan dan gaya hidup setiap orang pasti berbeda, sesuai selera, sesuai pendapatan. Makin tinggi tingkat sosial seseorang makin tinggi juga tuntutan dan gaya hidupnya. Sampai sini gak ada yang salah secara logika. Tetapi terasa kurang srek bila kita melihatnya dari sisi ruhani. 

Pentingkah gaya hidup dipertahankan?

Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan lewat sabdanya :
Cinta harta dan kedudukan menumbuhkan kemunafikan dalam kalbu 
sebagaimana air menumbuhkan sayuran 

Akan datang sesudah kalian satu kaum yang memakan makanan yang enak dan mengenakan pakaian yang bagus. Perut mereka tidak kenyang dengan yang sedikit dan diri mereka tidak puas dengan yang banyak. Mereka bersandar dan merasa senang dengan keduniaan. Mereka menyediakan tuhan di samping Tuhan mereka. Kepada dunia mereka berharap dan kepada hawa nafsu mereka patuh. 
(dari buku Imam Ghazali - Ziarah Ruhani) 

Astaghfirullah ...

Di zaman ini telah banyak sabda Rasulullah terbukti. Padahal dalam kitab suci pun Allah telah mengingatkan bahwa harta dan anak-anak seringkali melalaikan kita.
Yang pasti, semakin banyak kita melihat dan mendengar berita di layar televisi, semakin banyak pula kita mengaca diri, telah ikut terseretkah kita dalam pusaran kemelut dunia hari ini? Sebab sedikit atau banyak ada peran serta kita di dalamnya. Entah langsung ataupun tidak, sebab nyatanya keterdiaman kita dalam banyak hal barangkali termasuk pada ranah pembiaran, yang memungkinkan kerusakan semakin menjadi.

Wallahu alam ...



Senin, 27 Januari 2014

#1Hari1Ayat : hari ke-27 : Lelaki atau Perempuan, ia Anugerah Allah



 
Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi. 
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki
(QS. Asy-Syura : 49)


Oleh sebab hanya Alah yang Mahakuasa memilihkan dan memberikan anak lelaki atau perempuan bagi kita, maka hanya kepada Allah jualah semuanya dikembalikan. Artinya, bila pun kita mengharapkan bayi yang lahir kelak berjenis kelamin lelaki atau perempuan, yang bisa kita lakukan selain berusaha (dengan bantuan ilmu pengetahuan yang sekarang makin banyak tips memperoleh anak berjenis kelamin tertentu, dengan bantuan pola makan dll) adalah banyak berdoa. Tapi tentu saja keputusan mutlak ada di tangan Allah swt.

Tapi bagi setiap ibu, biasanya Allah titipkan 'signal' untuk mengetahui gerangan bayi berjenis kelamin apa yang kelak lahir dari rahimnya. Setiap ibu pasti tahu, dan pernah merasakannya, yakni sebuah rasa yang dibrikan Allah pada hati seorang calon ibu. Firasat. Ya itu namanya.  

Seberapa besarpun keinginan seorang ibu memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu, tak akan mengurangi rasa cinta dan perhatian pada buah hati.  Sebab Sang Maha Cinta, Allah swt, telah pula menitipkan rasa cinta dan kasih sayang dalam hati ibu. Tinggal bagaimana kita mengelola rasa cinta itu agar tak lantas menjerumuskan pada cinta berlebih dan melenakan. Tugas oangtua kemudian untuk menanamkan pada anak, lelaki ataupun perempuan, bahwa mereka lahir karena Allah telah memberikan tugas mulia padanya, yakni berbuat manfaat bagi kemanusiaan dan dunia, hingga kelak Tuhan kembali memanggilnya.

Tugas itu ada di tangan kita sekarang ...
Maka dengan menyebut namamu ya Allah, bimbing kami senantiasa

Minggu, 26 Januari 2014

#1Hari1Ayat ke-26 : Untuk Saya

Hanya ingin mengingatkan kepada diri saya, betapa kematian itu sungguh sagat dekat. Hari ini saya sehat, bahagia, tak kurang suatu apa, tapi tak bisa menjamin maut tak bakal datang hari ini. Sungguh, hidup selalu memberikan banyak kejutan.

Melihat berita di televisi. Hakim Agung yang kemarin sesumbar untuk tetap memelihara hukum dengan seadil-adilnya serta melaknat pelaku korupsi, kini harus ditekan egonya sendiri, bertanggung jawab pada perdagangan kursi jabatan yang menghempaskan seluruh harga diri dan kehormatannya. Apakah ia yakin bahwa maut tak akan segera menghampiri? Duhai, alangkah berat ketika sebiji buah yang dipetik harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, kelak.

Lalu saya? Telah berbuat apakah hari ini? Agar esok atau lusa atau bahkan mungkin satu jam kemudian bisa berkata dengan benar di hadapanNya? Bahwa hanya kebenaran yang saya lakukan dan tak terselip dusta diantaranya?
Ya Allaaah ...



"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran 185)



"Dan, datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.  
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya" (Qaaf : 19)

Benar, saya seringkali merasa bahwa waktu saya masih banyak. Sehingga suka lalai akan hal-hal yang sebaiknya saya kerjakan, untuk suami, untuk anak-anak, untuk diri sendiri, untuk orangtua, untuk lingkungan atau untuk orang lain. Padahal tahu apa saya akan waktu satu jam lagi? Saya hanya tahu tentang rencana-rencana yang saya susun, selainnya tidak. Saya tak tahu apa-apa.

