Aku tengah menekuri juz ke 29. Huruf demi huruf menuntunku menujuNya dengan cara yang sulit kugambarkan. Ia mengajakku berkelana dan menelusuri lorong-lorong yang semakin lama semakin menakjubkan. Padahal itu bukan yang pertama kueja 1 juz ba'da maghrib. Entah sudah kali ke berapa, aku tak hitung. Aku hanya menjalankan amanah guru untuk menjaga bacaan, 1 juz setiap hari, tanpa jeda.
Jangan ada tendensi apapun selain mengaji, luruskan saja niatnya, maka kelak melalui bacaan itu Allah yang akan menanamkan kefahaman dalam dada. Seperti yang telah IA firmankan dalam Alquran surat Al-Qiyamah ayat 16 - 19
Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.
Kerapkali kefahaman itu ada tidak selalu dalam bentuk bahasa verbal, dengan jelas dan terbaca. Melainkan ada pula cara yang sungguh tak bisa diduga tetapi membekas kuat dalam jiwa. Kefahaman yang dirasa oleh ruh, lalu tetiba saja kita tahu Allah telah menyentuh kita dengan caraNya.
Dan itu tak mudah dibahasakan, hanya bisa dirasakan, oleh sebuah perjalanan. MenujuNya.
Indah bukan?
Betul sekali
BalasHapusSubhanallah ...
Hapusterimakasih telah mampir, dik Santi
mbak, doakan saya bisa juga ya... susah banget untuk fokus nih :(
BalasHapusNah.., ini yang baru aku pahami mbak... bahwa kefahaman itu tak harus selalu dalam bentuk bahasa verbal yang jelas dan terbaca.
BalasHapus