Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi"
janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi"
(QS Al-Munafiqun : 9)
Masya Allah ...
Subhanallah ...
Astaghfirullah ...
Entah mana yang harus kuucapkan. Nyatanya, ketiga ucapan spontan itu keluar juga dari lisan saya tadi malam, ketika menyaksikan penyitaan belasan mobil mewah dari seorang tersangkan suap, Tubagus Chairi Wardhana alias Wawan.
Takjub melihat banyaknya mobil mewah seharga milyaran rupiah terparkir di garasi rumahnya. Buat apa beli mobil banyak-banyak, mahal lagi, kan gak bakal dipake semua? pikirku begitu.
Tapi kemudian suami saya berkata lugas.
"Itulah godaan duniawi. Dia merasa bahwa itulah kebutuhan gaya hidupnya. Coba, buat apa ibu beli tas berbagai jenis?"
Deg!
Lho, kok jadi lari ke saya? Tapi saya gak protes. Saya jawab dalam hati : karena saya kan butuh tas itu? Lalu saya jadi mikir, iya juga ya. Tas satu atau dua, kan, cukup. Satu buat ngantor, satu buat pergi santai. Tapi gak begitu juga. Sebagai seorang perempuan, saya tergoda untuk tampil lebih modis dengan tas yang sesuai dengan acara dan baju yang dikenakan. Gak lucu dong kalau saya pergi main nganter anak berenang, misalnya, malah pake tas yang cocoknya buat ngantor. Meski gak bakal ada yang protes, gak matching aja ... hehe ... ngeles.
Oke sampe sini saya ngerti.
Kebutuhan dan gaya hidup setiap orang pasti berbeda, sesuai selera, sesuai pendapatan. Makin tinggi tingkat sosial seseorang makin tinggi juga tuntutan dan gaya hidupnya. Sampai sini gak ada yang salah secara logika. Tetapi terasa kurang srek bila kita melihatnya dari sisi ruhani.
Pentingkah gaya hidup dipertahankan?
Padahal Rasulullah saw telah mengingatkan lewat sabdanya :
Cinta harta dan kedudukan menumbuhkan kemunafikan dalam kalbu
sebagaimana air menumbuhkan sayuran
Akan datang sesudah kalian satu kaum yang memakan makanan yang enak dan mengenakan pakaian yang bagus. Perut mereka tidak kenyang dengan yang sedikit dan diri mereka tidak puas dengan yang banyak. Mereka bersandar dan merasa senang dengan keduniaan. Mereka menyediakan tuhan di samping Tuhan mereka. Kepada dunia mereka berharap dan kepada hawa nafsu mereka patuh.
(dari buku Imam Ghazali - Ziarah Ruhani)
Astaghfirullah ...
Di zaman ini telah banyak sabda Rasulullah terbukti. Padahal dalam kitab suci pun Allah telah mengingatkan bahwa harta dan anak-anak seringkali melalaikan kita.
Yang pasti, semakin banyak kita melihat dan mendengar berita di layar televisi, semakin banyak pula kita mengaca diri, telah ikut terseretkah kita dalam pusaran kemelut dunia hari ini? Sebab sedikit atau banyak ada peran serta kita di dalamnya. Entah langsung ataupun tidak, sebab nyatanya keterdiaman kita dalam banyak hal barangkali termasuk pada ranah pembiaran, yang memungkinkan kerusakan semakin menjadi.
Wallahu alam ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...