Ya Allah, sebelum Engkau panggil saya, mampukan saya memberi manfaat untuk orang-orang sekitar wabil khusus keluarga yang mencintai dan saya cintai. Matikan saya dalam keadaan husnul khotimah, sehingga Engkau ridlo ... 

Aaamiiin


Sabtu, 25 Januari 2014

# 25 : Hujan adalah Rahmat, Manusia yang mengubahnya


Perasaan campur aduk selalu datang setiap melihat layar tv akhir-akhir ini. Banjir masih menenggelamkan banyak rumah di banyak kota di Indonesia. Sungguh, bukan musibah yang ringan.  

Padahal telah beberapa lama kita menanti hujan turun, ketika kemarau mulai membuat tanah sawah mengering dan pecah-pecah. Hujan kerap dinanti kehadirannya sebab ia menjanjikan kesuburan dan kesegaran.  Tapi kenapa justru ketika hujan tiba, ia seolah menjadi petaka?

Bukankah Allah telah berfirman bahwa melalui hujan Dia menyebarkan rahmatNya?


 
Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa
dan menyebarkan rahmat-Nya.
Dan Dialah yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji
(QS. Asy-Suro : 28)

Melalui hujan Allah memberikan perlindungan. Dari bencana kekeringan, dari kurangnya persediaan air, dari tingginya angka kebakaran lahan, dari bahaya kematian. 

Melalui hujan Allah menurunkan rejeki. Tetumbuhan memunculkan putik, bunga bermekaran, katak berlompatan, ikan berenang, Sungguh Ia Maha Terpuji. 

Tapi hujan yang sejatinya adalah rahmat Allah bagi seluruh makhluk, telah berubah. Tentu saja bukan Allah yang mengubahnya. Sebab tak mungkin dan mustahil Allah membuat kerusakan sebab Ia Maha Memelihara.

Perilaku bodoh dan lalai manusia yang membuat hujan berubah menjadi petaka. Air yang menderas seketika menjadi monster yang menerkam dari segala penjuru. Ia menyerang dari selokan yang dibekap sampah, dari sungai yang meluap akibat pendangkalan, dari hutan yang gundul karena penebangan liar, dari kepungan plastik yang menyumbat, bahkan dari arah yang tidak kita sangka-sangka.

Maka bila ini musibah, sungguh, musibah itu datang dari kita sendiri. Meski sedari kecil saya terbiasa menyimpan sampah pada tempatnya, saya mohon maaf bila di antara banjir yang mengepung itu ada terselip khilaf saya. 

Selain upaya bebenah dari diri sendiri, mulai saat ini, dan mulai dari hal kecil, yuk kita istighfar, mohon ampun atas khilaf yang terlampau sering kita lakukan. Semoga Allah segera mengeluarkan kita dari bencana ini, seraya terus berusaha tiada henti.

 

Jumat, 24 Januari 2014

#1Hari1Ayat #24 : Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(QS Alam Nasyroh : 5-6)

Betapa aneka, masalah yang hadir di setiap tahapan hidup kita. Bahkan dalam satu hari, kita pernah mengalami bukan hanya satu masalah namun bermacam problema. Yaa, namanya juga hidup, gitu kan seloroh kita bila ada keluhan tentang sesuatu.

Benar, sejujurnya, jangan hidup deh kalau gak mau terkena masalah. Sebab hidup adalah sepaket dengan puluhan kesulitan, pun sepaket dengan tak terhitung kemudahan. Jadi, hadapi saja masalahnya, sebab di dalam masalah ada banyak pembelajaran dan di ujung masalah ada banyak solusi. Tinggal bagaimana kita mau bangkit dari masalah itu. Bukankah Allah telah menjanjikan dalam firmanNya di atas, bahwa setiap kesulitan itu selalu disertai dengan kemudahan. Kapan? Ya, bila kita mau berusaha.

Jadi, katakan saja pada masalah, berat ataupun ringan : aku siap menghadapimu, sebab aku punya Allah yang Mahahebat. Dia yang akan menjamin selesainya masalah sesudah kita berusaha.

Ringan atau beratnya masalah, sesungguhnya bukan terletak pada masalah itu, melainkan pada cara pandang kita. Bila kita menilainya berat, akan terasa berat sungguh masalah itu. Sebaliknya, bila kita anggap ringan, insya Allah masalah itu akan terasa mudah dilalui.

Yuk, keep spirit and smile ...

Kamis, 23 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-23 : Doa Istiqomah

Dalam Alquran ada banyak ayat Allah yang berisi doa-doa. Ayat ini adalah di antara sekian ayat yang aku jadikan doa setiap usai shalat, yaitu :

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, 
ya Tuhan kami, perkenankanlah do'aku.
(QS. Ibrahim : 40)

Sebagai manusia, kita selalu memiliki kecenderungan untuk lalai karena banyak hal. Misalnya karena kesibukan, kemalangan, bahkan kebahagiaan. Banyak hal di dunia ini yang menyebabkan kita lalai. Untuk itulah kita perlu penguat. Di saat usai sholat adalah masa yang ijabah untuk dikabulkannya doa, tentu saja dengan tingkat kekhusu'an yang terjaga.

