Hanya ingin mengingatkan kepada diri saya, betapa kematian itu sungguh sagat dekat. Hari ini saya sehat, bahagia, tak kurang suatu apa, tapi tak bisa menjamin maut tak bakal datang hari ini. Sungguh, hidup selalu memberikan banyak kejutan.
Melihat berita di televisi. Hakim Agung yang kemarin sesumbar untuk tetap memelihara hukum dengan seadil-adilnya serta melaknat pelaku korupsi, kini harus ditekan egonya sendiri, bertanggung jawab pada perdagangan kursi jabatan yang menghempaskan seluruh harga diri dan kehormatannya. Apakah ia yakin bahwa maut tak akan segera menghampiri? Duhai, alangkah berat ketika sebiji buah yang dipetik harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan, kelak.
Lalu saya? Telah berbuat apakah hari ini? Agar esok atau lusa atau bahkan mungkin satu jam kemudian bisa berkata dengan benar di hadapanNya? Bahwa hanya kebenaran yang saya lakukan dan tak terselip dusta diantaranya?
Ya Allaaah ...
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka
sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran 185)
"Dan, datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.
Itulah yang kamu selalu lari daripadanya" (Qaaf : 19)
Benar, saya seringkali merasa bahwa waktu saya masih banyak. Sehingga suka lalai akan hal-hal yang sebaiknya saya kerjakan, untuk suami, untuk anak-anak, untuk diri sendiri, untuk orangtua, untuk lingkungan atau untuk orang lain. Padahal tahu apa saya akan waktu satu jam lagi? Saya hanya tahu tentang rencana-rencana yang saya susun, selainnya tidak. Saya tak tahu apa-apa.
Ya Allah, sebelum Engkau panggil saya, mampukan saya memberi manfaat untuk orang-orang sekitar wabil khusus keluarga yang mencintai dan saya cintai. Matikan saya dalam keadaan husnul khotimah, sehingga Engkau ridlo ...
Aaamiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...