Maka, hanya kepadaNya kita kembalikan segala soal. Yang bahagia atau yang duka. Agar kiranya kita tetap ditempatkan pada jalan dan perilaku yang istiqomah.

Aaamiiin ...


#22 : Kita Menolak, Kadang Allah Justru Memberi

Dunia menjadi menarik karena ketidakpastiannya. Bayangkan bila kita tahu apa yang akan terjadi esok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Mungkin tak akan ada usaha, harapan dan keinginan, toh sekeras apapun kita berusaha dan berharap, hasilnya sudah diketahui dan tak akan berubah.

Allah sungguh Mahamengerti, manusia itu itu makhluk yang serba ingin tahu karena dibekali akal untuk berfikir. Tapi, manusia juga harus paham, selain akal kita dibekali pula hati untuk menuntun. 

Di sepanjang perjalanan hidup di dunia, Allah mempersilakan manusia untuk melakukan apapun demi kebahagiaan, kesejahteraan, kemajuan dan pemenuhan kebutuhan, dalam koridor yang telah Dia gariskan melalui firmanNya. Bukankah "tidak semata-mata Allah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah" kepadaNya?

Maka, untuk segala macam alasan hidup, tidak bisa tidak, kita harus menyandarkannya pada ruh ibadah. Kita makan, karena Allah memerintahkan kita makan, dengan cara dan perolehan yang halal dan thoyib. Kita bekerja, karena Allah. Kita tersenyum, karena Allah. Kita mengasuh anak, karena Allah. Kita memasak, karena Allah. Kita menuruti kata-kata suami, karena Allah. Kita berdebat dan mencari solusi, karena Allah. Kita menulis, karena Allah. Kita mencari penghiburan, juga karena Allah. Semuanya disandarkan kepada Allah.  Karena yang disandarkan karena Allah pasti akan terjaga dari hal-hal yang buruk. 

Maka tak ada yang sia-sia. Asik kan, kalau menyanyi (bersenandung) pun dapat pahala bila dilakukan oleh sebab yang baik, karena Allah? Akan dicatat malaikat Rokib  sang pencatat kebaikan sebagai amal shalih. Subhanallah ...

Bahkan ketika doa kita ditolak, kita berserah kepada Allah sebab Dialah penentu segala. Seringkali Allah memberi apa yang tidak kita harapkan, sebab Dia tahu yang terbaik untuk kita. 
Dalam QS Yunus 107 Allah telah berfirman : 



"Jika Allah melimpahkan suatu kemudharatan padamu,
maka tidak ada yang dapat menghilangkan kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa saja yang dikehendakiNya di antara hamba- hambaNya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Bila kita selalu berprasangka baik kepada Allah, maka penolakan Allah selalu dipandang sebagai sesuatu yang mengandung hikmah. Doa yang belum terkabulkan, bukan semata Allah benci, tapi diyakini sebagai sesuatu yang tertunda. Atau kalau memang doa itu sama sekali tidak terkabul, maka orang arif akan berkata pada dirinya : "Allah akan memberi hikmah kebaikan di balik semua ini."


Selasa, 21 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke 21 : Fabi ayyi aalaa i robbikumaa tukadzdzibaan

Banjir dimana-mana. 
Di sana- sini yang tampak adalah derasnya air yang menyeret sampah, kendaraan, orang bahkan rumah. Bencana sedang menimpa saudara-saudara kita di Indonesia.

Namun hebatnya, di sela musibah yang melanda itu, kita selalu bisa melihat mereka yang masih bisa tersenyum bahkan tertawa. Tentu saja mereka sedih dan bingung menyaksikan harta benda yang hilang terbawa arus, dokumen penting yang rusak dan keluarga yang harus mengungsi, tetapi mereka tak pernah putus asa dari rahmat Allah. Selalu ada yang bisa disyukuri meski diantara kecamuk rasa sedih dan takut. 

 Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS Ar-Rahman 13

Allah telah menitipkan hati untuk merasakan nikmat, sekecil apapun nikmat itu.  Maka berbahagialah mereka, saudara-saudara kita, yang masih bisa merasakan nikmat itu. Sebab sejatinya rasa nikmat tak hanya datang di saat lapang, melainkan pula ia hadir di setiap saat bahkan saat paling sulit sekalipun.

Buat saudara-saudaraku semua, saya sungguh salut dan bangga melihat kalian masih bisa menebar manfaat di tengah musibah yang melanda. Insya Allah, Allah selalu memberi yang terbaik saja untuk kita.

Senin, 20 Januari 2014

#1Hari1Ayat hari ke-20 : Mumpung Masih Sempat

"Berbuat baiklah kepada orangtuamu, mumpung masih sempat."
Itu kata-kata yang diucapkan Helmy Yahya ketika menjawab pertanyaan peserta dalam sebuah seminar.

Betapa sangat terbatasnya kita dalam hal waktu, sebab ia (waktu) benar-benar dalam penguasaan Allah. Maka selagi ia masih berada dalam genggaman kita, yaitu saat ini, detik ini, bukan besok atau sebentar lagi, berbuat baiklah kepada mereka.

 
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS. Luqman : 14)

Selagi mereka masih ada ...
Sebab ketika mereka tiada, seberapa banyakpun harta yang akan diberikan, mereka tak bisa lagi bersama kita.

Minggu, 19 Januari 2014

Hari ke 19 : An-Naas

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4
 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6

1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.

Ayat ini mengandung tiga sifat Allah swt, yaitu : Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah. Dia adalah Pengurus, Raja dan Ilah segala sesuatu. Semua perkara adalah makhlukNya dan mengabdi kepadaNya. Maka, Allah swt memerintahkan siapapun untuk hanya memohon perlindungan kepada Dzat yang mempunyai tiga sifat agung ini, dari segala bisikan al-khannas, yaitu syetan yang senantiasa berbisik dalam dada manusia.

Sebab menurut Imam Ibnu Katsir, tidak ada satupun anak Adam yang tidak disertai kawan yang selalu mengindahkan segala macam tindakan keji bagi pandangannya. Itulah syetan.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Setan itu mengalir dalam tubuh anak Adam pada saluran darah"

dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya Abu Tamimah yang meriwayatkan dari seseorang yang pernah membonceng Nabi saw, katanya :

"Keledai Rasulullah saw terjatuh, lalu aku mengatakan 'Celakalah syetan!'
Lalu Nabi bersabda, 'Janganlah kamu katakan 'celakalah syetan' sebab jika kamu mengatakannya maka syetan akan menjadi semakin besar tubuhnya dan mengatakan : 'Dengan kekuatanku, aku akan mengalahkannya.' Namun, apabila kamu mengatakan 'Bimillah' maka dia akan mengecil sehingga menjadi sekecil lalat." 

Hadits ini menjadi dalil bahwa hati itu bilamana berdzikir kepada Allah swt, maka syetan akan mengecil dan kalah. Namun bila tidak berdzikir kepada Allah swt maka syetan akan menjadi besar dan menang.

Sahabat Rasul, Ibnu Abbas ra mengatakan sehubungan dengan firman Allah 'al-waswasil khannas'  : syetan itu berada dalam hati anak Adam. Bila lengah dan lalai, maka syetan pun akan membisik-bisikkan, namun bila ingat Allah syetan pun akan mundur ke belakang.

Bismillah, semoga kita selalu bisa menjaga dzikir kepada Allah, agar syetan yang senantiasa membisikkan godaan tak semakin membesar, melainkan makin kecil dan mengecil.

Wallahu 'alam
Mahabenar Allah dengan segala firmanNya




Sabtu, 18 Januari 2014

KEB di Mataku


Pertama kali mengenal  KEB, ketika diundang  mak Irma Susanti  di suatu masa, entah akhir tahun 2012 atau awal tahun 2013 (saya lupa ... hehe). Saat itu, jujur, karena saya bukan orang yang rajin kopdar, saya sempat ragu bakal bisa berbaur dengan semua membernya, maklum saya rada kuper (*mlipir di pinggiran ...  

Rada ngeper juga lihat para makmin dan emak-emak lain yang cantik, cerdas, berwawasan luas dan aktif bersliweran di berbagai event kopdar. Pokoknya, saya gabung saja. Menghargai teman yang mengundang dan yakin pasti bisa belajar banyak dari komunitas ini. Layaknya komunitas sejenis, kan pasti akan banyak share ilmu dan pengalaman, ya nggak? Dan sedikit banyak pasti banyak ilmu yang dapat dipetik. Ikut senang waktu  KEB tampil di tv. Keren aja lihat neng Irma dan mak Mira Sahid  serta para makmin di layar kaca.

Lalu muncul event akbar pertama yakni pemilihan Srikandi Blogger 2013. Saya dikomporin Anazkia untuk ikut. Aiiih ... Ana sayang, gak tahu ya, daku minder? hehe ... Maka saya jadi penggembira dan pendukung setia dirimu saja, agar dikau terpilih menjadi finalis dan kelak jadi pemenangnya, kategori apa saja yang penting menang!
Maka ketika acara penganugerahan Srikandi Blogger 2013 live streaming, saya girang saat Anazkia terpilih jadi Srikandi Blogger Favorit 2013. Yeeeay !! 

Dari ajang penganugerahan Srikandi Blogger pula saya kenal (maya) dengan Bunda Yati yang tetap hebat di usia sepuhnya, mak Dina Begum dengan foto-foto uniknya, mak N'nchie Hani yang tetap cantik dan segar kayak ABG, teh Dey sobatnya yang fotografer, mak Alaika Abdullah sang Srikandi Blogger 2013 dan tentu saja Founder mak Mira Sahid yang charming dan selalu tampak hangat di setiap kesempatan.

Saya mulai merasa, ada yang berbeda dari komunitas ini. Saya mulai merasa kerasan dan tak hanya mengirimkan jempol di setiap tulisan fb, melainkan turut melemparkan komentar dan mengirim link blog. Ada banyak alasan untuk tidak malas menulis. Ya,  KEB membuat saya kembali semangat ngeblog. Saya memang tidak meninggalkan blog sama sekali, tapi kalaupun nulis ya cuma sekali dalam sebulan atau bahkan dua bulan hehe ... Jelasnya,  KEB membuat semangat menulis saya bangkit kembali, (*aiiih ...

Dari beberapa blog member KEB saya tahu bahwa melalui blog ada banyak yang bisa dilakukan selain menulis secara pribadi. Blog bisa menjadi media yang sangat  jitu untuk menggalang solidaritas, menjadi sarana yang cantik untuk beriklan, menjadi cara yang cerdas untuk menuliskan ide (dari mulai yang konyol, serius, menyentuh tetapi berefek menggerakkan), hingga bagaimana menambah pundi-pundi. Semuanya didapat dengan menulis. Dan itu dilakukan oleh ibu-ibu. Sungguh, KEB adalah komunitas keren ...

Tak terasa, perjalanan itu telah menginjak tahun ke 2. Ibaratnya KEB tengah memasuki usia lucu-lucunya, golden age, dan ... ngangenin.  Saya sungguh terharu. Saya mulai membuat catatan untuk saya simpan di bilik ini, dan saya kirimkan sebagai kado sederhana buat keluarga yang istimewa.



KEB  .... adalah kumpulan spirit dan inspirasi yang menjelma dalam tubuh perempuan-perempuan tangguh dan luar biasa bergelar emak. 

KEB ... adalah kehangatan yang memancar dari dapur, ruang tamu, kamar tidur anak, ruang belajar dan teras rumah-rumah di seluruh Indonesia dan belahan bumi, menyebar keluar menyentuh semua membernya tanpa kecuali. 

KEB  ... adalah angin yang mengirimkan kabar bahwa perempuan adalah agen perubahan.

KEB ... adalah para emak hebat yang mengajakku bergandeng tangan 

Selamat Ulang Tahun, KEB
Semoga Tuhan menghimpunkan kebaikanNya dalam setiap langkah perjalanan menujuNya
apapun bentuknya

(big hug)



Hari ke-18 : Nuun, Demi Kalam dan Apa Yang Mereka Tulis

Allah swt telah bersumpah : Demi Kalam
dalam QS Al-Qalam ayat 1 :

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim



 
Nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis

Kalam adalah sejenis pena yang dipakai untuk menulis. Hal ini seperti firmanNya pada wahyu pertama :
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan
Bacalah dan Tuhanmu yang paling mulia
Yang telah mengajarkan dengan kalam
Yang telah mengajarkan manusia sesuatu yang belum diketahuinya"

Kalau begitu, menurut Imam Ibnu Katsir, kalam merupakan sumpah Allah dan peringatan bagi hamba-hambaNya tentang nikmat yang telah diberikan kepada mereka berupa pengajaran menulis, yang menjadi wasilah untuk mendapatkan berbagai macam ilmu. Itulah sebabnya Allah berfirman : 
"dan apa yang mereka tulis"
Mereka itu siapa? ya ... kita, manusia, bila mengaku sebagai hamba Allah yang mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya.

Bila mengacu pada sabda Rasulullah saw di bawah ini, pena ternyata adalah makhluk Allah yang pertama 

إِنَّ أَوَّلَ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالٰى الْقَلَمُ وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْتُبَ كُلُّ شَيْءٍ يَكُوْنُ

“Sesungguhnya sesuatu yang pertama kali Allah swt ciptakan adalah al-Qalam. 
Dan Dia memerintahkannya untuk menulis tiap-tiap sesuatu yang ada.”
(HR. Abu Ya'la dan al-Baihaqi)

Allah swt telah bersumpah demi kalam, mengisyaratkan betapa penting makna kalam/pena dalam hidup manusia, sebagai sarana mengais ilmu dan mencatat segala yang telah diserap dari ilmu itu sendiri. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib ra pernah berkata : Bacalah dan sesudah itu ikatlah bacaan itu dengan cara menuliskannya.

Wallahu 'alam bishawab
Mahabenar Allah dengan segala firmanNya

Jumat, 17 Januari 2014

#1Hari1Ayat : Hari ke 17 : Mencegah Keji dan Munkar


Indonesia adalah negeri dengan mayoritas Muslim. Selayaknya, gak banyak koruptor, dong!
Sebab Islam mengajarkan ummatnya untuk menjalankan Rukun Islam dan percaya akan Rukun Iman. Rukun Islam yang 5 dan Rukun Iman yang 6, bukan untuk dihafal, melainkan sebagai pedoman untuk amalan sehari-hari yang berakar pada kekuatan ruhani.

Sayang, kenyataannya jauh panggang dari api. Entah darimana awal kesalahannya. Yang jelas, banyak umat Islam Indonesia yang bukannya tidak faham ajarannya, melainkan tidak fasih amalannya. Ayat-ayat Allah dengan lancar dibaca, dengan pintar ditafsirkan, tetapi gagal diimplemenatsikan dalam keseharian. Lihatlah, berapa banyak koruptor yang penampilannya mencerminkan bahwa dia orang yang alim. Berapa banyak pengusaha yang terjebak pada praktek suap demi melancarkan tendernya. Berapa banyak pula pejabat yang tersandung kasus jual beli jabatan. Mayoritas mereka adalah Muslim, yang pasti, menjalankan Rukun Islam dengan komplit. Mereka adalah pelaksana sholat lima waktu.

Padahal seharusnya, bila sholat itu bukan dikerjakan, melainkan ditegakkan bagai penopang bangunan yang kuat, maka sholat itu akan mampu mencegah kita melakukan hal-hal yang keji dan mampu mencegah kemunkaran. Sebagaimana firman Allah dalam Al-quran :

 
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
(QS. Al-Ankabut : 45)


Maka, ketika sholat kita jadikan sebagai sarana komunikasi dengan Allah, ketika sholat adalah saat mi'raj kita sebagai orang beriman, ketika sholat tak hanya dilakukan sebagai sebuah ritual semata, Sholat itu akan benar-benar mengerem dorongan buruk kita sebagai makhluk lemah. Sholat akan benar-benar mampu melakukan sistemnya, yakni mencegah perbuatan keji dan munkar.

Maka bila kita ingin selamat, perbaiki niat dan sempurnakan sholat.

Wallahu alam ...

Rabu, 15 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-15 : Al-quran Itu Bukan Pajangan

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

 
Alif, laam raa.
 (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
(QS. Ibrahim 1)


Alquran akan menjadi cahaya bila digunakan (dibaca dan diamalkan). Sebagaimana halnya sebuah lampu, ia akan bersinar manakala saklarnya dinyalakan, sia-sia punya lampu bila tidak dinyalakan, kamar akan tetap gulita. Demikian halnya dengan Alquran.

Janji Allah ini pasti adanya. Cahaya (petunjuk, penenang, obat, penawar, apapun itu) akan datang dari Alquran. Itupun hanya bagi mereka yang mau menggunakan Alquran sebagai petunjuk. Bagi mereka yang hanya menjadikan Alquran sebagai pajangan, cahaya  tak akan pernah hadir.






Selasa, 14 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-14 : Guru Kehidupan Sepanjang Zaman

Rindu kami padamu, Ya Rasul
 rindu tiada terperi
berabad jarak darimu, ya rasul
serasa engkau disini

Cinta ikhlasmu pada manusia
bagai cahaya swarga
dapatkah kami membalas cintamu
secara bersahaja

(Bimbo)

lirik lagu yang dinyanyikan Bimbo menyentuh hingga ke dasar sanubari. Betapa tak sederhana perjuangannya, demikian kaya cinta kasihnya kepada ummatnya bahkan sebelum ummatnya itu lahir ke bumi. Bukankah kita yang hidup di zaman ini tak sempat bertemu beliau? tetapi nasib kitapun telah dengan megah menduduki tahta di hatinya, saat menjelang ajalpun ia mengkhawtirkan nasib kita, ummatnya. Duhai, pantaskah kita mengaku sebagai ummatnya? sedang teladannya betapa banyak yang tak kita indahkan. Astaghfirullah ...

Demikian mulianya beliau sampai Allah swt Sang Pencipta pun menyebutnya sebagai uswatun hasanah, teladan yang baik, dalam firmanNya di surat Al-Ahzab ayat 21 


 Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Sebagai bukti kita mencintainya dan selalu rindu padanya, sudah sepantasnya kita berlomba untuk meneladani setiap perilaku dan perkataannya. Menjaga lisan, menjaga perilaku, agar selalu baik, mencontoh ajaran guru kita, guru kehidupan sepanjang zaman, Rasulullah saw ...

Ya Rasul ...
lumpuh kami karena rindu



Senin, 13 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-13 : Baik atau Jahat, Kembali Pada Diri

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim 

 
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
(QS. Al-Israa' ayat 7)


Berbuat baik kepada siapapun ... nampaknya simpel dan ringan saja ya?
Tetapi benarkah ringan ketika kita harus berbuat baik justru kepada orang yang telah menyakiti dan menghancurkan kita?

Enaknya sih ya dicuekin saja, atau malah dibalas sesuai dengan apa yang telah ia lakukan pada kita. Tetapi, bila itu terjadi, lalu apa bedanya kita dengan dia?

Sesungguhnya memang benar, bahwa bila kita berani berbuat baik, kepada siapapun bahkan kepada orang yang menjahati kita, maka kebaikan itu akan kembali pada kita. Semesta akan sepakat melapangkan semua urusan kita. Jaminannya ayat 7 surat Al-Israa' yang telah dijanjikan Allah di atas.

Mahabenar Allah dengan segala firmanNya ...

Minggu, 12 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke-12 : Birrul Walidain


Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim



 
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS Luqman 14)


Sejatinya meski seumur hidup kita berbuat baik kepada ibu dan bapak, atak akan pernah lunas membayar segala payah mereka mengasihi dan memperjuangkan segala apapun demi membesarkan dan menjadikan kita hingga sejauh ini. Maka apatah lagi bila kita melalaikan mereka. Naudzubillah ...

Ya Allah ...
di tengah terbaringnya mamah saat ini, ringankanlah sakitnya dan sembuhkanlah ia
Sedih hati ini ketika dengan isak yang tertahan mamah mengucapkan terima kasih karena saya menyengaja datang untuk merawatnya. Dalam isaknya ia berdoa, agar kiranya Allah terus menyayangi dan memberi barokah pada rumah tangga saya, karena ia ridlo menjadikan saya anaknya.

Duh, mamah ...
air matamu betul-betul membuatku malu
tahukah engkau, betapa sangat kecilnya 'pengorbanan' ini, datang menemui dan menemani dalam sakitmu, tak akan pernah sebanding dengan malam-malam yang telah kau lalui di bilik pertumbuhanku dulu.
Lihatlah, bahkan malam inipun aku tak disisimu. Sekolah si bungsu dan pekerjaan jadi alasan. Astaghfirullah ... Meski engkau yang menyuruhku pulang karena engkau merasa  telah lebih baik, malam ini aku tak mampu menahannya, Mah. Menahan air mata dan rasa sedih ternyata aku masih berhitung.

Sebagai pengobat sedih, kulangitkan doa pada Pemilik kita berdua, Mah, semoga melalui itu hati kita hangat dalam pelukNya, aamiin ...

Robbighfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa robbayanai shoghiro
aamiin ...

Sabtu, 11 Januari 2014

#1Hari1Ayat : Habiskan, atau jadi temannya syetan?

Pernah bingung memilih makanan apa yang sebaiknya dimasukkan ke dalam piring kita saat menyendokkan menu di resepsi pernikahan? Atau, tak pernah ragu untuk  memasukkan  apa saja yang ada toh semua memang disiapkan untuk kita, para tamu?

Pernah kan sesekali kita menengok ke belakang, betapa banyak piring yang masih penuh makanan bertumpuk di rak cuci piring. Makanan itu adalah sisa makan para tamu yang tak habis. Entah karena kebanyakan mengambil menu hingga tak kuasa menghabiskannya, atau karena disengaja tak dihabiskan (?) Mungkin karena malu. Kedua-duanya menurut saya sih alasan yang aneh. Akhirnya sisa makanan itu (yang biasanya porsinya besar) menjadi penghuni tempat sampah. Dibuang. 
Betapa sayang ...

Pernahkah kita berfikir untuk memilih saja makanan yang jelas-jelas akan kita makan dan habiskan, ketimbang memasukkan semua yang ada hanya sekedar menyicip. Bilapun memang maunya nyicip, ya gak usahlah terlalu banyak. Toh kita sendiri yang tahu porsi sebesar apa yang muat di perut kita.

Jadi ingat firman Allah dalam QS Al-Israa' ayat 27


 
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.


Sejatinya membuang-buang apapun dengan tanpa manfaat itu sama dengan pemboros, dan menyisakan makanan, dimanapun (termasuk di resepsi) termasuk didalamnya. Secara tidak langsung kita turut andil dalam membuang-buang makanan, yang sesungguhnya bila tak kita sendokkan ke dalam piring kita, masih bisa dimakan oleh orang lain.

Jadi, sendokkan saja aneka hidangan lezat dari bufet ke dalam piring kita, hanya yang jelas-jelas akan kita makan dan habiskan. Bila kita ragu, jangan ambil. Sebab bila kita nekat untuk mengambil dan tidak habis, maka kita akan disukai syetan, lalu jadi temannya.
Hiiii ... Naudzubillahi min dzalik

Kepada anak-anak saja kita bisa merayu agar mereka menghabiskan makan, masak kita sendiri malah menyisakannya saat makan di tempat resepsi. Malu  ...

Mungkin memang gak sengaja, tapi semoga saja gak terlalu sering, dan bahkan kelak tak menyisakan sedikitpun jatah buat syetan. Saya gak mau jadi disukai pasukan mengerikan itu gara-gara makanan sisa ...

Jumat, 10 Januari 2014

#1Hari1Ayat Hari ke 10 : Doa tak pernah tidak berjawab

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim


 Dan Tuhanmu berfirman : "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."
(QS. Al-Mu'min : 60)

Senjata orang beriman adalah doa. Dan tak ada satu do'apun yang tidak berjawab, jaminannya adalah firman Allah di atas.

Jadi, bilapun saat ini kita merasa selalu berada dalam kesulitan dan doa yang dilangitkan tak kunjung mendatangkan kemudahan, yang perlu kita lakukan adalah berbaik sangka kepadaNya. Rahman Rahim Allah itu tak berbatas, tak pilih-pilih, semua dicintai. Tetapi bentuk cinta itu berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, disebabkan keadaan orang yang bersangkutan.

Layaknya kasih ibu kepada anak sulungnya yang SMA dengan adiknya yang masih TK, cintanya sama, tetapi beban tugas serta bekal uang yang diberikan tentu berbeda, sesuai usia dan kemampuan si anak mengatur dirinya.

Yakin saja, doa kita satu saat akan dijawab, entah kapan entah dimana dan entah dalam bentuk apa. Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan, melainkan apa yang kita butuhkan.

Wallahu'alam
Mahabenar Allah dengan segala firmanNya.



Kamis, 09 Januari 2014

#1Hari1Ayat, Hari ke-9 : Ketika Membaca Tak Mengubah Apapun ...

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
(QS. Al-'Alaq 1)

Membaca, sejatinya bukan hanya kegiatan mengeja tulisan, apapun jenis tulisannya, apapun jenis bahasanya. Membaca adalah keterampilan mengolah panca indera, seluruhnya, dengan mengikutsertakan hati. 

Lihatlah langit hari ini. Adakah di sana barisan aksara yang menari? Tidak, bukan? Tetapi kita pasti dapat membacanya, sedang cerahkah atau mendung pertanda akan turun hujan? 

Tataplah wajah ibu. Adakah huruf terpampang di wajah teduhnya? Tentu saja tidak. Tetapi dari wajahnya kita akan tahu sedang sedih, marah, cemas,  atau bahagiakah beliau?

Kita diperintahkan untuk membaca, karenanya kita diciptakan lengkap dengan seluruh unsur untuk bisa membaca. Membaca huruf, angka, keadaan, ekspresi, suasana, iklim, baik melalui keterampilan lahir maupun mengasah ketajaman ruhani. Membaca, mengamati, menganalisa dan menyimpukan, semuanya dimungkinkan, dengan catatan Bi ismi Robbikalladzii Kholaq, dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, sebab bila semua kegiatan membaca itu tak disandarkan pada kebesaran nama Tuhan, tak diikuti dengan keinsyafan bahwa semuanya tak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan, maka semuanya akan hampa, tak berarti apapun.

Barangkali apa yang kita baca, amati, analisa dan simpulkan tak sepenuhnya benar, namun nyata sungguh bahwa kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan kecerdasan otak dan kejernihan mata, melainkan lebih luas dari pada itu. Membaca adalah persoalan kebeningan. Mampukah kita mengambil manfaat darinya kemudian diamalkan dalam hidup keseharian, dipraktekkan dan akhirnya membuat kita bertambah baik? Bila kegiatan membaca tak merubah apapun, tak semakin membuat kita mendekat padaNya, betapa ruginya ...
Naudzubillahi min dzalik, semoga kita dijauhkan dari keadaan seperti itu.

Maka pintar-pintarlah kita memilih bacaan. 
Cerdas memilih bacaan, membaca keadaan, memaknai perbedaan dan menjalani keseluruhan prosesnya adalah pengamalan nyata dari perintah Membaca, yang dipilih Allah sebagai wahyu pertama. 

Lalu sudahkah kita membaca?
Bila sudah, sejauh mana hal itu mendekatkan posisi kita di hadapan Tuhan?



Rabu, 08 Januari 2014

Hari ke-8 #1Hari1Ayat : Sebuah Sudut Pandang tentang Ayat Kursi


Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim



Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia 
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); 
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. 
Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya 
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, 
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. 
 Kursi [Kuasa] Allah meliputi langit dan bumi. 
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(QS. Al-Baqarah 255)


Pernahkah kita melihat atau membaca ayat ini dari sisi format penulisannya dalam Al-Quran? Yuk, kita coba mengkajinya lewat sisi penulisannya. Dalam hal ini saya menganalisanya dari Al-Quran format 18 baris. (Ada banyak cetak Al-Quran yang berbeda beredar di Indonesia, yakni format 15 baris dalam satu halaman, format 16 baris atau 18 baris).
Kenapa saya menggunakan format 18 baris? Karena lebih mudah dianalisa dan dipelajari sebagaimana yang telah saya dapat melalui ustadz saya.

Melalui kajian, dengan pendekatan metoda Struktur dan Format Al-Quran, format 18 baris, ayat Kursi yakni surat Al-Baqarah ayat 255 terdapat pada halaman 33 Al-qur’an, ayat ke 3 pada halaman awal juz 3. Ada apa dengan angka 3?
3 (tiga) seringkali jadi hitungan kesempurnaan. Misalnya, ketika ketika bersuci (thaharah). Dari mulai membasuh tangan, rambut, hidung, muka, rambut, telinga sampai kaki, semua mensyaratkan 3 kali membasuh. Meskipun ada beberapa yang memperbolehkan satu kali usapan saja.

Rasulullah saw mengajarkan kita untuk berdzikir usai sholat dengan membaca Subhanalah sebanyak 33 x, Alhamdulillah 33x dan Allahu Akbar 33 x pula.
Berdoa, apapun, baik membaca ayat Kursi atau doa lain, para ulama mengajarkan dengan hitungan 3 x.

Saya jadi ingat sebuah hadits yang berbunyi :

            "Sesungguhnya Allah adalah witr (ganjil) dan mencintai ganjil"  [HR. Abu Daud]

atau pada riwayat lain berbunyi :

"Dan Allah memiliki Sembilan puluh sembilan nama seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal dan mentafakurinya) akan masuk surga. Dia itu Witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil ." (HR. Bukhori-Muslim)

dan riwayat lain berbunyi :

"Sesungguhnya Allah Tunggal (Esa) dan suka kepada yang ganjil (bilangan yang tidak genap)" 
 (HR. Tirmidzi).


3, 33, adalah angka ganjil. Asma Allah 99, juga ganjil, Sholat Witir juga ganjil. Thawaf 7 x, ganjil. Dan malam Lailatul Qadar yang dijanjikan pada bulan Ramadhan sebagai malam seribu bulan pun berada pada malam-malam ganjil.

Di sanalah Allah banyak menyimpan keutamaan, memberi peluang bagi hambaNya untuk mendekat. Dan selalu, di jalannya itu penuh dengan kesulitan dan rintangan, godaan yang tak disadari. 

Ganjil dapat ditafsirkan sebagai lawan genap, dapat pula dipandang sebagai keadaan yang tak biasa atau ganjil. Maka, ayat Kursi biasa diajarkan untuk dibaca ketika menemukan hal-hal ganjil dalam keseharian kita sebagai upaya penenang atau pengobat rasa tak nyaman (baca : takut, ngeri dsb) ataupun perasaan lain yang sering tak mampu digambarkan. Juga penguat ruhani ketika godaan datang menyerang.

Yang lebih utama diyakini adalah ayat-ayat Al-Quran selalu memiliki tafsir yang kaya untuk membuat kita semakin percaya bahwa ia benar-benar mu'jizat dan Hudal lin Naas, petunjuk bagi manusia. Petunjuk bagi semua urusan tanpa kecuali. Lalu, kepada siapa lagi kita memohon petunjuk kecuali hanya kepadaNya? Allah swt Sang Tuhan Semesta Alam.

Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya ...